Apa yang kalian rasakan? Pasti marah, kesal dan tidak terima melihat hasil belajar selama ini. Apalagi keadaan pandemi yang seolah-olah mendukung. Itu wajar kita rasakan. Silakan ekspresikan dengan sewajarnya, asal jangan berlebihan, jangan sampai kata-kata kasar yang keluar dari mulut menjadi doa yang tidak baik untuk para guru-guru kita di luar sana. Mari kita doakan mereka, semoga sehat selalu, murah rezeki, dan dalam lindungan allah swt. Aamiin.Seharusnya keadaan ini menjadi intropeksi bagi kita semua, barangkali kita menginginkan nilai bagus. Namun usaha kita kurang kencang di hari-hari sebelumnya, masih bermalas-malasan, banyak mengeluh, berputus asa dan akhirnya kita melakukan kebohongan, bahkan saja meninggalkan kewajiban lima waktu kita. Mari kita perbanyak Istigfar "Astagfirulllahal Adzim", mohon ampun pada allah swt sang pencipta alam semesta. Mari berpikir positif, guru-guru kita telah memberikan nilai terbaik, dengan segala pertimbangan dan penilaian terbaiknya. Coba pikirkan bagaimana seorang guru bisa menilai puluhan bahkan ratusan mahasiswa dalam hitungan satu semester, tentu pertimbangan yang sangat berat bukan? Sungguh pekerja mereka sangat luar biasa, menguras tenaga, pikiran dan hati.
Mari kita ucapkan terima kasih kepada guru-guru kita dan bersyukur dengan mengucapkan "alhamdulillah" karena allah telah memberikan nilai yang terbaik bagi-Nya untuk kita semua. Tetap berprasangka baik pada apa yang telah kita usahakan selama ini, bukankah allah itu sesuai dengan prasangka hambanya. Ketika kita berprasangka baik, barangkali ada hikmah besar yang dapat kita ambil didalamnya yaitu keberkahan atas ilmu yang kita dapatkan. Meskipun sedikit namun berkah, bukankah lebih baik daripada banyak namun hilang keberkahannya. Mungkin tulisan ini menjadi musabah untuk aku, kamu dan kita semua. Saling memberikan dukungan, memberikan motivasi dan semangat untuk tetap memandang ke depan. Perjalanan kita masih panjang, berliku dan terjal. Tetap fokus pada tujuan, ini bukan akhir dari segalanya. Mari menikmati kehidupan, sangat merugi jika terlewatkan. Maka sungguh nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Kuala Tungkal, 12 Juni 2020
@Keresahan_yang_melanda_hati
@today_Coretan_Syukur

KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Syukur
EspiritualTanpa tepi dan tanpa henti. Begitulah syukur setiap hari yang mesti kita terapkan dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini. Rasa syukur setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun atas nikmat yang telah diberikan allah swt. Nafas...