Bagian:1 CS

182 45 43
                                    


Happy Reading ♥️

Happy Reading ♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sinar matahari masuk melalui celah gorden kamar, seorang gadis yang tengah bermimpipun tidak terusik sama sekali.

Bergerak kesana-kemari untuk mencari posisi yang nyaman. Hingga seseorang mengetuk pintu kamarnyapun tidak menggangu tidur cantiknya. Sangking nyenyak gadis itu terlelap ia pun tidak menyadari jika ini sudah siang.

“Amel bangun!” Ucap seseorang yang tadi mengetuk pintu kamarnya. Ia langsung masuk begitu mengetahui pintu kamar tidak terkunci.

Hening. Tidak ada sahutan dari sang empu yang masih berkelana di alam mimpi.

“Amel kalau kamu gak bangun juga Mas siram kamu!” Tegas pria itu.

Samar-samar Amel mendengar perkataan pria itu. Tapi ia juga tidak membuka matanya sebab ia pikir suara itu berasal dari mimpinya.

Pria itu menghela nafas melihat Amel yang tidur mirip kebo. Sangat susah untuk di bangunkan. Dengan jengah pria tersebut berjalan mendekati jendela kamar dan membuka gorden. Sehingga sinar matahari langsung masuk kedalam kamar menyinari wajah Amel.

Amel yang terusikpun lantas tidak juga membuka matanya. Malah ia berpikir sinar tersebut adalah sinar surga. Apakah ia sudah mati? Itulah yang ada di pikirannya saat ini.

“AMEL!!” Mendengar teriakkan tersebut Amel langsung membuka kedua matanya.

Ternyata yang ia dengar dari tadi itu nyata. Itu adalah suara Masnya, Lee Minhyuk.

Minhyuk adalah saudara laki-lakinya Amel yang terpaut usia tiga tahun lebih tua darinya. Amel memanggilnya dengan sebutan ‘Mas’ sebab menurut Amel lebih cocok dari pada ‘Abang’ atau ‘Kakak’.

“Eh? Mas pagi-pagi kok udah rapih?” Tanya Amel yang bangkit untuk duduk sambil mengucek matanya menghilangkan belek.

“Pagi? Ini udah siang Amel!” Gadis tersebut langsung menatap jam dinding yang ada di kamarnya.

Seketika mata Amel membulat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang.

“Serius udah jam segitu? Nanti jamnya habis batrai.” Katanya sambil menunjuk jam.

Minhyuk memijat pelipisnya. Untung ia hanya memiliki satu Adik sempat banyak bisa-bisa dirinya mati muda.

“Udah sekarang kamu mandi. Siap-siap ke agensi, Mas mau balik ke kantor lagi. Untung Mas yang pulang untuk ngambil berkasnya, kalau enggak pasti kamu masih tidur sampai malam.”

Sebelum keluar Minhyuk menyuruh para maid untuk menyiapkan air hangat untuk sang Adik. Dan tidak lupa memarahi mereka karena tidak ada yang membangunkan Amel.

Biasanya yang membangunkan gadis itu adalah sang Mami. Tapi kedua orang tua mereka saat ini sedang di luar negeri untuk menjumpai salah satu rekan bisnis Papi. Jadi lah hanya Minhyuk dan Amel yang berada di rumah ini. Beserta para pekerja yang cukup banyak membuat rumah tetap ramai.

Crazy SingerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang