Cuaca sangat buruk

68 35 0
                                    

-Boy with eyeglass-

'Hal yang dapat aku lakukan sekarang hanyalah mencintaimu'

💛💛💛

Jam menunjukkan pukul dua siang, sejak kedatangan Namjoon langsung dekat dengan Zhave dan sampai sekarang pria itu berada di kamar Zhave membuat lagu bahkan bermain game bersama.

Sedangan Namtae berada di kamarnya, merekam kehidupan nyatanya hari ini, memperlihatkan awan gelap yang membuat langit Amsterdam menjadi seram.

Seseorang mengetuk pintu jadi Namtae buru-buru mematikan kameranya dan menyuruh orang itu untuk masuk.

Namjoon datang membawa senampan makanan dan camilan, tidak lupa susu pisang kesukaan Namtae ada disana.

Dia masuk atas seizin orang tuanya dan duduk di sofa bersama Namtae setelah menyimpan makanan itu di atas meja.

"Tadi pagi kau tidak sarapan dan jangan juga tidak makan siang. Aku tidak mau kau sakit karena jarang makan"

Namtae hanya mengangguk. Dan rasanya canggung berada di dalam kamar yang sama dengan seorang pria. Kakaknya saja selalu dilarang masuk oleh Namtae sendiri tapi jika mengusir Namjoon, dirinya tidak sanggup.

Sementara Namtae menyantap makanannya, Namjoon membuka kamera milik Namtae dan menonton rekaman sebelumnya.

"Dasar ya si hyung tua itu. Banyak ibu-ibu yang mencintai dia termasuk ibuku" Kekeh Namjoon.

Namun ketika Namtae sedang mengunyah petir datang menyambar langit setelah menampakkan kilat yang menyorot kamar Namtae.

"Aw" Lirihnya karena bibirnya tidak sengaja tergigit ketika petir menyambar, sehingga sekarang bibirnya mengeluarkan darah yang lumayan banyak karena kulitnya terbuka.

Namjoon langsung buru-buru mengambil tisu yang terletak di nakas.

"Tahan ya, aku akan membersihkan darahnya" Ucapnya dengan manis kemudian memulai aksinya itu.

Entah kenapa Namtae merasa sangat nyaman dengan Namjoon apalagi ketika berdekatan seperti ini, biasanya Namtae akan memberi jarak pada lelaki mana pun yang menyukainya, tetapi kali ini rasanya berbeda.

"Lain kali hati-hati, bibirnya tidak ter___"

Ucapannya terpotong ketika kilat menyambar lagi bersamaan dengan Namtae yang melompat kedalam pelukan Namjoon.

Pintu terbuka dalam sekali hentakan membuat Namjoon terkejut tapi tidak dengan Namtae, dia tetap berlindung di dada bidang Namjoon.

Retta terkejut melihat mereka sedang dalam posisi seperti itu "Namtae takut dengan petir dan hujan besar jadi tolong jaga dia ya" Ucapnya kemudian meninggalkan kamar Namtae.

Namjoon kira ketika Retta datang maka dia akan mengusir Namjoon karena memeluk putrinya sembarangan tapi ternyata kenyataannya Retta baik-baik saja.

Ini menyenangkan. Pikir Namjoon.

Ah sial. Handphone nya menganggu saja.

"Namtae-yaa bisa lepaskan dulu?"

Perlahan Namtae melepaskan tubuhnya dari Namjoon dengan ragu karena dia masih takut.

"Ne hyung"

"Hyung keadaan diluar sangat buruk mana mungkin aku bisa pulang, aku peduli dengan keselematan ku"

"Ya memang benar"

"Iya hyung aku akan menjaga diriku disini dan ketika cuaca normal aku akan pul__"

Namtae berteriak sangat kencang sehingga membuat Namjoon diam. Suga yang berada di telepon pasti mendengar.

"Ah hyung! Kau sedang bersama seorang gadis kan! Aku mendengar itu!"

Ah sial, ternyata Suga memasang mode speaker dan disana ada Jimin atau memang mereka sedang berkumpul, habislah dirinya ketika pulang ke hotel akan mendapatkan banyak pertanyaan.

Terpaksa Namjoon mematikan panggilan.

Dia melihat Namtae gemetar sambil memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di antara lututnya itu.

Dengan ragu Namjoon mendekatinya dan memeluk gadis yang ketakutan karena petir itu.

'Kupikir aku hanya menyukaimu ternyata aku sudah mencintaimu' -batin Namjoon.

^^^

Malam pun tiba tetapi cuaca malah semakin bertambah parah, dan anginnya sangat dingin mampu membuat apapun yang berada di luar akan membeku karenanya.

Namjoon semakin risau. Pasti anggotanya juga khawatir pada Namjoon karena sekarang mereka berpisah karena cuaca yang sedang tidak baik-baik saja.

Namtae menghampiri Namjoon yang berdiri di dekat jendela.

"Kenapa wajahmu seperti itu?"

Namjoon terkejut karena Namtae datang tiba-tiba "aku risau"

Mereka berdua membalikkan badannya bersamaan ketika pintu terbuka dan memperlihatkan Retta dengan handuk di kepalanya.

"Keadaan malah semakin memburuk, ku sarankan sebaiknya Namjoon kau menginap disini saja malam ini karena diluar sangat buruk" Ujar Retta seraya berjalan mendekati mereka.

Menginap bukanlah ide yang buruk tetapi bagaimana dengan anggotanya? Apa mereka akan memberinya izin?

"Aku yang akan meminta izin pada Seokjin"

Mereka berdua terkejut dan memandang Retta dengan kebingungan.

"Kenapa? Kenapa kalian melihatku seperti itu? Sudahlah tenang saja, Namjoon nanti akan ku bawakan pakaian milik Zhave untukmu" Ucapnya lagi sebelum meninggalkan kamar.

"Wah! Ibuku sudah liar. Bagaimana caranya dia bisa mengabari Seokjin?" Ucap Namtae terheran-heran.

Namjoon melirik ke arah ranjang, disana ada selimut tebal dan bantal yang sudah rapih "itu?"

Namtae menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Namjoon "oh itu, jika cuaca sedang begini aku memang biasa tidur di ruang televisi karena suara petir tergantikan oleh suara televisi, apa kau mau ikut?"

"Baiklah jika kau memaksa"

"Hey siapa yang memaksa huh?" Namtae terkekeh seraya menaikkan dagunya.

Eyeglass Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang