Part 6: Senja, Pantai, dan Hujan

16 1 0
                                    

Senja kembali menemani gadis pendengar dongeng langit itu kala ia duduk sendirian menatap hamparan laut di tepi pantai dengan pasir putih dan bebatuan.

Tapi, tidak hanya senja yang datang, hujan pun datang menghiburnya dengan rintik. Gadis itu kembali memejamkan matanya, menikmati rintik hujan dan hembusan angin menyentuh lembut wajahnya, dan juga suara ombak yang seakan tengah memainkan musik lembut untuknya.

"Kau ini, elalu saja melamun dimana-mana." Ujar Adi, pemuda yang selalu menjadi temannya itu.

"Kau juga... Selalu saha datang menggangguku."

"Aku bukan mengganggu, aku hanya menemanimu, Der!"

"Iya, Adi. Kau hanya menemaniku!" Ujar Dera dengan nada meledek.

"Kau ini! Iya, aku menemanimu. Kalau tidak ada aku, siapa lagi?"

"Entahlah... Mungkin... Sendirian."

"Itu masalahnya. Bicara soal masalah, ada apa lagi hari ini? Sampai membuat seorang Dera hujan-hujanan di pantai seperi ini."

"Aku hanya mimpi."

"Lagi? Tentang apa?"

"Cerita masa lalu. Kisah saat aku SMA. Saat aku dibuang."

"Ooo... Cerita itu. Soal kamu yang dicampakkan? Itu kan kisah 5 tahun lalu."

"Iya, tapi tetap saja menyesakkan."

"Kau tinggal cari orang lain. Orang yang lebih baik."

"Iya, semoga datang orang lain yang lebih baik!"

"Pasti datang! Semesta hanya belum menunjukkannya karena kamu masih mengingatnya."

"Sepertinya begitu." Ujar Dera setuju.

Mereka diam sejenak, membiarkan hujan dan oantai saling beradu untuk mengisi keheningan saat itu.

"Kenapa aku tidak denganmu saja, ya?" Ujar Dera memecah keheningan.

"Karena tidak bisa, Der!"

"Padahal kita sudah lama bersama. Kenapa semesta tidak membiarkan kita berdua?"

Mereka kembalu terdiam kala Adi tidak berani menyahut ucapan gadis di sampingnya.

"Kenapa diam? Tidak apa, Di. Aku tahu kita tidak bisa." Ujar Dera lagi.

"Mau sampai kapan, Der?"

"Apanya?"

"Kamu. Mau sampai kapan? Sudah hampir 7 tahun, Der."

"Aku... Hanya tidak bisa."

"Kamu bisa, Der. Melupakanku, mencari, dan percaya pada teman baru."

Mendengar ucapan pemuda itu lantas membuat Dera terkejut dan perlahan air matanya jatuh ke pipi. Terlihat jelas di sela-sela rintik hujan kala itu.

"Aku... Hanya takut." Ujar Dera dengan air mata yang menetes.

"Tidak perlu takut, Der. Semua akan baik-baik saja. Mari ubah sedikit dongeng langit yang kamu dengar hari itu. Biarkan kelinci kesepian itu berteman dengan hewan lain! Membuka kembali lingkar pertemanannya!" Ujar Adi perlahan menemani Dera dalam isakannya.

"Kau bisa, Der. Kau juga akan temukan orang baru, kekasih yang lebih baik untukmu. Kamu akan baik-baik saja. Percaya padaku! Aku tidak akan kemana-mana, aku tetap disisimu, menemanimu, mengawasimu. Semua akan baik-baik saja!" Ujar Adi.

Hujan turun sedikit lebih deras, seakan sengaja ingin menemani gadis yang terisak dipinggir pantai itu. Hujan sengaja menyembunyikan air matanya, dan ombak sengaja menyamarkan suara isakannya. Gadis itu benar-benar tenggelam dalam kesedihannya.

🍃 D E R A 🍃 (Finn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang