Tersisa

15 1 0
                                        

"Udah ah kenyang..." Ucap seseorang. Terkadang kalimat sepele ini tanpa kita sadari terucap dari mulut, dan pada akhirnya tersisa makanan bekas, yang siap untuk dibuang. Sungguh eronis ya... Makanan yang kita peroleh dengan cara halal dan tayyiban, tapi masih saja bisa masuk ke tempat buruk yang disebut dengan "tong sampah". Inilah salah satu perilaku yang sering kita abaikan dan terlewatkan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari ketika selesai menyantap makanan.

Hari ini kita dengan mudahnya menikmati berbagai hidangan bersama anak istri, teman-teman bahkan sahabat baik itu di rumah, cafe serta resturant berbintang lima. Tidak tahu dengan hari besok, apakah kita masih bisa menikmati hal yang sama? Memang terkadang rezeki yang didapatkan seseorang itu berbeda-beda. Ada yang diberi berlebihan, pas-pasan dan kekurangan. Namun mari kita berkaca, mengambil hikmah dari sebuah kehidupan ini. Masih banyak orang-orang di luar sana berjibaku dengan kerasnya dunia. Menerjang ombak, melawan angin, menembus hujan, menelusuri jalanan dengan sejuta harapan agar dapat memenuhi kebutuhan perut. Masih ingin menyisakan makanan di piring? Sudahkan hari ini bersyukur? Melihat betapa sulitnya mencari sebutir nasi.

Apakah kalian tahu? satu butir nasi yang terhidang di piring kita membutuhkan proses yang amat panjang dari mulai tanahnya dibajak, ditanam hingga dipanen semua itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Setelah menjadi beras, disalurkan ke pasar, warung- warung. Hingga dibeli ibu, kemudian sampai ke dapur, dicuci bersih, ditanak hingga matang, dan tersaji di hadapan kita semua.

Maka dari itu orang-orang tua kita terdahulu selalu mengajarkan untuk menghargai setiap proses dari terciptanya sesuatu. Sehingga kita bisa bersyukur  dan menghargai apa yang kita makan pada hari ini meskipun  dalam rezeki yang sangat kecil yaitu sebutir nasi.

Semoga tulisan ini menjadi pelajaran bagi kita semua, termasuk aku agar tidak menyia-nyiakan dan lebih menghargai makanan.
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada tuhannya" (QS. Al-Isra', Ayat 27). Semoga dapat bermanfaat. Syukron katsiran.

Catatan syukur
Kuala Tungkal, 28 Juni 2020

Catatan SyukurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang