Confession

2.2K 91 11
                                    

Park Jin Young 💖 Kim Ji Soo
    JinJi

•••

Jinyoung POV

Di sinilah aku berdiri saat ini, taman sekolah, dengan gadis yang kusukai sejak lama berdiri di hadapanku. Dia mengajakku bertemu di sini, dia bilang akan mengatakan sesuatu. Tapi sudah lima menit kami berhadapan di sini dan dia masih tetap diam, menundukkan kepalanya.

"Jadi, apa yang mau kau katakan?"

Jisoo mendongakkan kepalanya. "Aku ... menyukaimu," katanya kemudian langsung menundukkan kepala lagi.

Aku terdiam, masih mencerna ucapannya. "Kau bilang apa?" tanyaku karena ucapannya tadi kelewat cepat, belum lagi suaranya tidak terlalu kedengaran.

"Kubilang, aku menyukaimu."

Aku kembali terdiam. Kali ini ucapannya sangat jelas dan dia juga menatapku. Itu membuatku salah tingkah, belum lagi tatapan dan sorakan dari orang-orang yang saat ini menonton kami, itu membuatku kebingungan. Jadi, aku menatap ke sembarang arah sembari berkata, "Terus apa? Memangnya aku peduli?!"

Raut wajahnya berubah, lalu menghilang dari hadapanku. Dia berlari meninggalkanku yang masih terpaku disini.

Percayalah, aku tidak bermaksud berkata begitu. Sejak awal aku sudah mengatakannya, bukan? Aku menyukainya, tentu saja, hanya saja aku terlalu bingung. Aku tidak menyangka dia juga menyukaiku, selama ini aku hanya mengaguminya dalam diam.

Aku menjambak rambutku frustrasi. "Bodoh! Bodoh! Bodoh!"

•••

Author POV

Bel baru saja berdering. Para siswa sudah berhamburan keluar kelas, bahkan ada yang mendahului gurunya.

Jinyoung berjalan mendekati meja Jisoo, tapi belum sempat dia berbicara, gadis itu sudah beranjak keluar.

Jinyoung menghembuskan nafas. "Mungkin lain waktu," pikirnya, lalu kembali melangkahkan kaki keluar mengikuti Jisoo.

Baru saja melewati pintu, dia sudah dihadiahi pukulan di kepala. Dia menoleh ke belakang dan mendapati bahwa pelakunya adalah Bona—sahabat Jisoo.

Bona melototkan mata garang. "Apa?!"

Jinyoung menghela nafas, tidak berniat meladeni gadis di hadapannya.

"Aku sudah tau kalau kau itu tidak berperasaan sama sekali, tapi bukankah itu sangat keterlaluan?!"

Jinyoung terdiam, sepertinya dia tahu arah pembicaraan ini. "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu."

Bona kembali melemparkan tatapan tajam dan juga pukulannya. "Harusnya katakan itu pada Jisoo, bodoh!" kesalnya lalu pergi dari hadapan Jinyoung.

Jinyoung lagi-lagi mengehela nafas, kemudian melanjutkan langkahnya. Dia sudah tertinggal jauh dari Jisoo, tapi setidaknya dia sudah mengetahui kemana gadis itu akan pergi.

Dia telah berdiri di depan pintu masuk salah satu cafe yang ada di dekat sekolahnya. "Apa aku harus mengatakannya sekarang?" pikirnya lagi sembari berjalan bolak-balik di depan pintu.

"Permisi, kau menghalangi jalan," tegur seorang gadis sebayanya.

Jinyoung segera meminta maaf, lalu ikut masuk. Pemuda itu mengedarkan pandangannya setiba di dalam. Dia segera mendapati orang yang menjadi tujuannya kemari, gadis itu sibuk menghantarkan pesanan.

"Nanti sajalah." Jinyoung kemudian berjalan menuju meja yang biasa dia tempati. Selama dua bulan ini dia terus menempati meja itu dan tak pernah sekalipun Jisoo menyadari keberadaannya di situ. Bisa dikatakan meja itu seperti hak milik Jinyoung karena setiap dia kesana, meja itu selalu kosong. Tapi sayangnya kali ini meja itu sudah ditempati.

Story of My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang