Yang Tersembunyi

30 7 0
                                    

Biasakan vote sebelum komen 😁
Selamat membaca
.
.
.

Matahari mulai beranjak naik. Eh, lupa kalau mereka sedang berada di dasar laut. Adys yang bangun terlebih dulu. Ia menyingkap selimut yang membungkus tubuhnya. Ia mengucek matanya karna melihat siluet seseorang. Begitu pandangannya mulai jelas,terlihat seorang pelayan tengah menyapu dekat lemari baju.

Adys turun dari ranjang seraya mendekati pelayan itu. Langkahnya tidak terdengar, ia sampai tidak menyadari keberadaan Adys di belakangnya. Ia terus menyapu dengan wajah menunduk.

"Hei, siapa namamu?" tanya Adys tiba-tiba membuat pelayan itu terkejut hingga menjatuhkan sapunya. Adys merasa bersalah. Kemudian ia membungkuk hendak mengambil sapu tersebut.

Tapi hal itu bertepatan dengan si pelayan. Tangan Adys dan pelayan itu memegang gagang sapu bersamaan. Sontak keduanya saling berpandangan. Dan alangkah terkejutnya Adys melihat siapa yang ada di depannya ini. Sebelum Adys berteriak, pelayan itu membuka suaranya.

"Jangan beritahu teman-temanmu" ujarnya.

Adys tak mampu menyahut. Ia terlalu shock. Dadanya bergemuruh hebat. Tarikan napasnya terasa berat.

"Jangan beritahu teman-temanmu kalau aku berada di sini." ulang pelayan itu.

"Kalau kau ingin keluar dari sini, kalian berlima harus membantu Alaraf. Bukan hanya kalian yang akan selamat, tapi seluruh pelayan dan pengawal disini pun akan terbebas. Termasuk aku" lanjutnya.

"La.. La..- Laurent?" sebut Adys terbata.

Pelayan itu menghela napas, lalu mengangguk. "Ya, ini aku. Laurent"

"Tap- tapi.. Bagaiman-"

"Shhtt,, nanti akan ku jelaskan. Sekarang, yang perlu kau lakukan adalah mengiyakan permintaan Alaraf. Hanya itu satu-satunya jalan agar kalian terbebas dari sini. Begitu pun dengan kami " potong Laurent dengan lirih di akhir kalimatnya.

Adys terdiam. Laurent bangkit dari posisinya diikuti Adys. Mereka berdiri berhadapan.

"Apakah, kami bisa?" tanya Adys tak yakin.

Laurent sontak memegang pundak Adys.

"Tentu saja. Kalian pasti bisa. Kalian adalah sekelompok orang yang hebat. Aku percaya pada kalian. Tolong, selamatkan kami dari sini" ujar Laurent penuh harap.

Adys hampit menitikkan air mata. Tapi ia menahannya. Entahlah bagaimana perasaannya saat ini. Antara senang bercampur takut.

"Baiklah, aku dan yang lainnya akan berusaha. Doakan kami" sahut Adys pelan.

"Tentu saja."

"Adyss.." panggil Sitn yang baru bangun.

"Ingat, jangan beritahu siapa pun" bisik Laurent. Lalu ia segera pergi dari sana sebelum Sitn curiga.

Adys terdiam di tempatnya. Benar-benar sesuatu yang tak terduga. Kepalanya tiba-tiba merasa pening.

"Adys" panggil Sitn lagi seraya turun dari ranjang.

Yang di panggil tersadar dari lamunannya. Adys menoleh pada Sitn yang tampilannya tampak berantakan. Rambuat yang acak-acakan dan mata bengkak akibat menangis semalaman. Sitn menguap sambil berjalan mendekati Adys.

"Kalian membicarakan apa?" tanya Sitn dengan mata setengah terpejam. Tadi ia melihat sekilas Adys tengah berbincang dengan pelayan kerajaan.

Adys ingin memberitahu tapi ragu. Di kampusnya siapa yang tidak tahu Laurent. Semua orang tahu dengannya. Mereka berlima saling mengenal malah. Bahkan-,, Adys tak sanggup membayangkannya.

Atlantis Water AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang