Filosofi Hujan

21 1 0
                                        

Kemarin kota kecilku kembali terguyur hujan, setelah sekian lama tak menciptakan genangan dan menyapa dedaunan. Menantimu adalah sebuah kebahagian yang tak akan terlupakan, menjadi obat bagi kehidupan gersang. Mengisi tong-tong kosong, dengan sejuta kesejukan, kelembutan dan ketentraman.

Setiap kita tentu mempunyai filosofi tersendiri tentang hujan. Ada yang mengatakan meskipun berkali-kali jatuh ke bumi, tapi hujan tak pernah letih untuk berjuang. Nah filosofi ini dapat kita jadikan pelajaran hidup. Meskipun jatuh berkali-kali tapi hujan tetap selalu saja mencoba tanpa henti dan pantang mundur. Begitu juga dalam mencapai sesuatu. Kamu tidak boleh menyerah, fokus pada satu tujuan. Tetap berkarya walau hanya sedikit orang yang menerima, karena semua ada moment. Mungkin ini belum saatnya, teruslah berproses di dalamnya, lalui dengan ketegaran jiwa. Ingat usaha tidak akan mengkhianati hasil, apa yang telah dilakukan hari ini, maka menjadi penentu untuk sepuluh tahun ke depan kita. Maksimalkan hari ini, karena hari adalah punya kita. Hari kemarin telah berlalu, dan besok belum tentu pasti datang. So, jangan buang-buang waktumu yang berharga itu dengan kesia-siaan.

Ada yang mengatakan hujan itu datang setelah panas yang berkepanjangan. Filosofi ini dapat diartikan bahwa yakinlah setelah kesabaran menunggu ada cahaya terang yang akan menjadi kunci jawabannya. Begitu juga dalam hidup, sabar menjadi kunci yang harus dimiliki setiap orang. Kenapa demikian? Karena sabar mampu membuat kita berpikir tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga segala sesuatu yang kita pikirkan akan menjadi dampak positif bagi kita. Coba pikirkan, bagaimana bisa seseorang yang berkali-kali disakiti namun tetap bisa bertahan dan memaafkan semua kesalahan yang telah dilakukan seseorang kepadanya. Nah ini menandakan bahwa ia sabar, ia percaya bahwa ada harapan untuk seseorang selalu berubah, memperbaiki diri, hanya saja ia berpikir saat ini seseorang tersebut sedang tersesat. Maka dari itu ia tetap bertahan, walau dengan mengorbankan ketenangan dirinya.

Ada yang mengatakan bahwa hujan itu membawa kenangan, kerinduan akan seseorang yang terkasih, baik itu orang tua, sahabat, teman, dan masih banyak lagi. Tidak salah ketika hujan datang kita memikirkan kenangan bersamanya. Namun jika hal tersebut terus berlarut-larut tentunya tidak akan baik bagi kita. Jangan mau dipasung oleh masa lalu, biarlah berlalu dengan semestinya. Meski ingatan tentangnya selalu kuat, membekas dan masih mengena di hati ini. Tidak akan menjadikan dirimu berubah, jika hatimu masih di sana. Ingat sobat, ada hal yang patut dikenang dan ada juga menjadi pengajaran hidup yang tak perlu dikenang.

Lalu apa filosofi hujan menurut kalian? Kalau menurutku hujan itu penantian. Kenapa penantian? Karena hujan mengajarkan kita untuk menunggu, menunggu, dan menunggu. Tapi dalam setiap proses penantiannya, meski ada hal-hal perlu dipersiapkan. Misalnya saja sedia payung, sedia wadah besar untuk menampungnya, memperbaiki talang air yang rusak agak atuh tepat masuk ke dalam penampungan air. Begitu juga dengan menantikan seseorang, dalam setiap prosesnya ada hal-hal perlu diperbaiki dalam diri kita, dari mulai cara berpakaian, adap kita terhadap orang tua, rajin membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan, apalagi terkait ilmu agama. Wajib lohhh!!

Tapi terlepas dari semua, Hujan adalah sebuah rahmat yang telah diberikan Allah swt kepada semua makhluk yang dikendakinya tanpa ada pengecualian, ketika ia berkata "Kun faya kun" maka terjadilah. Oleh karena itu, dengan turunnya hujan patut kita syukuri dengan membaca doa turun hujan:

Allahumma Shayyiban Nafi'an" artinya ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat".
Mari tebarkan kebaikan, semoga dapat bermanfaat.

@coretan_syukur.
Kuala Tungkal, 14 Juni 2020

Catatan SyukurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang