1. Kaneta Nasyila Greevan

17 2 0
                                    

Matahari mulai menampakkan diri, kamar yang didominasi dengan warna abu-abu muda yang ditempati gadis cantik yang berada dibalik selimut itu belum juga ada tanda-tanda untuk membuka mata.
Baginya, kasur memiliki daya tarik yang kuat.

Jangan heran dengan warna kamarnya, orangtua dan dua kakak nya saja heran. Warna kesukaannya itu memang tidak masuk akal dengan muka imutnya itu. Tapi ini semua kemauan Kaneta sendiri. Dia sangat cinta dengan warna abu-abu, dia merasa warna itu adalah warna yang tenang. Hey, bukan berarti hidupnya abu-abu juga ya.

Namanya Neta. Lebih tepatnya, Kaneta Nasyila Greevan.
Memiliki rambut hitam sepinggang, alis yang tebal tanpa pensil alis, hidung yang mancung, bola mata coklat gelap, dan tinggi badan yang sesuai dengan tubuh mungilnya.

Hingga jam menunjukkan pukul setengah 7 Nata belum juga bangun, lalu dari arah luar sudah ada suara yang menggema.
Siapa lagi kalau bukan bunda tercintanya.
Suara bunda memang tidak ada saingannya.

"Netaaaaaa"
"Kamu mau sekolah ngak?"

"Sekolah lah Bun, masa iya ngak sekolah"
Jawab nata masih dengan suara khas orang bangun tidur.

"Bangun kamu, mandi sana nanti telat baru tau rasa"
Melinda tidak habis fikir dengan putrinya itu, tidak ada bosannya tiap hari diceramahi agar sehabis sholat subuh jangan tidur lagi. Tapi pada dasarnya memang keras kepala sudah melekat pada diri Kaneta. Dia saja lelah menghadapi putrinya itu.

Tidak lama kemudian Melinda, bunda Nata mendengar suara langkah kaki, itu pasti Neta yang malasnya nauzubillah.

"Good Morning Ayaha, bunda" sapa Neta dengan ceria dan mencium kedua orangtuanya. dia akan memulai paginya dengan seceria mungkin. Karena hari ini adalah hari pertama sekolah untuk semester baru setelah libur panjang yang dia habiskan hanya untuk membantu sang bunda menjaga toko kuenya.
Dia memang punya dua kakak. Yang pertama Kenneth, dia sudah menikah dan Yang kedua, Keano dia sekarang sedang kuliah di Surabaya.

"Pagi juga Neta malas"
"Morning too anak ayah"
Jawab Melinda dan Rahadian, ayahnya yang sedang menikmati sarapan.

"Apaansih bunda, Neta tuh ngak males" enak saja bundanya bilang dia pemalas, bundanya ini hanya akan melihat dia saat bermain gadget saja, saat dia bekerja mana ada bundanya muncul. Makanya Neta heran, kenapa selalu begitu? Jadinya kan dia selalu kena semprot sang bunda karena katanya tidak bisa lepas barang sedetik saja dengan hp kesayangannya itu. Memang bundanya itu lebay, masa iya sedetik dasar ibu-ibu.

"Lah, emang kamu males kan. Waktu kecil aja selalu bangun pagi tanpa dibangunin, eh sekarang pas udah gede bukan tambah rajin malah kebalikannya"
Bundanya ini memang memiliki mulut yang pedas sepedas boncabe.

"Udah-udah masi pagi kok udah ribut aja. kaneta cepat makan sarapannya, ayah juga udah mau telat nanti" sahut Rahadian.

"Tuh Bun, dengerin suaminya ngomong. Ngak baik tau ngomel pagi-pagi kaya gini bikin cepet tua"
Ayahnya ini memang the best bangetlahh, tau aja neta udah hampir tidur lagi karna Omelan bundanya yang panjang kali lebar itu.

"Neta udah jangan buat bunda kamu Tamba kesel, nanti ayah juga kena"
Hihi ayahnya ini emang suami takut istri, tapi jangan salah ayah tetap kepala keluarga yang tegas kok. Cuma ya ayah takut aja sama Omelan bunda yang ngak ada lawannya.



Haii, mohon maaf ya kalau ada typo atau kata yang kurang pas.
Aku baru belajar nulis soalnya.
Mohon kritik dan sarannya, aku tetap terima kok. Terimakasih sebelumnya:*)

Salam Kenal dari aku:*)

Meaningfulll For KanetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang