Baik sangka seolah telah habis kujual untuk menebak-nebak kisah kita. Sabarku sudah kubarterkan pula dengan bengis luka yang kaugores.
Aku mundur bukan hanya sebab luka yang kautabur menerus. Melainkan perihal sadar diri, bila aku bukan sosok yang hendak kauseriusi.
Sekali lagi, aku mengaku lengah usai kau pergi melangkah dengan lainnya. Juga mengaku kalah, tanpa pernah membawamu di hadapan Ayah.
Januari 2020
Note: Sedang mengumpulkan apapun tentang keambyaran untuk dikoleksi menjadi kalimat panjang. Agar tak pernah lupa kalau manusia brengsek juga pernah singgah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Luka?
PoetryBerisi beberapa senandika tentang luka. Yang terkadang beberapa luka memang harus diajak berdamai dengan cara tertawa bersamanya. Yuk simak habis, luka-luka yang saya alami. Coretan ini ditulis dalam rentang waktu acak dan berbeda-beda. Tentunya se...