Chapter 9

70 8 0
                                    

Aku berjalan gontai menuju toilet untuk membersihkan tumpahan cat warna di tangan dan juga rok ku. Padahal aku tak menyimpan rok lain di dalam loker. Mungkin hari ini aku harus mengenakan rok yang terkena tumpahan cat ini.

Saat tengah mencuci tangan, ku dengar derap langkah mendekat dan pintu toilet terkunci. Aku menoleh dan ternyata ada seorang gadis berambut panjang bergelombang mendekat ke arah ku. Aku bingung, mengapa ia mengunci toilet ini. Lalu, ia berjalan dan meneliti setiap kamar toilet ini dan memastikan tidak ada orang.

"What are you doing?" tanya ku dan aku takut dia berbuat sesuatu hal buruk padaku.

Dia tersenyum dengan lembut. "Aku Jessie dan kau tidak perlu takut pada ku."

"Lalu, mengapa kau mengunci toilet?"

"Agar tak ada yang mendengar pembicaraan kita." jawabnya dan aku semakin bingung. Memang pembicaraan apa yang akan kami bahas?

"What's your name?"

"Azalea." jawab ku singkat.

"Ok, Azalea. Aku ingin meminta tolong pada mu." ucapnya dengan nada yang kecil.

"For what?"

Dia memegang kedua pundak ku. " Ini mungkin akan cukup rumit. Tapi, aku tahu kau dekat dengan Aaron dan Edzard. Kau pernah makan bersama Edzard di kantin dan aku melihatnya," dia menjeda sebentar ucapannya.

"Lalu? Apa ada yang salah?" Mungkin pengaruh Aaron dan Edzard cukup besar di Highclare. Bahkan aku hanya sekali dua kali berinteraksi dengan Edzard dan Aaron tapi bisa menarik perhatian banyak orang di sekolah ini.

"Tidak ada yang salah tapi ini sedikit langka bagi mereka yang hampir tak pernah berhubungan dengan siswi di sekolah ini. Aku sangat butuh bantuan mu, Azalea. Ini tentang Aaron." jelasnya lagi.

"Aaron? Bagaimana kau tahu aku berhubungan dekat dengan Aaron?"

"Aku sudah mengikuti Aaron dua tahun terakhir ini dan beberapa hari yang lalu aku melihat Aaron menurunkan mu di tengah jalan menuju sekolah. Aku tahu itu adalah Aaron karena ia mengemudikan mobil merah yang sering ia pakai." aku cukup terkejut dengan ucapannya. Dua tahun bukan lah waktu yang singkat dan dia telah menjadi penguntit Aaron selama itu.

"Apa kau menyukainya sampai kau harus mengikutinya selama itu?" Dia menggeleng mendengar pertanyaan ku.

"Aku tidak pernah menyukainya. Aku hanya sedang menyelidiki dia tentang kasus dua tahun lalu." aku semakin bingung. Kasus apa maksudnya? Apa Aaron adalah seorang penjahat? Aku tak bisa membayangkannya jika seandainya itu benar.

"Kasus?" tanya ku dan ia mengangguk.

"Aku tak bisa menjelaskannya disini. Kita bisa bertemu pulang sekolah nanti. Kau bisa mempercayaiku bahwa hubungan dekat mu dan Aaron tidak akan diketahui orang lain."

"Semoga aku bisa mempercayai mu." aku masih ragu dengan semua ucapannya.

"Ini nomor ponsel ku. Kau bisa menghubungi ku nanti dan aku ingin kau merahasiakan semua ini." ucapnya dan aku hanya mengangguk.

Dia bergegas pergi setelah memberikan nomor ponselnya. Aku semakin penasaran dengan sosok Aaron. Banyak hal yang tak terduga dari pria itu. Dan sekarang pikiran ku sudah dipenuhi hal tentangnya.

***

Aku memasuki kembali ruangan kelas dan ternyata kelas hampir selesai. Aku merasa tidak nyaman dengan rok yang sedikit basah ini. Ku lihat Floy sedang asik membereskan alat-alat lukisnya.

"Kau lama sekali, Lea. Apa terjadi sesuatu? Dan wajah mu pucat." Floy meneliti wajah ku dan aku membalas dengan senyuman.

"Aku hanya merasa lelah, Floy." jawab ku.

"Kau bisa pulang lebih awal jika kau mau." ucapnya dan aku menggeleng. Aku tak mungkin membatalkan pertemuan ku dengan Jessie. Aku harus mengetahui lebih banyak tentang Aaron darinya.

Aku menyusuri koridor dan berjalan menuju loker untuk menyimpan beberapa buku sedangkan Floy dia menemui pembinanya di ekskul panahan.

Kepala ku sedikit pusing sekarang dan entah mengapa setelah mendengar Aaron terlibat sebuah kasus, aku memikirkannya. Mungkin dari perawakannya Aaron terlihat dingin dan memiliki aura yang cukup menakutkan. Tapi beberapa hari ini, aku melihat hal lain dalam diri Aaron. Dia pria yang memiliki kepedulian tapi cara mengekspresikannya mungkin terlihat sedikit kasar dengan kata-kata menyakitkannya itu. Apakah mungkin Aaron menyembunyikan hal besar?

"Hai, Azalea." ucap seseorang dan aku terkejut melihat penampakan Edzard dibelakang ku.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya ku padanya dengan pandangan meneliti sekitar. Aku takut Aaron melihat kami. Dia tidak suka jika aku berdekatan dengan hal yang berhubungan dengannya di sekolah. Apalagi dengan teman-temannya.

Edzard hanya tersenyum memandang ku. Sikap pria ini terkadang sangat aneh. Dihadapan siswa di sekolah ini dia menunjukkan aura menakutkannya dan padaku dia bisa tersenyum seperti anak kecil. Sangat berbeda ketika dia memukuli Xander habis-habisan dengan dia yang kulihat saat ini.

"Aku hanya lewat dan melihat seorang gadis manis disini." dia ternyata pandai menggoda. Mungkin sudah ribuan gadis yang ia goda dalam hidupnya.

"Edzard, jangan menemui ku. Kau tidak melihat pandangan siswa di sekolah ini? Mereka menatap heran pada ku." aku mengucapkannya agar Edzard mengerti dan menjauh dari ku.

"Jangan peduli dengan mereka. Ini adalah hidup kita dan kita bebas melakukan apa pun." dari jawabannya aku mendefinisikan bahwa Edzard tipe orang yang ingin kebebasan. Dirinya tak mau terikat oleh aturan.

"Terserah kau saja."

Tepat saat aku mengucapkannya, Aaron dan 8 temannya yang lain melihat kami. Aku merutuki diriku karena mau meladeni pembicaraan Edzard. Dan lihat, Aaron kembali menatapku tajam.

"Wow, apakah kau sudah tertarik dengan gadis manis ini, Edzard?" Aku ingat nama pria ini. Dia adalah Roney, orang yang sama saat aku makan dengan Edzard di kantin sekolah.

"Shut up, Roney. this is none of your business." ucap Edzard.

"Bisakah kau memacari wanita yang sedikit lebih menarik? Kau bahkan memiliki sepuluh wanita simpanan." ucap Aaron pada Edzard dengan santai tanpa melihat ku.

Aku seperti tertampar oleh ucapan Aaron. Mengapa dia sangat mudah berubah-ubah. Dan entah bagaimana aku mendefinisikan perasaan ku saat ini. Dari ucapannya, seolah aku tidak pantas untuk Edzard dan mungkin untuknya juga. Aaron dengan gamblang mengeluarkan kata-kata menyakitkan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Padahal tadi malam dia baru saja bersikap baik padaku.

Aku tak mau berlama-lama di antara pria itu dan dengan langkah cepat aku bergegas pergi dari hadapan mereka. Tak peduli dengan tatapan siswa-siswi di sekolah ini. Mungkin seharusnya aku tidak mengenal Edzard dari awal sehingga aku tak perlu berurusan dengan Aaron di sekolah.

***

Thanks sudah mampir.
Wait for the next chapter😉

Byeeee 😃




OTHERWISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang