》pembuka《

29 3 0
                                    

Jaman makin maju, teknologi berkembang, perbuatan menyeleweng dari adanya perkembangan makin melejit. Ia memijit pelipis mendengar berita yang lagi-lagi ditayangkan televisi tipis yang menggantung di atas dinding ruang kerjanya.

"Om Jae!"

"Loh?"

Ia mengernyitkan dahi mendapati kedatangan gadis kecil sepinggangnyaーeh, mungkin lebih pendek lagi? Yang pasti, kedatangannya jadi tanda tanya besar. Kalau bukan dia yang minta, mana mungkin datang kemari, terlebih sendirian.

"Mana Papa, Mama kamu?"

"Berantem. HUAA AKU LAGI ULANG TAHUN PADAHAL?!"

Sontak ia menutup kedua telinga, gadis itu pun mengatupkan bibir, paham kalau suaranya semenggelegar itu. "Maaf, Om." Ia memainkan jemarinya di depan dada. Bibirnya bergetar, kedua pipinya memerah basah air mata.

"Ya udah, ayo, aku beliin hadiah atau mau apa?"

Gadis itu pun mendongak dengan binar di kedua matanya. Menengadakan kedua tangan ke depan, "Mau jam tangan ajaib punya Om Jaemin aja."

"Bukan ajaib heh!"

Jaemin mengusap dahi, makin pening kepala melihat anak orang memohon-mohon dengan semenggemaskan ini. Andai dia bukan anak sahabatnya pasti sudah ia tolak habis-habisan.

Ia menghela, "Bentar." Dibukanya laci meja kerja, lalu mengambil jam yang dimaksud dan bangkit dari kursi. "Kamu harus dengerin penjelasan Om dulu sebelum pakai baramg ini. Soalnya ini barang baru legal dan masih perlu update di beberapa sistemnya."

Sorotnya berpindah dari jam kepada gadis itu yang diam mengedipkan matanya berulang kali. Pasti ga paham, batin Jaemin.

"Intinya aja, Elisé ga paham." Cengiran lebar itu dihadiahi tarikan gemas pada dua pipinya yang berisi. Ia menarik lengan gadis itu keluar ruangan dan duduk di sofa ruang tamu.

Selama itu ia menjelaskan dengan perlahan dan lebih sederhana, "Pemakaiannya udah paham 'kan?"

Elisé mengangguk ringan, ia pun melanjutkan "Jam tangan ini punya daya baterai loh, dia bisa dipake dua hari penuh, tapi setelah itu bakal mati kalau ga diisi ulang."

"Oh? Caranya isi ulang?"

"Tempel layarnya ke aliran listrik."

Elisé memiringkan kepala, "Bisa gitu ya? Kenapa ga pakai kabel atau ganti baterai?"

Jaemin mengulas senyum, "Buang-buang material."

Nyaris saja ia terlupa memberi peringatan, "Inget, Elisé datang ke masa lalu tujuannya apa?"

"Bikin Mama Papa akur!" Mantap gadis itu mengangkat tangan yang sudah dipasangkan jam tangan itu.

Jaemin mengusak kepala anak itu ikut bahagia, hanya saja, "Elisé juga harus inget, bikin orang tuamu akur bukan berarti merubah takdir ya? Janji dulu sama Om," ia mengacungkan kelingking ke depan Elisé.

Gadia itu girang sekali, ia tertawa kecil. "Janji!"

"Bye-bye, Om!"

Usai jemarinya menekan layar jam, tubuh gadis itu raib, digantikan gamang yang menjalar di sekujur dada Jaemin. Elisé harus kembali, sesegera mungkin dan berhasil dengan misi kecilnya itu.

***

pic cr. Google

Rewrite | Huang Renjun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang