dream: on my way to neverland

32 7 0
                                    

Aku sedang memikirkan rencana untuk kabur ke negeri yang hidup dalam mimpi kanak-kanak, menemani Peter Pan dan Tinker Bell yang kesepian setelah anak-anak yang jatuh dari kereta bayinya pergi bersama Wendy Darling.

Ah, tapi kupikir, Peter Pan terlalu sibuk melarikan diri dari Kapten Hook. Mungkin juga menjahit kemeja sebagai ganti dedaunan yang mulai layu di tubuhnya atau berdansa dengan bayangan Wendy Darling di hutan bersama empat-lima-enam lalat yang menyala (orang-orang dewasa memberinya nama sama seperti ketika kita sakit kepala).

Bahagianya jika aku tinggal di sana, pikirku. Aku tak perlu menyeret langkahku yang patah-patah untuk mengunjungi penjara satu per satu. Aku tak perlu mencari cara untuk mematahkan jeruji yang berada di ambang batas ilusi dan membuka borgol yang melingkari pergelanganku tiap sekon.

Aku hanya perlu bergembira dan bergembira dan bergembira.

Namun—

—jalanan di jantung kota London sudah menunggu untuk disapu.

Atau bila tak seorang pun menyadarinya, kau tahu? Aku telah terlalu banyak berpikir.

Sial!

Bos memarahiku karena terlalu larut dalam pikiran sendiri. Benda persegi di depanku terus menanti untuk dimanjakan. Lantas, aku segera memasang jendela kecil di kedua mata dan jari-jariku mulai menari di atas benda yang terlihat seperti lusinan saklar lampu.

Aku kembali berpikir, bagaimana jika bos memecatku?




jari-jari perungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang