Enggan rasanya berdebat dengan diri ini yang selalu berkhianat pada raga. Memberi harapan tanpa kepastian, tanpa rencana, dan komitmen yang jelas adanya. Semua serba kebetulan dan terperangkap di dalamnya. Entah perihal yang disukai atau tidak.
Ingin rasanya membuka jendela pagi-pagi. Namun angin menghalangiku. Ingin menutup jendela pada sore hari. Namun pemandangan matahari tenggelam lebih menyenangkan. Warna jingga di langit-langit senja. Terpaku, terbuai akan pesona yang memukau itu.
Aku kembali termenung di tepian jendela, merenungi semua yang terjadi, pikiranku tak menentu arah. Jalan sudah terbentang luas di depan, memberikan kesempatan beribu kesempatan. Tapi, lagi dan lagi hanya terbuang sia, tak tau harus memulai dari mana? Semua menjadi teka-teki hidup yang mesti dijalani. Ikhlas itu kuncinya.
Edisi_Entahlah

KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Syukur
SpiritualTanpa tepi dan tanpa henti. Begitulah syukur setiap hari yang mesti kita terapkan dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini. Rasa syukur setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun atas nikmat yang telah diberikan allah swt. Nafas...