Warning!!
Tolong jangan copy / plagiat work wofu ya, karena membuat ff ini tidak gampang, maaf jika ada sedikit kesamaan dengan fanfic lain tapi ini 100% ide wofu, jangan lupa follow biar dapet notif kalau wofu update nanti , silahkan di vote dan commentnya biar makin semangat nulisnya~, wofu menerima saran juga kok, Selamat membaca~"Jangan lari!!!"
Dengan pintar ia berlari ke tempat yang ramai, seperti pasar malam untuk membuat ninja itu kesusahan menangkapnya
Dengan lincah jaemin melompati meja tempat orang berdagang, melewati orang orang yang ada, sudah tidak perduli dengan orang orang yang di tabraknya, dipikirannya kali ini hanya lari
Setelah berlari cukup lama, jaemin menengok ke arah belakang bersyukur sudah tidak diikuti lagi, tapi masalahnya adalah sekarang dia tersesat dan tidak tau dimana ini, keringatnya yang bercampur dengan salju tebal membuatnya kedinginan, belum lagi dengan lengan atasnya yang terluka
"Gawat sepertinya sebentar lagi akan badai salju, sial sekali sekarang bulan january" ucapnya pada dirinya sendiri
Jaemin berjalan dan terus berjalan mengikuti kemana kakinya membawa dia pergi, tapi nihil disini tidak ada apa apa, hanya ada pepohonan dan lahan kosong yang tertutupi salju
Kakinya sudah menolak untuk berjalan, ia terjatuh ke timbunan salju, berniat ingin beristirahat sebentar, namun sialnya badai salju datang seperti perkiraannya tadi
"Dingin......"
Niat jaemin mencoba untuk bangkit dan kembali berjalan lagi gagal karena tubuhnya sudah benar benar gemetar, tenaganya sudah terkuras, salju di sekitarnya di kelilingi oleh darahnya
Tiba tiba dia mendengar suara nyanyian seseorang yang menggelegar bergema, suaranya merdu dan halus, mencapai nada tinggi dengan mudahnya. Lagu yang orang itu nyanyikan terdengar sedih
(lagu yang di nyanyiin renjun)
"Indah..." bibirnya mulai membiru, jaemin pikir inilah akhir kehidupannya
"Hhhh.... setidaknya sebelum aku mati, aku mendengar nyanyian yang indah ini, siapapun itu aku berterima kasih" katanya sambil memandang ke arah langit, pandangan matanya mulai memburam
Langkah kaki terdengar, munculah seorang pemuda manis mengenakan kimono biru muda, rambut berwarna coklat terang dan kulit seputih susu yang membuatnya membaur di tengah badai salju ini
'Cantik' Pemikiran pertama jaemin saat melihat sosok itu
"Kenapa kau disini?" Sebisa mungkin jaemin memfokuskan matanya untuk melihat sosok manis itu
"...." Jaemin sibuk memandangi renjun, barulah ia menyadari suara nyanyian itu sudah berhenti
"Apa kau masih bisa mendengarku?" Renjun berjongkok di sebelah jaemin
"Ah...jadi kau yang bernyanyi ya? Indah sekali, cocok dengan wajah cantik mu" jawab jaemin dengan lemas, seolah olah tenaganya akan habis sebentar lagi
Sebenarnya renjun kesal dibilang cantik, namun ia tau ini bukan saatnya, dengan tanggap ia menggendong jaemin di punggungnya
"Ughh! Kau berat! Untung jarak rumahku tidak jauh lagi"
Sudah beberapa kali renjun terhuyung dan hampir menjatuhkan jaemin, namun renjun masih belum menyerah
"Ma-af"
Tidak lama kemudian akhirnya mereka sampai di tempat renjun, renjun langsung menaruhnya di futon dan membungkus badannya dengan selimut untuk pertolongan pertama. Barulah ia mengobati lukanya dengan melilitkan perban setelah di usapkan obat, lalu mengkompres dahi jaemin dengan air hangat agar suhu badannya kembali normal
Akhirnya pemuda yang tidak renjun ketahui namanya tertidur dengan pulas, atau mungkin pingsan? Entahlah renjun tidak tau, sambil menunggu pemuda ini bangun renjun kembali kedapur dan memasak makan malam beserta soup untuk jaemin
Setelah beberapa jam jaemin membuka matanya, mencoba menginggat ingat kenapa dia bisa di tempat ini sekarang
"Ah, nyanyian dan pemuda cantik itu..."
"Siapa yang kau panggil cantik hm? Sudah bangun rupannya" kata renjun yang kebetulan baru selesai memasak dan membawakan makanan untuk mereka berdua
"Oh..." Sekarang fokus matanya sudah kembali normal ia bisa melihat penampilan renjun dengan lebih detail, jaemin terpana melihat sosok yang ada dihadapannya, manusia terindah yang pernah ia lihat
"Berhenti menatapku dan makanlah ini" jaemin menggangguk dan mulai memakan makanannya
"Terima kasih telah menyelamatkanku, aku jaemin, na jaemin, kau?""Huang renjun"
"Kau membawaku sendiri? Kenapa kau tinggal di tempat seperti ini?""Pertama, apa ada orang lain selain aku disini? Kedua, soal itu uh... aku terpaksa" mendengar itu jaemin tidak bertanya lebih lanjut
"Ah baiklah aku mengerti" lalu mencicipi makanan yang dibuat renjun itu
"hmm...masakan mu enak" lanjutnya
"Terima kasih, aku selalu memasak untuk temanku dan ayahku dulu"
"Dulu?" Tanyanya dengan hati hati
"Hm...kimono ini pemberian terakhir dari dari teman dekatku dan pasangannya, hebat sekali ya bisa membuat yang seperti ini, kalau liontin ini berasal dari ayahku" kata renjun dengan wajah sedih
"Kenapa terakhir untuk temanmu? Apa dia sudah...." renjun menggangguk
"Baiklah, cukup denganku, bagaimana kau bisa tersesat di daerah seperti ini?"
Sebenarnya jaemin masih penasaran dengan penjelasan renjun tadi, namun tetap menuruti perkataan renjun, jaemin menceritakan apa yang terjadi kepada renjun
"Baiklah, malam ini kau tidur disini saja aku memiliki dua futon dan ruangan ini cukup luas untuk dua orang"
"Sekali lagi terima kasih renjun-ah "
"Hm...jalja, jangan lupa jangan ceritakan ini ke siapapun, bahwa aku menolongmu" kata renjun berbaring di sebelah pemuda bernama jaemin yang baru saja ia selamatkan
"Tentu saja, aku tidak tau alasanmu apa tapi aku janji" Hening,mereka berdua tidur dengan pulasnya, mungkin lelah dengan apa yang terjadi hari iniKeesokan harinya, jaemin memutuskan untuk mengajak renjun berjalan jalan sebentar, sebelum jaemin meninggalkan rumahnya nanti
Silahkan di comment & vote guys
Jangan lupa follow biar dapet notifikasi update an selanjutnya,atau cek juga work lainnya wofu,terima kasih buat yang sudah baca,vote dan comment work ini, stay safe selalu sijeunie deul
YOU ARE READING
Everlasting {RENMIN/JAEMREN}
Fiksi PenggemarYuki onna son! renjun x human! jaemin Renjun yang hidup jauh lebih lama daripada manusia umumnya karena memiliki darah campuran dari "mahluk mystic" . menyaksikan semuanya bertumbuh dan berkembang bahkan bertemu pemuda yang ia sukai setelah puluhan...