-Boy with eyeglass-
'Saya tidak akan menyesalinya hari ini
Waktu tidak dapat memisahkan kita
Untuk saat ini akan bertahan selamanya
Anda membakar hatiku'💛💛💛
"Apa? Hilang?"
Retta berubah menjadi sangat panik, dia hampir saja menumpahkan kopi di tangannya saat dokter berkata seperti itu.
"Pihak kami sudah mencoba mencari, tidak ada dimana-mana dan teleponnya tidak aktif. Tapi kami akan terus mencari, saya permisi" Dokter Oh membungkuk kemudian meninggalkan ruangan Namtae.
Dengan jemari yang gemetar, Retta menekan nomor Rey.
Dia bersama Zhave baru saja sampai di Korea beberapa jam yang lalu dan sekarang mereka sedang di penginapan.
"Namtae hilang"
Retta berbicara dengan gemetar.
Di sebrang sana juga suara Rey langsung berubah, dia juga tidak kalah paniknya dengan Retta ketika awal.
Panggilan terputus, dan Retta langsung lemas, dia jatuh di tepat di atas kursi.
^^^
Ini pukul sebelas malam. Waktu yang sangat cocok untuk tidur. Seokjin duduk di atas ranjangnya, meregang kan otot tubuhnya yang terasa pegal.
Kemudian dia mengambil handphone nya karena beberapa menit yang lalu, ada pesan masuk tapi Seokjin abaikan dulu karena dia masih merapihkan dapur.
'Ini Rey, Namtae hilang. Jika kau mau bantu mencari cepat datang ke rumah sakit'
Benar saja dugaannya, pasti ada saja masalah buruk yang datang. Karena sedaritadi perasaannya tidak jelas.
Sekarang, Namjoon sedang melakukan siaran langsung bersama Taehyung. Jadi, tidak mungkin Seokjin mengganggu nya.
"Suga, jika yang lain bertanya katakan aku pergi ke rumah sakit!"
"Hyung mau apa kau kesana?"
Seokjin tidak menjawab pertanyaan Suga, dia tetap berlarian menuju garasi dan melaju dengan kencang ke rumah sakit.
^^^
Disinilah dia, masih di tempat usang kemarin. Dirinya sendiri terasa sangat lemas seperti tidak bernyawa. Matanya sembab karena terlalu lama menangis.
Pelan-pelan Namtae mencoba berdiri dan mengambil tongkatnya. Dia pergi ke rooftop gedung ini.
Sungguh pemandangan yang sangat indah, karena malam ini adalah malam bulan sabit, bulan yang sangat Namtae sukai.
"Ya, ini adalah malam terakhirku bisa memandang langit seperti ini, sebentar lagi aku benar-benar akan mati, betul?"
Dirinya sudah gila. Yang ada di otaknya hanya bunuh diri. Dia tidak terlalu kuat dengan semua hujatan yang sangat menyakitkan.
Namtae berdiri di pinggir gedung, menghembuskan nafasnya beberapa kali. Dia melihat kebawah, lumayan tinggi.
Namtae melempar tongkatnya ke sembarang tempat yang jauh dari jangkauannya. Dirinya sudah tidak seimbang, sebentar lagi akan jatuh.
Dan...
"Ya! Bodoh!"
Sial. Kenapa harus ada yang datang.
"Tidak mau! Lepaskan aku! Tidak ada gunanya lagi hidup ini!" Namtae tetap bersikeras untuk mengakhiri hidupnya dan dia sendiri tidak tau dengan siapa dia bicara.
"Tidak boleh! Jangan menjadi gila!"
"Aku tidak gila! Aku hanya tidak kuat menjalani hidup seperti ini!"
Orang itu adalah Namjoon. Dia mengeluarkan semua tenaganya agar bisa membawa Namtae ke tengah lagi.
Sialnya. Tenaga gadis itu sekarang sangat kuat.
Tapi itu tidak bertahan lama. Setelah Namjoon membawanya ke dalam pelukan. Walaupun dia masih memberontak tapi tidak apa-apa.
"Tenangkanlah dirimu, jangan lakukan itu" Ucap Namjoon seraya mengelus pundak Namtae.
Gadis yang berada di pelukannya perlahan mulai lemah hingga mereka terduduk bersama.
Tapi, tangisannya tidak kunjung berhenti, matanya sudah sangat kecil nyaris tidak kelihatan.
"Jangan lakukan itu ya, kumohon padamu" Ucap Namjoon sekali lagi.
"Memangnya kenapa? Kenapa aku tidak boleh? Ini hidupku, aku berhak melakukan apa saja!"
"Hey dengar! Seharusnya kau jangan menjadi lemah seperti ini hanya karena komentar negatif kemarin. Ingat! Mereka hanya sirik padamu, jangan menganggap itu serius! Masih ada yang melindungimu"
"Siapa?"
"Aku"
Setelah kalimat itu, Namtae menelan air liur nya, mencoba menghentikan air matanya. Dan menatap yang barusan bicara.
Dia baru sadar bahwa itu Namjoon.
"K-kau?"
"Iya aku. Orang yang akan melindungi mu selamanya" Kalimat terakhir Namjoon penuh penekanan.
"Tapi kenapa?"
"Kenapa kau malah bertanya? Ya karena aku mencintaimu" Namjoon menekan kalimat 'aku mencintaimu'.
Namtae tertawa dia tidak menganggap itu serius "apa? Apa kau sedang ngantuk? Mana mungkin ada yang mencintai gadis cacat seperti ku!" Namtae memukul-mukul dada Namjoon.
"Ada!"
"... Aku! Aku yang menyukai gadis cacat itu"
Kali ini, Namtae percaya. Karena wajah Namjoon sangat serius, Namtae menatap lekat-lekat bagaimana wajah Namjoon yang berubah menjadi lebih serius setelah mengatakan itu.
Namtae mendorong tubuh Namjoon kuat-kuat "menyingkir lah dariku, itu hanyalah kata-kata yang kau ucapkan agar aku tidak melakukan ini kan?"
Gadis gila itu kembali berdiri di ujung batas, merentangkan kedua tangannya.
Walaupun lengannya sakit, tapi Namjoon tetap bangun dan kembali menangkap Namtae. Membawanya kembali kedalam pelukan.
"Jangan jadi gila!"
Lambat laun tangisnya mulai reda, sampai Namjoon rasa tubuh Namtae sudah tidak ada bebannya, dia menunduk dan melihat bahwa Namtae sudah tidak sadarkan diri.
"Dasar gadis gila" Gumamnya.
!!!!
HALOWWW KALIAN YANG BACA INI JANGAN LUPA VOTE SAYANG, DAN MAAP YA AUTHOR BARU APDET KARENA LAGI NUMPUK BANGET TUGAS, HEHEHEEE.
❤💜🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyeglass
FanfictionKim Namjoon,Seorang Idol papan atas dan hampir seluruh dunia sudah mengenalnya, sudah hapal dengan kehidupannya mengalami stress karena dirinya sendiri, hingga seorang gadis yang akan debut menjadi idol sepertinya datang menolong Namjoon untuk kelua...