(3) Bukan Guy

754 48 1
                                    

"Sayangg... Iihh.. pulang kok nggk ngabari sihh?" manja Lexa berlari langsung memeluk pacar nya saat tiba di penthouse Deon. Sangkin senang nya bertemu sang kekasih, Lexa sampai lupa bahwa ia membawa teman baru nya yg masih setia berdiri di depan pintu penthouse.

"Lexa, tu cewek cantik siapa? Kok lo tinggalin didepan, mending kasih gue aja biar gue ajak jalan" ujar Gallen seraya duduk disamping kekasih nya yg sedang istirahat disofa bersama teman-teman yg lain. Gallen baru saja dari luar karna tadi ada barang yg tertinggal dimobil.

"Siapa sih yang?"tanya Taletha kepada Gallen. penasaran dengan orang yg dikatakan oleh Gallen. "Nggk tau. Temen baru kali" Celetuk Gallen asal.

"Astaga!! Gue lupa"pekik Lexa berlari keluar penthouse ketika mengingat ia membawa Velly untuk menemani nya kesini tadi. "Aduhh.. Vel gue minta maaf ya, gue lupa kalau ada lo. Gue kesenangan banget soalnya udah lama gue nggk ketemu sama pacar gue" Lexa meringis atas kesalahan nya setelah tiba didepan Velly.

"Nggk masalah kok. Kalau gitu aku balik kekamar duluan ya Lexa" ujar Velly. "Yahhh kok gtu, lo marah ya karna gue tinggalin??"tanya Lexa dengan wajah sendu. "Eh.. eh.. nggk kok Lexa. Aku nggk marah kok, aku cuma mau istirahat aja" Alih Velly merasa bersalah.

Mendengar jawaban Velly, Lexa menjadi tersenyum ceria"kalau gitu kita istirahat disini aja. Yuk, gue juga mau kenalin lo ke teman-teman gue" Lexa menarik Velly ke dalam penthous Deon.

"Hello guys..."Semua mata memandang kerah Lexa yg teriak-teriak tidak jelas. "Kenalin ni temen baru gue, namanya Michiavelly Blenda Lamont. Bisa dipanggil Velly aja biar singkat"lanjut Lexa memperkenalkan Velly.

Velly hanya bisa tersenyum canggung melihat semua mata terarah pada nya tanpa terkecuali. Tak ada satu pun yg merespon ucapan Lexa. "Gue balik aja ya, kayanya gue nggk cocok disini"bisik Velly ke telinga Lexa.

"Gue mau balik kamar deh sama Velly. Dia nggk nyaman disini karna nggk direspon dengan baik sama kalian"kesel Lexa dengan wajah ditekuk dan menarik tangan Velly keluar.

"Eh.. eh.. dek kok lo marah sih. Kita bukan nggk nerima temen baru lo. Tapi mereka tu pada terpana sama temen lo yg cantik nya luar biasa ini" Gallen yg pertama sadar dari keterpanaannya langsung mengejar Lexa dan Velly yg sudah sampai diambang pintu.

Yg dikatakan Gallen tak sepenuhnya salah. Deon yg tak suka dan tak pernah merespon cewek selama ini saja, begitu terpana melihat ke cantikan temen nya Lexa ini.

Bagaimana tak terpana, teman Lexa yg bernama Velly ini sangat cantik. Rambut lurus coklat sepunggung tergerai rapi, dengan poni yg hampir mengenai matanya, alis rapi nan tebal, bulu mata lentik, pipi tirus, hidung mancung, bibir tipis merah delima, iris mata yg berwarna sama seperti ku yaitu biru bedanya dia sedikit lebih terang, postur badan nya yg pas bak model, kaki jenjang, dengan tinggi yg kuperkirakan sekitar 170cm itu.

"Pantesan sayang ku ini baperan. Lagi bulanan, hem???"Leo menghampiri Lexa dan merangkul pundak nya. "Habisanya kalian ngeselin, Velly ngerasa nggk nyaman kalian begitu"kesel Lexa. Benar yg dikatakan Leo kalau Lexa lagi kedatangan tamu bulanan.

"Udah, jangan ngambek. Sini bawa temen nya duduk, biar kita bisa kenalan"Leo kembali membujuk kekasih nya agar tak kesal lagi. Velly ikut duduk disebelah Lexa.

"Vel kenalin ini pacar gue namanya Galileo Yozzagi Alcander, biasa dipanggil Leo. Yg itu Ervin Lezard Delbaro, dipanggil Ervin. Disebelah nya pacarnya Aretha Zaileen Alverdo, dipanggil Zaileen. Yg itu kembaran gue namanya Gallen Athenio Abercio, dipanggil Gallen. Disebelah nya calon kakak ipar gue namanya Taletha Quirin Zeroun, dipanggil Taletha. Nah yg sendirian itu, yg jomblo itu namanya Deon Wrenly Lemuel, biasa dipanggil Deon" Lexa mengenalkan mereka satu persatu.

"Nah.. lo pasti udah pada tau kan mereka siapa? Pasti tau lh, wajah mereka nggk ada yg Nggk pernah nongol di stasiun tv maupun majalah. Lo juga pasti bingung kan kenapa gue bilang Gallen itu kembaran gue?"tanya Lexa yg dibalas anggukan oleh Velly.

"Dia emang kembaran gue. A dibelakang nama gue itu Abercio, tapi wajah gue emang nggk pernah disorot karna gue nggk suka terkenal. Gue kenalin mereka ke elo juga karna gue percaya lo itu temen yg tulus bukan karna mau harta gue aja" Velly sempat tertegun mendengar kalimat terakhir Lexa.

Sekarang dia tau kalau Lexa sering dimanfaatkan oleh teman-teman nya dulu. "Ohiya, Deon itu anak pemilik yayasan. Bisa dibilang sekolah ini punya dia lh. Nah, ini itu penthouse nya Deon sekaligus tempat tinggal mereka ber-6" lanjut Lexa menjelaskan.

"Iihh... kita tu tinggal diasrama kali Lexa. Kita tu mau temenin kamu. Cuma mereka aja yg tinggal disini" sanggah Zaileen. "Yakin mau tinggal di kamar yg cuma  sepetak kecil-kecil itu?" tanya Lexa dengan sebelah alis terangkat sambil bersikedap dada.

Zaileen dan Taletha saling berpandangan. "Udah lh, kalian tinggal disini aja. Kamar disini juga banyak kok. Gue diasrama juga udah ada Velly, jadi kalian semua nggk perlu khawatir lagi"putus  Lexa. Kedua perempuan itu hanya mengangguk.

"Ohiya Vel, lo mau nggk sama Deon. Gue takut dia tu guy, soalnya dia nggk pernah sedikit pun ngelirik cewek kecuali keluarganya sama kita-kita aja" Lexa berujar sambil memandang ke arah Deon. Velly melihat wajah Deon seperti menahan amarah.

"Udah lh Deon, lo nggk usah sok sangar gitu. Gue tau lo tertarikkan dengan Velly??" goda Lexa sambil menaik turun kan alis nya. Deon memandang tajam Lexa, tapi yg namanya Lexa tak pernah ada rasa takut sedikit pun kepada tatapan mematikan Deon.

Deon memandang ke arah Velly. Ia sempat takjub memandang mata jernih nan teduh milik Velly "jangan dengerin Lexa, dia emang suka gitu. Gue bukan guy kok, gue masih suka cewek. Buktinya gue suka dengan lo" Deon terkejut dengan perkataan yg baru saja diucapkan nya.

Padahal Ia tak berniat berucap seperti itu. Semua mata memandang ke arah Deon tanpa berkedip. Mereka semua tercengang mendengar perkataan Deon kecuali Velly.

Prok.. Prok... Prok

Tepukan tangan Gallen menyadarkan mereka semua dari keterkejutan nya. "Wah.. Wahh... Wahh.. Sekarang gue yakin, sahabat gue yg satu ini bukan guy. Wahh lo pake pelet apa Vel bisa buat Deon tertarik dengan lo" Gallen berkata dengan ekspresi yg benar-benar takjub.

Velly tetap diam ditempat nya. Ia tak ingin Deon serius dengan perkataan nya. Karna ia tak mungkin sanggup jika harus memiliki hubungan dengan Deon.

"Ini beneran Deon yg gue kenal?" Zaileen bangkit berjalan kearah Deon dan meletakkan punggung tangan nya kearah dahi Deon. "Apaan sih"Deon menepis tangan Zaileen.

"Sekarang gue yakin ini Deon nya kita. Karna sifat nya masih sama. Tapi gue takjub dengan lo Vel, bisa luluhin makhluk yg selama ini kita anggap guy ini" Zaileen berkata sambil kembali ke tempat duduk nya.

Apa Deon sebegitu nya tak pernah memandang cewek sampai semua sahabat nya harus bertingkah aneh seperti ini? Masa iya orang yg hampir sempurna seperti Deon tak pernah berinteraksi dengan cewek selain orang dekatnya.

"lo serius ngomong gitu Deon?"tanya Ervin dengan wajah serius. Deon memandang ke arah Ervin tanpa menjawab pertanyaan nya. Semua kembali terdiam menunggu jawaban Deon. Tapi sekian lama Deon tak juga menjawab.

"Ekhem" Velly berdehem membuat semua yg sedang memandang kearah Deon menoleh kearah nya. "Saya mau balik kekamar dulu. Saya mau istirahat" lanjut Velly seraya bangkit dari duduk nya dan melangkah keluar penthouse. Mereka belum ada yg tersadar kalau Velly sudah tidak ditempat nya lagi.

.

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

15 Jun 2020
-Dsc-



CINTA DIBATASI AGAMA {PINDAH KE HINOVEL}  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang