1. SISI KELAM

608 64 12
                                    

1. SISI KELAM

"The perfect one does not mean really perfect."

ARES menyisir rambutnya menggunakan jari-jemarinya. Cowok itu berdiri di depan cermin menatapnya dengan datar. Ia memakai atasan osisnya, namun dengan sengaja Ares biarkan terbuka tanpa dikancing. Tenang saja ada kaus hitam yang melindungi tubuh atletis Ares.

Biarpun hari ini adalah senin, yang artinya akan ada upacara nanti. Tetap saja, Ares nekat tidak berseragam sesuai aturan. Dasinya pun ia masukan ke dalam saku celana.

Cowok itu menyambar tas hitamnya lalu diletakkannya di bahu kanan. Ia berjalan ke luar kamar dan menguncinya. Satu per satu anak tangga Ares turuni, hingga suara yang sangat ia benci terdengar.

Mungkin, bagi sebagian anak remaja pagi hari disambut suasana yang indah untuk memulai hari. Namun tidak dengan Ares. Paginya selalu disuguhkan dengan keributan yang membuat moodnya semakin buruk.

"Apa yang kamu tau tentang saya?!" teriak pria yang bernama Faros.

Sedangkan perempuan dengan raut wajah sedih bercampur marah menatap Ares yang baru saja turun tangga. "Kamu butuh bukti apalagi? Faros, inget ya! Ini peringatan terakhir buat kamu, aku tau kamu main perempuan di luar!" seru Mega.

Ya, kurang lebih seperti itu perdebatan yang selalu Ares dengar ketika orang tuanya adu mulut. Hampir setiap pagi atau bahkan malam, ingin sekali Ares berkata jangan beradu mulut di rumah, itu menganggu istirahatnya.

Tapi percuma saja, itu hanya akan membuang tenaga.

Ares menghela napasnya, ia menutup pintu rumah dengan kencang. Berharap kedua orang itu berhenti bertengkar.

Brak!

"Berantem mulu, muak gue dengernya," gumam Ares seraya berjalan menuju garasi.

Dibalik ketenaran Ares, kepintaran Ares dan segala yang terlihat sempurna di depan. Ada keluarga Ares yang berantakan, rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman tapi justru sebaliknya. Sangat membuat Ares tertekan. Apalagi jika ada suara bantingan barang yang sangat membuatnya geram.

Maka dari itu, Ares lebih memilih pergi ke markas hingga malam. Baru lah jika sudah dini hari ia pulang ke rumahnya yang mewah namun sepi.

Ares mempunyai satu kakak, namanya Anta Granda Alaska. Yang mempunyai nama panggilan Alas. Alas sudah menginjak dunia perkuliahan, yang kadang tidak pulang ke rumah melainkan ke Apartemen pribadinya.

Namun, Alas lah yang mengetahui perkembangan Ares. Bagaimana berandalnya Ares di sekolah dan dunia luar, namun Alas percaya Ares dapat menjaga dirinya agar tidak kelewat batas.

Ares tidak ingin terlihat lemah dan dipandang kasihan. Ia tidak ingin ada yang tau bahwa keluarganya is not perfect.

Kendaraan beroda dua berwarna hitam dengan beberapa bagian tergores, ya, kalian pasti paham. Keluar dari halaman rumah berwarna monokrom.

Suasana Jakarta di pagi hari sangat menyesakkan karena beberapa insan juga memiliki tujuan yang sama yaitu berkerja dan menempuh pendidikan. Namun, dengan lihainya Ares dapat menerobos kemacetan dan datang ke sekolah tidak terlalu lama.

HERESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang