kau terbangun dari tidurmu yang panjang. derik mengalun tatkala kau meninggalkan ranjangmu yang reyot dimakan masa.
"hari apa sekarang?" kau melihat kalender yang tergantung di dinding, tapi tak ada apa pun di sana kecuali potret anggota partai yang tercetak kaku.
"hari apa sekarang?" kau jumpa orang di tempat kerjamu. orang yang kau tanyai memandangmu aneh. pikirnya kau gila, tapi kau tak tahu. yang kau tahu, orang itu yang gila.
atau memang benar kau sudah gila?
namun, bukankah kemarin hari-hari itu ada?
ke mana senin yang tak pernah kau ingin?
ke mana minggu yang selalu kau tunggu?
ke mana hari-hari yang hadirnya ... menjadi batas antara hidupmu yang membosankan?
kau ingat sebelum tidur semalam, harapmu adalah hari-hari menghilang. agar kau tak perlu bekerja, tak perlu mengejar masa, tak perlu melakukan segala yang butuh tenaga.
namun, sekarang kau menyesal.
sebab ketika hari-hari di kalender masehi benar menghilang, hidupmu yang sudah membosankan menjadi lebih memuakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
jari-jari perunggu
Poetrybiarkan jari-jari perunggu menari di antara emas dan perak yang membuat mulutmu terbungkam itu. []