"We fight for the truth!"
—GRAZIANO
MATA hazel Ares memandang jalanan dengan fokus. Ia baru saja pulang dari sekolahnya dan berniat untuk berkumpul di markas yang lumayan jauh dari jangkauan sekolah maupun keluarga.
Cowok yang bernama Ares ini adalah ketua geng motor dari GRAZIANO. Geng yang dibentuk oleh kakak Ares ketika semasa SMA dan kini jabatan ketua dialihkan kepada Ares.
Anggotanya tidak terlalu banyak, sekitar 20 dengan 6 anggota inti. Hanya sekedar geng untuk kumpul bersama. Namun, jika ada yang mengusik Ares maka tak segan ia akan mengajaknya duel.
6 anggota inti: Ares, Raga, Darren, Orbit, Angkasa, Regal
Ares tipe cowok yang tidak suka bermain-main. Jika ada masalah selesaikan sekarang atau tidak sama sekali. Sifat dingin dan cueknya selalu menarik perhatian dari berbagai kalangan, khususnya kaum hawa.
Ketika Ares berjalan di koridor pasti semua pasang mata tertuju padanya. Rahang tegas yang terukir sempurna, hidung mancung membuatnya terlihat sangat perfect.
Ponselnya berdering menampilkan sebuah nama salah satu anggota dari GRAZIANO.
Darren is calling...
Ares menurunkan kecepatan mobilnya. Tangan kirinya meraih ponselnya yang terbilang mahal, ia menggeser tombol berwarna hijau dengan sesekali melirik ke arah jalanan.
"Apaan?" Ares membuka suaranya terlebih dahulu.
"Lama amat, Res. Eh lo udah sampe mana?" tanya Darren di sana.
Suara sorakan teman-teman Ares terdengar di telinganya. Ares tebak pasti mereka sedang asik menonton pertandingan bola.
"Kenapa emang? Mau nitip?" sahut Ares dengan pekanya. Cowok ini memang cuek, namun sangat peka terhadap teman-temannya.
Darren terkekeh. "Hahaha, tau aja lo. Woy mau pada nitip apaan? Mumpung Ares masih di luar!" teriak Darren kepada yang lain.
"Mekdinya sepuluh porsi, Mas. Sesuai pesanan ya. Terimakasih." Darren berlagak seperti berbicara dengan ojek online. Itu membuat Ares mendengus kasar.
"Bodoamat!" Ares mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Meskipun itu ia tetap melajukan mobil mewahnya menuju McD untuk memenuhi keinginan teman laknatnya.
•••
Sekumpulan lelaki yang asyik dengan urusannya masing-masing seraya menunggu ketua mereka datang membawa makanan.
Cowok dengan bandana putih yang terikat di kepalanya, ia adalah Angkasa. Cowok paling genit di GRAZIANO, sudah menjadi kebiasaan bagi Angkasa ketika mendapat julukan playboy atau semacamnya.
Orbit dan Angkasa sedang asik bermain game di PS yang memang termasuk fasilitas di markas mereka. Dan hampir semua fasilitas di sini, Ares yang membeli dan melengkapinya.
"Anjing lo, Bit. Salah oper bego!" umpat Angkasa ketika Orbit salah mengoper bola di permainan.
Orbit tertawa mendengar keluhan Angkasa. "Santai, Bos. Lo aja yang nggak dapet operan gue," sahut Orbit, si cowok paling ramah di antara mereka.
Semuanya terlihat asik dengan kegiatannya sendiri. Ada yang bermain game di ponselnya, ada juga yang saling bertukar pesan dengan kekasih contohnya: Darren. Tak lupa dengan Raga yang selalu membuat suasana menjadi ramai.
Tingkahnya terkadang menyebalkan namun menggelitik. Jika tidak ada Raga maka serasa ada yang kurang dan tak lengkap.
"Aku bukan bonekamu," nyanyi Raga dengan santainya seraya bermain ponsel.
"Najis kaya nggak ada lagu lain aja lo!" celetuk Regal yang bangun dari tidurnya.
Raga menatap Regal sekilas. "Ngapa emang? Asik gini kok lagunya. Kalo pacar lo punya lagu tuh di dukung, Gal."
"Anjir! Mendingan gue jomblo sampai tua daripada pacaran sama Kekeyi."
Yang lainnya hanya dapat menyimak perdebatan kecil antara Raga dan Regal.
Tin... Tin...
"Makanan datang!" seru Raga.
Benar yang dikatakan Raga.
Ares keluar dari mobil Mercedez Benz miliknya dengan kedua tangan yang penuh oleh kantong makanan. Ia berjalan memasuki markasnya.
Cowok itu meletakan beberapa makanan di meja yang terbuat dari kaca. Teman-teman Ares langsung berhenti dari kegiatan mereka, lalu bergerak menuju meja yang terdapat makanan itu.
Cacing-cacing sudah menuntun empunya untuk segera makan.
Ares hanya tersenyum tipis. Lalu, ia duduk di sofa. Dan membuka ponselnya.
"Woy! Res, nggak makan?" tawar Orbit.
Cowok itu menggelengkan kepalanya. "Nggak, buat lo semua aja."
"Mantul!" seru Regal kesenangan karena dapat makanan.
Mereka seperti tidak makan berbulan-bulan. Ares pun heran dengan temannya. Ares membuka ponselnya yang sedari tadi berdering tanpa henti.
(10) Chat dan (20) panggilan tak terjawab dari Zia.
(3) Panggilan tak terjawab dari Alas.
(5) Panggilan tak terjawab dari nomor tanpa nama.Ares sudah biasa mendapat panggilan dari nomor tanpa nama.
Cowok itu memutuskan untuk membuka pesan dari Zia, sang mantan.
Zia : Ares.
Zia : Kamu di mana? Kak Alas tanyain kamu ke aku.
Zia : Res. Ada masalah lagi?
Zia : Kok nggak jawab telepon sih?
Dan masih banyak lagi.
Ares : Jgn blg apapun ke Kak Alas.
Ares : Gue bkl balik ke rmh, tng aja.
Tak lama kemudian balasan dari Zia.
Zia : Oke, Res. Jaga diri kamu baik-baik. Kalo ada apa-apa bilang aku, aku selalu sayang kamu.
Ares : Hm.
Ares muak dengan semuanya.
TBC
Hai! Masih ada yang bangun?
Terimakasih yang udh sempatin waktu buat baca cerita aneh ini, makasi yang udh komen dan vote❤
Oh iya, untuk cerita Raja kenapa gak ada? Karena lagi aku rombak alur, semoga cepet kelar. Sembari nunggu, aku update di sini juga.
See you di part selanjutnya!❤
Oh iya, ada yang Army di sini? Happy birthday to you!💜
Dadah!👋
Cilacap, 9 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
HERES
Teen FictionCowok dengan sejuta pesona yang mampu mengunci semua pandangan tertuju padanya. Dengan fisik dan otak yang sempurna, namun tidak dengan sifat. Berandal, satu kata yang mendeskripsikan Ares. Hingga ada saatnya, Ares berjuang untuk membuat Hera perca...