2. Kala Itu Hujan Sore Hari

12 4 2
                                    

"Kau bilang setelah hujan akan ada pelangi," aku mengulang perkataannya.

"Begitu bukan?" Ia mencoba menyakinkanku.

"Sebenarnya kau hanya mengulang kalimat." Aku menyangkalnya.

Menangkap air hujan dengan tangan. Sia sia bukan tapi masih kulakukan.

"Faktanya kita tidak benar-benar melihat," ia menangkap teka teki perkataanku.

Aku tersenyum menatapnya.

"Pelangi hanya fatamorgana dari spektrum cahaya," sahutku.

"Walaupun hujan tidak membawa pelangi setidaknya hujan membawa kesan untuk kopi sebagai pereda dinginya hati." Ia menambahkan.
Menatap sebrang jalan.

Aku tersenyum menariknya berlari di bawah hujan menuju kedai kopi.

Biarkan rintik-rintiknya membasahi jarak dalam rintih-rintih melepaskan sesak.

Kala itu hujan sore hari

GONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang