#eps 6- hancurnya keluargaku

47 4 0
                                    

Cekleekkk....
(suara pintu kamar terbuka)

"hentikaaann Gaby!!" bunda berteriak dari pintu masuk kamarku sambil membawa dompet berwarna coklat tua.

Lalu bunda langsung melempar dompetnya dan mengambil kursi untuk menolongku yang sedang menggantung di tali yang aku pasang.

Tali yang mengikat di leherku. Aku berniat untuk mengakhiri hidupku kala itu.

Bunda membawaku ke kasur biruku.

"apa yang kamu lakukan Gaby!?" ujar bunda sambil menangis dan memeluk tubuhku.

Aku menangis dipelukan bunda. Aku tak berdaya.

"a.. k u- c..a.-pe..k un.. da.." aku menjawab sambil mengisyaratkan.

"tapi kamu kenapa melakukan itu nakk..bunda sama sekali tidak mau anak bunda satu-satunya kenapa-kenapa!" sahut bunda sambil mengelus rambut hitamku.

Suara langit-langit kamar terdengar nyaring oleh tangisanku dan bunda.

Ceklekkk....ayah membuka pintu.

"ada apa ini!?" bentak ayah dengan mimik muka terkejut.

Namun bunda tetap diam,tak berbicara. Tetap memeluk tubuhku sambil terisak. Sesekali mencium dahiku. Ia berpikir bahwa ayah lah yang menyebabkan aku, anak semata wayangnya ingin mengakhiri hidupnya.

Tiba-tiba bunda menjawab.
"ini gara-gara kamu mas!" sahut bunda sambil membentak ayah.

"kenapa aku!?".

"kamu keterlaluan! Kenapa kamu memperlakukan anak kita sendiri seperti itu!? Kamu te...!"

"memang dia bukan anakku!, aku bukan ayahnya!" ayah memotong ucapan bunda tiba-tiba.

"CUKUP!! AKU TIDAK TAHAN TINGGAL DENGANMU LAGI!" kata bunda sambil menatap ayah dengan tatapan tajam.

Ayah terkejut mendengar ucapan bunda yang barusan dilontarkan.

"tidak begitu sayang, bukan itu maksutku. Aku sayang padamu, tapi tidak dengan anak ini!" ujar ayah berintonasi lembut.

"KALAU KAMU SAYANG PADAKU, HARUSNYA KAMU JUGA SAYANG DENGAN GABY! TAPI KAMU TIDAK!" kata bunda sambil menangis tersedu-sedu.

"u u d.. ah.. bun, y a-h.." aku menghentikan mereka.

"ma- af..in ak..u ud-a..h bi..ki-n.. ay-ah u.. n-da se-pe..rti in..i, in-i ga..ra-gar..-a ak-u un daa.."
(maafin aku udah bikin ayah unda seperti ini, ini gara-gara aku bunda..).ujarku sambil menangis dan mengisyaratkan.

"tidak nak, ini bukan gara-gara kamu.. Ini gara-gara ayahmu yang tak tahu diri itu!" bunda menyahut.

"dan untuk kamu mas! Aku akan ajukan surat cerai! Aku tidak tahan lagi!" ujar bunda mengalihkan pandangannya ke arah ayahku.

"tidak sayang, tidak!" kata ayahku sambil mengusap kepalanya dengan kedua tangannya.

"ayuk nak!" ajak bunda tiba-tiba mengajakku keluar kamar, dan meninggalkan ayah sendiri.

Tak lama setelah kejadian itu, bunda dan ayah berpisah. Dan kini, aku hanya tinggal berdua bersama bunda.

-------

Siang begitu terik. Cahaya matahari menyinari setengah bagian ruang tamu.

Hembusan angin yang kencang membuat pepohonan bergoyang kesana kemari.

Kring...
(suara handphoneku yang kuletakkan di sofa ruang tamu berbunyi..)

Whatsapp (3):

REDO

-Hai Gab..

-Ini aku, Redo..

-Kamu masih ingat kan?

Sontak aku terkejut dan langsung melempar handphoneku karena Redo mengirim sebuah pesan kepadaku.












Aku Gadis yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang