" Jangan jadi reader silence ya
Biasakan vote terlebih dahulu sebelum membaca."Semoga hari kita baik-baik saja.
"lo kemana sih dasi" kelu gadis berseragam putih biru seraya mengobrak-ngabrik lemari Pink miliknya.
Sudah hampir 20 menit ia mencari benda kecil terkutuk itu. Tapi hasilnya nihil. mungkin setelah ini ia akan berpasrah jika nantinya terkena hukum oleh Pak Harto, guru yang terkenal super killer di sekolah nya.
Sepersekian detik ia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiri nya. Pukul 07:15 WIB.
"Ck. Mampus gue" seraya memijat pelipis nya yang tidak gatal.
Langkahnya ia percepat menuju lantai bawah. Semoga saja kakaknya itu belum berangkat. Kalau tidak quote "sudah jatuh tertimpa tangga"
Berlaku untuknya hari ini.lega rasanya melihat Arya masih mengenakan sepatu.
"Kak antar ara dulu yaa" untung saja sekolah mereka satu arah. Jika tidak, mungkin arya sudah menolak mentah-mentah.
"Hm"
Di menit selanjutnya Ara dan Arya menghampiri sang mama yang sekarang masih di meja makan. Tapi tidak dengan ayahnya.
"Ma ara berangkat dulu yaa"
"Arya juga" mereka bergantian menyalimi sang mama.
"Belajar yang rajin ya nak"seraya mengusap kepala kedua anaknya.
"Oke ma"
***
"Bik, Ara mesen bakso kayak biasa yaa"ucapnya kepada bibik kantin yang telah menjadi langganannya.
"Siap, taburin bon cabe kan diatasnya?"
"100 buat bibik" seraya memperlihatkan lesung pipi yang menjadi ciri khas nya. Satu fakta yang perlu di ketahui, selain cantik ia juga mempunyai lesung yang memperindah kedua pipi nya.
"Bisa gak si ra sehari aja gak makan bon cabe" omel Nisa yang mulai geram kepada Ara.
"Bukannya apa, gue takut ntar lo penyakitan" lanjutnya lalu dianggukan oleh Vita dan Zahra.
"Kalian ini kenapa sih! Biasanya juga B aja" sahut ara sedikit emosi lalu pergi meninggalkan mereka.
"Neng ini pesanannya" teriak bik Inah si penjual bakso melihat yang memesan malah pergi begitu aja.
"Kasih kucing aja bik, uangnya udah ara selipin di deket tisyu" ada-ada saja. Pikir bik Inah.
****
"Dim, lo udah selesai? Kumpul yuk"ujar Ara kepada Dimas.
Dimas adalah teman sekelas yang menyukai gadis itu sejak kelas 7. Ia sempat menyatakan perasaanya kepada Ara. Tapi gadis itu menolak.
"Belum nih ra, masih ada satu soal yang gue nggak ngerti"
"lo kumpul bareng Nisa aja, kayaknya dia udah selesai" tunjuknya kearah Nisa.
"Hm. gue duluan" ucapnya pergi menuju meja guru.
"Tuh anak ngapa nis?" tanya Dimas karena merasa aneh dengan sikap Ara. Karena setahu Dimas gadis itu tak suka jalan jika tidak ada teman disampingnya. Pernah suatu hari Dimas menanyakan hal ini kepada Ara.
Flashback on
"Dim anterin gue ke kantor yuk?"
"Ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Forever [On Going]
Teen Fiction"Pertemuan itu menjadi akhir dari kerinduan yang selama ini gue rasain. Thanks, udah mau jadi princess kecilnya gue." -Irham Ardilova "gue fikir, pertemuan itu hanya kebetulan. ternyata gue salah, Allah lebih dulu...