Aku dan Aaron duduk bersama diruang tamu setelah adegan perdebatan kami tadi. Tiba-tiba sikapnya berubah menjadi hangat. Lagi-lagi aku bingung dengan sifat Aaron. Apa pria ini memiliki kepribadian ganda? Tapi, tatapan tajamnya tidak pernah hilang. Mungkin sudah mendarah daging dalam diri pria flat ini.
Dan lihat sekarang dia kembali diam dan seolah dirinya bisu. Aku mencari-cari ide untuk memulai pembicaraan dan harus mencari topik yang lebih hati-hati lagi. Aku tak ingin salah topik dan membuatnya marah lalu berakhir dengan ciuman lagi. Walaupun aku rasa ciumannya hmm lembut. Aku malu jika mengingatnya.
“Aaron,”
Dia menatapku dengan datar lalu bergumam. “hmm.”
“...apa ucapan mu tadi benar?” tanya ku padanya.
Dia tampak berpikir tentang maksud pembicaraan ku. “Yang mana?”
“Tentang rasa khawatir mu. Apa kau benar mengkhawatirkan keadaan ku?” aku mohon jangan mengelak Aaron. Aku tahu kau pasti mulai tertarik dengan ku, kan. Aku menyimpulkannya dengan rasa bangga. Sekarang percaya diriku sangat tinggi. Walau belum tentu pria ini benar-benar merasa tertarik padaku.
“Hanya sedikit. Aku lebih khawatir jika mom tiba-tiba bertanya tentang mu dan aku tidak tahu akan menjawab apa.” jawabnya dan tiba-tiba aku merasa lesu. Dia ternyata tak benar-benar mengkhawatirkan ku. Dasar pria labil!
“Aku pikir kau mengkhawatirkan ku.”
“Aku merasa biasa saja.” jawabnya santai.
Aku heran dengan pria ini. Sewaktu-waktu bisa berubah dengan cepat. Tadi katanya dia mengkhawatirkan ku dan sekarang biasa saja. Pantas saja dia tak memiliki kekasih ternyata dia pria yang sangat membosankan dan labil. Selama beberapa hari mengenalnya, aku tahu beberapa sifatnya selain wajah flat tak berekspresinya itu.
“Apa kau tidak pernah tertarik dengan wanita?”
“Apa kau berpikir aku akan tertarik padamu?” dia bertanya balik padaku. Ohh, sangat menyebalkan. Bahkan dia bisa membaca pikiran ku.
“Tentu saja tidak. Uhmm, Untuk apa aku berpikir kau tertarik padaku.” ujarku berbohong.
“Baguslah. Aku lebih menyukai wanita yang memiliki lekuk tubuh indah.” jawabnya gamblang dan apa barusan yang dia ucap? Lekuk tubuh indah? Maksudnya tubuh ku gendut dan melar. Aku rasa proporsi tubuhku sangat pas, pasti matanya putus saraf.
“Mengapa ucapanmu selalu menimbulkan perdebatan.” ucapku kesal dan melipat kedua tangan ku di dada. Jika saja aku bisa menjambak rambutnya sekarang.
“Makanya kau diam. Jangan cerewet.”
Aku memang wanita yang tidak bisa diam. Aku ingin berbagi cerita banyak dengan siapa pun kecuali masalah pribadi. Jika hanya diam saja seperti ini rasanya sangat hampa dan sangat membosankan.
“Kapan Aunty pulang?”
“Hari ini.” Dia menjawab tanpa memandang ku dan hanya fokus pada ponselnya. Entah apa yang dia lakukan di dalam ponsel itu. Rasanya ponsel lebih menarik dari ku.
“Bagaimana kalau kita menyiapkan sesuatu untuk Aunty dan Uncle?” usulku agar aku sedikit memiliki kesibukan.
“Apa?”
“How about cooking something special?” aku sangat bersemangat sekarang. Meskipun aku tidak mahir memasak tapi memasak adalah hal yang menyenangkan.
“Kau tak ahli dalam memasak.”
“But at least I tried.” aku berusaha membujuk pria flat menyebalkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTHERWISE
Novela Juvenil[On Going] Birmingham adalah kota yang menjadi saksi bisu kisah Azalea setelah kecelakaan maut yang dengan tiba-tiba merenggut nyawa kedua orangtuanya. Sehingga ia harus tinggal dengan Aunty Merylin sahabat ibunya. Lalu, ia bertemu dengan Aaron Gri...