Jarak antara toko bunga dan rumah Irene memang tidak terlalu jauh. Sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama mereka pun telah sampai di sebuah pemukiman warga yg cukup kumuh menurut Suho. Mereka berjalan kaki dan melewati banyak sekali anak tangga karena letak tempat tinggal Irene yg berada di atas pemukiman tersebut.
Sehingga tak jarang mereka pun bertemu dengan orang-orang disekitar pemukiman tersebut yg memaki dan menggunjingkan Irene."Aigoo, lihat lah jalang itu. Dia berani membawa laki-lakinnya kemari. Sungguh anak muda jaman sekarang sudah tidak bermoral" ucap salah seorang ahjuma yg berpapasan dengan mereka sambil menatap sinis pada Irene.
Suho pun sudah bersiap untuk membela Irene. Namun Irene menggenggam tangan nya erat dan mempercepat jalannya meninggal kan ahjuma tersebut.Setelah kaki mereka terasa sedikit pegal, akhirnya mereka pun sampai disebuah rumah yg cukup kecil menurut Suho. Irene pun mempersilahkan Suho untuk duduk dan Irene membuatkan minuman untuk nya.
Suho pun menatap sekelilingnya, hati nya terasa sakit melihat tempat tinggal Irene. Perabotan nya pun sangat sederhana. Bagaimana mungkin ia tega melihat Irene menjalani hidup seperti ini.Irene pun memberikan secangkir teh hangat pada Suho, lalu duduk disamping nya.
"Gomaweo" Suho pun menyesap teh tersebut lalu tersenyum manis pada Irene.
"Rene, hari ini adalah salah satu hari terbahgia yg pernah aku temui. Karena akhir nya aku menemukanmu." Suho menatap wajah Irene yg terlihat lebih tirus dengan mata yang masih sembab.
Lalu perlahan ia melekan tangan nya diatas perut Irene yg buncit itu dan mengelus nya dengan lembut sehingga mampu membuat hati Irene berdesir hangat.
Irene merasa sangat nyaman dengan sentuhan Suho diperutnya."Berapa usia kandungan ini sekarang?" tanya Suho masih mengelus perut Irene lembut.
"Memasuki minggu ke 35." Irene pun tersenyum dengan perlakuan Suho diperut nya.
Suho pun mensejajarkan wajah nya pada perut Irene.
"Uri yeolmo, jangan nakal ya diperut eomma. Jangan membuat eomma kesakitan ne, mulai sekarang Appa akan menjaga kalian. " Suho dan Irene pun sama2 tersenyum melihat tingkah konyol Suho yg berbicara dengan perut nya.
"Rene, aku memiliki sebuah permintaan untuk mu." Suho pun menggenggam erat kedua tangan Irene.
"Apa itu, katakan saja"
"Tinggal lah bersama ku. Sungguh aku tidak tega melihat kamu hidup seperti ini. Aku ingin menjaga dan melindungi kamu setiap saat. Dan aku berjanji akan berusaha menjadi suami dan ayah yg baik untuk kamu dan bayi ini. Jebal . . . ikutlah bersamaku. "
"Shireo. Itu tidak akan mudah." Irene tersenyum penuh makna.
"No neun ( kamu ), memiliki keluarga yg harus kamu pikirkan perasaannya. Kau juga masih punya kesempatan untuk bisa hidup dengan lebih baik bersama seorang yeoja yg lebih sempurna."
"Na neun ( aku ), akan merasa jauh lebih bahagia jika melihat mu bahagia. Bukan malah ikut terseret dalam masalah rumit bersamaku seperti ini." Irene berusaha menolak secara halus."Kebahagiaan ku adalah kau Irene! Buang jauh-jauh semua pikiran mu yg seperti itu. Semua orang termasuk keluargaku tahu siapa yang aku cari dan aku cintai selama ini. Jadi tak perlu khawatir, tidak ada masalah dengan mereka."
Irene pun menghela nafas panjang. Kareana percuma berdebat dengan Suho dia pasti akan kalah. Selalu saja begitu dari dulu.
"Beri aku waktu untuk mempertimbangkan nya."
Suho pun mengangguk lalu tersenyum dan terus menatap wajah kekasihnya itu. Hati nya begitu perih melihat pujaan hati yg selama ini ia cintai harus menjalani hidup yang penuh dengan derita.
Maksih buat yg udh ngasih vote dan komen nya buat cerita ini. 🙏🏻🙏🏻
Kira kira Irene mau ngga ya ikut sma Suho 🤔