Makan malam 🌻

47.4K 6.6K 1.4K
                                    

Aku dan kamu adalah dua hal yang sulit untuk menjadi "Kita".

🌻🌻🌻

Malam tiba, masakan yang Zahwa masak sudah tertata dengan rapi. Raka pergi untuk menjemput Maira. Berulang kali Zahwa menghela nafas berat, otaknya terus berfikir, apakah Zahwa akan kuat melihat Maira atau tidak.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang sudah pasti Maira.

"Waalaikumsalam." Jawab Zahwa dengan senyuman malaikatnya.

Raka datang dengan menggandeng tangan Maira, hal itu membuat hati Zahwa lagi-lagi sakit. Namun apa boleh buat, ini adalah kali pertama bagi  Zahwa makan malam bersama suaminya.

Raka menarik kursi untuk Maira dan duduk di sampingnya. Sedangkan Zahwa berada di depan Raka dan Maira.

"Woah, banyak sekali Zahwa. Aku yakin ini pasti lezat," puji Maira senang.

Zahwa tersenyum menanggapinya.

"Amin. Yuk di makan," ucap Zahwa mempersilahkan.

Setelah membaca doa semuanya langsung makan bersama. Maira tersenyum saat satu suapan berhasil masuk ke dalam mulutnya.

"Zahwa ini enak banget!" Ucap Maira "iya kan mas?" Lanjutnya bertanya pada Raka.

"Hm." Jawab Raka seadanya.

Gengsinya terlalu besar, padahal hati Raka ingin sekali memuji bahwa makanan yang sering ia abaikan adalah makanan yang sangat enak.

Semuanya hening, tak ada percakapan apapun yang keluar.

Setelah makan selesai, Zahwa mengangkat piring kotor menuju dapur.

"Biar aku bantu Zahwa," ucap Maira yang hendak bangun.

"Jangan. Biarkan dia saja, kamu tamu di sini," ucap Raka menahan tangan Maira.

Zahwa melanjutkan aktivitasnya. Setelah menaruh piring kotor Zahwa menghampiri dua orang itu yang asyik bercanda gurau.

"Kamu tau Zahwa, saat bulan madu kemarin kami sangat bahagia. Di sana sangat indah," ucap Maira bahagia.

Mungkin maksud Maira ia hanya menceritakan betapa bahagianya saat bulan madu bersama Raka.

"Ayo pulang," Ajak Raka membuat Maira cemberut.

"Hm yuk." Ucap Maira.

Maira berjalan untuk berpamitan pada Zahwa dan memeluknya.

"Kamu tau Maira, saat kamu bahagia aku yang menangis di sini," bisik Zahwa pada telinga Maira.

Hal itu sontak membuat Maira terbelak, namun Zahwa bersikap biasa saja. Raka langsung menarik tangan Maira menuju pintu keluar.

Sakit rasanya melihat orang yang kita cintai menggenggam tangan orang lain. Ingin rasanya Zahwa berteriak bahwa ia tersakiti disini namun apa boleh buat Maira adalah sumber kebahagiaan bagi Raka, dan Zahwa adalah penghalang bagi keduanya.

Zahwa mengantar keduanya sampai depan pintu lalu mencium tangan Raka. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Raka.

Setelah mobil Raka tak terlihat lagi Zahwa langsung menutup pintu rumahnya. Tiba-tiba saja air mata Zahwa kembali jatuh pikirannya teringat pada hasil tes yang ia dapatkan di rumah sakit kemarin.

Untukmu, Syurgaku [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang