(5) Alergi

616 37 0
                                    

Jangan lupa  vote dan komen guysss..

Follow juga akun author guysss...

Happy reading.....

--------

Semua makan dengan lahap, keheningan menyelimuti meja makan. Dengan ragu Velly memakan makanan nya. Setelah 5 suapan, Velly lari sambil membekap mulut nya ke arah westafel.

Huekk... Huekk...

Velly memuntahkan semua makanan yg sudah dimakan nya. Semua panik dan ikut berlari melihat Velly seperti itu. Dengan sigap Deon memijit tengkuk Velly dengan sebelah tangan nya memegang rambut Velly yg terurai.

Zaileen melangkah mendekat kearah Velly dan menjepit rambutnya dengan jepitan dirinya. Semua terlihat sangat khawatir dengan keadaan Velly yg terus saja memuntahkan semua makanan nya.

"Udah?"Deon bertanya lembut. Terselip  nada khawatir saat dilihat nya Velly yg sudah membasuh wajah. "Velly boleh ke kamar Deon? Velly mau ganti pakaian, Velly nggk tahan pakai pakaian ini" tanya Velly dengan nada lemah. Wajah nya juga sudah memucat.

Deon tak menjawab, Ia langsung menuntun Velly menuju kamar nya "kamu masih sanggup jalan kan?" Deon bertanya saat sudah tiba di anak tangga menuju kamar nya. Velly hanya mengangguk karna sudah sangat gerah dengan pakaian ini.

Setibanya di kamar Deon, Velly langsung mengambil paperbag pakaian tadi. Masuk ke kamar mandi, Velly menghembuskan nafas berat. Velly membuka baju tidur yg dikenakan nya. "Huftt" Velly mengehembus nafas pasrah kala menilat hampir diseluruh tubuh nya sudah memerah. Ini lh akibat jika dirinya mengonsumsi ikan. 

Velly memiliki Alergi pada ikan. Tadi, di meja makan hanya tersedia lauk ikan saja. Jadi sekarang Ia harus merasakan gatal yg teramat sangat.

Velly keluar perlahan dari kamar mandi. Kini pusing sudah mulai melanda. "Astaga!!! Velly, badan kamu kenapa merah-merah gini"Deon berlari mendekati Velly yg baru saja keluar dari pintu kamar mandi. Khawatir langsung menjalan pada dirinya. Deon panik melihat tubuh Velly yg sudah dipenuhi warna merah yg sangat kontras dengan kulit putih nya

"Velly pusing Deon"Velly berujar lemah, Deon dengan sigap memeluk tubuh Velly yg mulai limblung. Deon mengangkat tubuh lemah Velly menuju tempat tidur. Deon langsung mengambil handphone nya dan mendial beberapa nomor.

"Saya tunggu di penthouse 7 menit dari sekarang, kalau nggk kamu saya pecat"perintah Deon dengan nada dingin langsung memutuskan sambungan telfon.

Deon kembali berjalan ke arah Velly. Kini tubuh Velly sudah diselimuti hingga ke dada. "Kamu kenapa Vel?"tanya Deon lembut. Berbeda dengan nada nya saat menelfon tadi.

"Alergi Velly kambuh Deon"jawab Velly dengan nada lemah sambil sesekali meringis karna menahan gatal dan pusing nya. "Alergi??" beo Deon dengan mengerutkan kening.

"Velly Alergi sama jenis ikan. Kalau makan ikan ya gini jadi nya, muntah, pusing, gatal-gatal seluruh badan, terus merah-merah gini"jelas Velly sambil menutup matanya karna pusing menyerang semakin menjadi.

"Kenapa kamu nggk bilang dari awal? Kan bisa aku suruh maid untuk masak yg lain"ucap Deon prustasi. "Velly takut, tadi Deon marah. Serem!!!"cicit Velly. Deon mengelus lembut kepala Velly "maaf" ujar nya merasa bersalah.

Tanpa mereka sadari sedari tadi para sahabat Deon mendengar kan perbincangan mereka dari luar pintu. Mereka semua tersenyum melihat Deon yg sekarang. Sangat berbeda dengan Deon yg sebelum ketemu Velly.

--------


Velly sudah di periksa oleh dokter. Velly sudah tertidur karna dokter tersebut menyuntikkan obat tidur agar Velly tak merasa kan gatal dan pusing lagi. Itu semua juga atas suruhan Deon.

"Kasian nona Velly, karna Alergi ini sangat menyiksa dirinya. Ini saya kasih resep bisa ditebus di apotek"jelas dokter sambil memberi selembar kertas resep.

"Kalau gitu saya pamit dulu tuan muda" Deon hanya mengangguk dan mengantar Dokter keluar. "Radit. Tolong tebus resep ini di apotek terdekat"perintah Deon ketika melihat Radit.

"Kasian Velly, ini semua salah Lexa"cicit Lexa yg sedang menangis dipelukan Leo. "Udah sayang, ini bukan salah siapa-siapa"Leo berusaha menenangkan kekasih nya.

"Ini salah gue. Karna tadi gue suruh kalian makan, jadi nya Velly juga makan karna takut dengan nada dingin gue"sesal Deon dengan wajah bersalah. Kini Deon sudah bergabung dengan mereka diruang tamu.

"Udah lh Deon, lo nggk perlu nyalahin diri gitu. Kita kan nggk tau kalau Velly punya Alergi" Ervin benar, disini tak ada yg salah. "Yaudh, mending sekarang kita kekamar masing-masing aja. Udah malam juga, waktu nya tidur. Dek lo nginap sini aja malam ni"perintah Gallen yg diikuti semua nya.

Deon berjalan ke lantai dua kearah kamar nya. Perlaha, Ia membuka pintu kamar agar tak menimbulkan suara yg bisa membangunkan Velly dari tidur nyenyaknya.

Menutup pintu kembali, Deon berjalan kearah tempat tidur. Naik bergerak dengan perlahan, Deon duduk ditempat tidur. Memandangi wajah damai Velly yg sedang tertidur.

Deon merasa heran dengan dirinya. Kenapa bisa dia tertarik dengan perempuan didepan nya ini hanya dengan sekali pandang saja. Jangan kan untuk memandang wanita, untuk berdekatan saja Ia tak pernah mau.

Apa yg ada di Velly hingga Ia bisa langsung takut untuk kehilangan nya. Dia juga heran kenapa hanya Velly yg tak menunjukkan pandangan tertarik kepadanya. Itu adalah satu hal yg membuat Deon tertarik dengan Velly.

Tadi saat pertama memandang Velly, jantung Deon langsung berdetak dengan cepat. Sampai Ia ingin mengecek ke dokter ada apa dengan jantung nya. Tapi sekarang ia sadar kalau itu semua karna Velly.

Entah perasaan dari mana, saat ini Deon sangat ingin memiliki Velly hanya untuk dirinya. Ia juga heran kenapa Ia sangat marah pada saat tadi melihat Velly datang dengan pakaian minim seperti itu.

Apa mungkin Ia cemburu kalau ada orang lain yg ingin memiliki Velly? Atau kah Ia sudah jatuh cinta pada Velly pada saat pertama melihat Velly tadi? Deon tak pernah tahu jatuh cinta itu bagaimana, tapi Ia yakin saat ini Ia tengah merasakan nya.

Ia berharap Velly akan memiliki rasa yg sama dengan Deon. Deon ingin memiliki Velly mulai detik ini. Tak ada siapapun yg boleh dekat dengan milik nya apalagi mengambil milik nya.

Ia akan selalu menjaga dan melindungi Velly dari kejahatan apapun. Cukup malam ini Ia teledor tentang kesehatan Velly. Ia tak ingin ini kembali terjadi.

Melihat Velly yg mengeluh sakit, rasanya ada bagian hatinya yg terasa seperti di remukkan. Ia tak ingin melihat lagi Velly yg terkulai lemah seperti ini. Ia harus bisa selalu membuat Velly bahagia ketika bersama nya.

Deon menyudahi pemikiran nya. Ia ikut masuk kedalam selimut yg sama dengan Velly, membawa tubuh Velly kedalam pelukan nya. Rasanya ini posisi tidur ternyaman bagi Deon. Memejamkan mata, Deon ikut menyelam ke alam mimpi mengikuti Velly.

.

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

17 Jun 2020
-Dsc-

CINTA DIBATASI AGAMA {PINDAH KE HINOVEL}  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang