ROMEO TAKE ME SOMEWHERE WE CAN BE ALONE
I'LL BE WAITING , ALL THERE'S LEFT TO DO IS RUN
YOU'LL BE THE PRINCE AND I'LL BE THE PRINCESS
IT'S A LOVE STORY
BABY JUST SAY, YESRiana sedang melakukan konser tunggal dikamarnya. Dengan menjandikan sisir sebagai mikrofonnya.
DOR DOR DOR
Suara gedoran pintu menghentikan aktivitas Riana. Ketika dia membuka pintunya, disana sudah ada Sekar,ibu Riana.
"Kamu tuh ya, ini udah malam." Ucap ibunya sambil berkacak pinggang.
"Mamaku sayang, aku juga tau kalo ini udah malem." Ujar Riana.
Sekar menghela napasnya, "Anakku sayang, kamu berisik banget. Gimana entar kalo tentangga demo gara-gara suara wow kamu itu?"
"Ck,Mama."
"Udah ah,ayo turun. Temenin mama nonton tv. Cepet!" Titah Sekar.
"Iya ma,iya."
Riana mengekori ibunya ke lantai bawah. Tepatnya ruang keluarga. Sekar duduk di sofa di ikuti Riana yang merebahkan dirinya di sebelah sekar.
"Ah,mama nontonnya ini terus. Padahal kan udah di ulang-ulang." Ucap Riana kesal.
Bagaimana Riana tidak kesal,setiap dia melihat ibunya menonton tv, pasti terdengar lagu.
Kumenangis membayangkan
Betapa kejamnya dirimu atas diriku
Kau dua kan cinta ini
Kau pergi bersamanya"Kamu liat dong dek, itu istrinya kasian di fitnah mulu sama mertuanya." Ucap Sekar sambil fokus kepada tayangan di depannya.
Riana mengendus kesal, "Itu boongan maa." Riana bangkit dari duduknya, "Riana mau ke atas aja." Lanjutnya.
"Ana."
Panggilan seseorang mengehentikan langkahnya.
"Kak Bianca."
Riana langsung menghampiri Bianca lalu memeluknya.
"Kangen banget." Ucap Bianca.
Riana melepas pelukannya, "Kenapa jarang main kesini?" Ucap Riana sambil mengerutkan bibirnya.
"Ajak duduk dulu Biancanya dong, dek." Titah Sekar.
"Gue gak di peluk nih?" Tanya Satya.
"Sini, bang Sat." Ucap Riana.
"Jangan panggil gue bangsat napa!" Ucap Satya kesal.
Riana menjulurkan lidahnya,"Itu kan nama, lo."
"Panggil kak Satya!" Titah Satya.
"Gak."
"GADA AHLAK LO, NA." Teriak Satya.
"Satya,jangan teriak-teriak." Ucapan Sekar membuat Riana tertawa dengan muka mengejek, "Kamu juga Ana, manggil kakaknya yang bener."
Sekarang giliran Satya yang tertawa. Diikuti Bianca yang ikut tertawa melihat tingkah adik kakak di hadapannya. Jika dia dan adiknya serumah seperti dulu, mungkin akan seperti Satya dan Riana.
"Papah mana,mah?" Tanya Satya yang tidak melihat keberadaan papahnya.
"Papa Bram kan orang sibuk,gak kaya bang Sat. Kerjaannya main game mulu." Jawab Riana.
"Yang ditanya siapa,yang jawab siapa." Ucap Satya.
Riana mengambil tempat duduk didekat Bianca, "Kak Bi, ko jarang main kesini sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Double R
Teen FictionEs teh manis saksi bisu pertemuan kita. Apakah kisah kita akan semanis es teh manis atau es teh tanpa gula?