ganda story 2

4 1 0
                                    

Sumber : https://googleweblight.com/i?u=https://cijechan.wordpress.com/&hl=id-ID

***

H

UTAN

Aku telah dewasa tapi aku kesulitan mengingat masa kecilku. Ingatan terakhirku hanya waktu kejadian itu
Dulu aku dan ibuku tinggal di sebuah desa dekat hutan. Ada beberapa rumah disana.

Aku sering bermain-main dengan kelima temanku yang juga tinggal bersama ibu mereka. Seperti biasa ketika liburan sekolah kami bermain dalam hutan, kami bermain petak umpet. Giliran 1 temanku yang jaga, kami langsung berlari mencari tempat sembunyi.

Aku berlari masuk agak lebih dalam. Aku sebelumnya belum pernah masuk ke bagian ini maka ketika kulihat sebuah bangunan aku heran ternyata ada rumah di dalam hutan. Aku memanjat pagar dan dari jendela melihat ke dalam rumah. Sesuatu hal yang aneh aku melihat sebuah meja bundar di atasnya ada 5 cangkir coklat yang masih panas.

Selagi memikirkan siapa penghuni tempat ini tiba-tiba samar-samar aku dikejutkan teriakan salah satu temanku, beberapa menit kemudian menyusul teman-temanku yang lain. Aku tidak tahu yg terjadi, yg terdengar hanya teriakan penderitaan yang sangat mengerikan. Aku takut dan keluar dari rumah itu, berlari dan terus berlari hingga sampai rumah.

Aku menceritakan hal ini pada ibu.
Lalu ibu menyuruhku masuk kamar. Aku sempat mendengar ibu menelpon ibu2 temanku menanyakan apakah anak-anaknya sudah pulang. 10 menit kemudian aku mendengar mobil-mobil bersirene berdatangan.
Aku melihat keluar rumah dari jendelaku dan melihat ibu ikut bersama mereka.

Kini aku sudah siap untuk mengetahui apa yg terjadi setelah itu. Di kantor polisi aku membaca arsip. Dikatakan bahwa para polisi bersama para ibu mendatangi rumah itu.

Di meja makan yg berbentuk bundar kepala teman-temanku di taruh di atas kursi dengan menghadap secangkir coklat yg masih panas. Dan di sebuah kamar mereka menemukan mayat-mayat lain yg berjumlah 50 org tanpa kepala dan beberapa mayat sudah disitu selama 2 tahun, mereka berasal dari berbagai kota.

Aku bergetar waktu membaca dokumen itu. Dan yang membuatku merinding adalah ketika polisi sudah membersihkan area itu dan mereka kembali kesitu di meja makan bundar itu kembali terhidang 5 cangkir coklat panas.

***

EVENING

Sore itu aku dan kakak perempuanku sedang menonton TV di ruangan keluarga kami yang kecil. Kami tinggal bersama dengan ibu kami di Apartemen lantai 10. Karena sekarang hari libur, jadi aku dan kakakku setuju untuk menghabiskan waktu dengan menonton TV, selagi menunggu ibu kami yang sedang belanja di pasar. Tiba-tiba, muncul ketukan dari pintu dan suara perempuan dari belakang pintu.

“Eh-.. halo-.. Bisa saya meminjam dan memakai toilet anda?” Tanya perempuan itu.

Kakak saya terlalu over protective dan memberikan isyarat tubuh ke saya untuk tetap diam, karena ibu selalu bilang untuk tidak mengijinkan seseorang yang tidak dikenal masuk tanpa pengawasan ibu. Lalu kami pun berdiam diri dan mengabaikan perempuan tersebut. Lalu setelah beberapa menit, terdengar suara Lelaki dari belakang pintu.

“Kali ini kalian beruntung”.

***

MAMA AKU PULANG

Sudah sebulan aku ditinggal sendiri oleh orangtuaku yang sibuk. Papa pergi keluar negri, mama ditugaskan keluar kota. Kamar orangtuaku terlihat dari luar. Agar terkesan rumah ini ramai, aku sendiri yang mematikannya ketika waktu tidur dan menyalakannya ketika gelap. Biasanya mama sendiri yang melakukannya.

Malam ini, aku sudah janjian dengan temanku untuk pergi ke pesta di rumahnya. Sore hari, aku beres-beres dan segera mengunci rumah lalu berangkat pergi ke rumah temanku. Memang belum waktunya tapi aku sudah bosan di rumah.

Singkat cerita, sehabis pesta aku pulang agak larut. Kulihat kamar mama sudah menyala. Kubuka pintu dan berkata sedikit berteriak karena aku senang mama pulang “Mama, aku pulang!!”.
Tapi… tidak ada siapapun di dalam rumah.

***

TEMANKU

Aku sedang duduk dengan temanku, dia orangnya periang dan sering bercerita. Sore ini dia bercerita tentang pengalamannya yang tak pernah habis.

“Jadi gini ceritanya, waktu jaman muka gue jerawatan!” kata dia sambil menyeruput kopinya.

“Gimana-gimana? coba ceritain” balasku.

Dia pun menaruh kopinya di meja taman sebelah dia, dan mulai bercerita.
“Ceritanya lucu deh, gue jadi diajak ama nyokap gue ke kamar buat diperiksa. Nyokap gue dulu masih dokter kulit, jadi lumayan lah gratis gue ngecek muka gua yang jerawatan.

Gua masa disuruh duduk di kursi gede kayak anak kecil aja, terus diolesin balsem kayak orang masuk angin” dia tertawa, lalu melanjutkan
“Terus nyokap gua bilang mau dipakein masker, jadi disuruh merem sebentar, terus dipakein maskernya” Dia berhenti, lalu menatap kedepannya.

Semenit kita hening, aku pun berkata “oi? bengong lu? terus gimana? mana yang lucunya?” tanyaku.

“Eh… abis itu gua lupa” jawabnya dengan cepat, lalu dia langsung lari kembali ke sekolah.

Angin melampaui mukaku dengan cepat, dan membuat mataku kelilipan, jadi aku tak sempat melihat dia lari ke sekolah, hanya melihat dia beranjak dari kursi. Setelah kuucak mataku selama 3 detiik, dia sudah menghilang.

“Cepat amat? perasaan dia gak pernah lari sekencang itu. Ah… mungkin sudah didalam sekolah”.

***

MUTILASI

Dua minggu yang lalu, aku membunuh istriku. Ia sangat bawel dan selalu merengek untuk meminta uang padaku. Jadi lebih baik aku bunuh saja dia. Aku mutilasi jadi beberapa baguan dan sampai sekarang mayatnya aku simpan didalam lemari di basement.

“Bruak!”

Suara apa yang jatuh di basement, aku turun dan melihat kesana. Gelap sekali. Aku mencari senter, ah aku lupa membawa senterku. Aku meraba-raba dan membuka lemari tempat aku menaruh mayat istriku. Dan benar saja, mayat istriku kembali keluar dari sana untuk yang kesekian kalinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hello guys I'm comeback, akhirnya bisa dapet cerita yang lumayan panjang walau hrs gabungin 5 cerita:) semoga kalian suka:) dont forget to vote and comment next.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
See you the next part. Love you all.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc. Thanks

BACAAN TERKUTUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang