Bagian 4

116 12 1
                                    

Hebat ternyata Genara harus terlambat, belum lagi Vita yang ngamuk-ngamuk karena dia berjanji menjemput.

"Sial, telat lagi."

Sedikit lagi dia hampir sampai sekolah. Jelas saja dia bangun pukul 06:20 ditambah lagi dia naik mobil yang di jamin Jakarta lagi jam-jam macet.

Saat sampai gerbang sekolah sudah ditutup.

"Pak, bukain dong masa baru berapa hari saya ketinggalan pelajaran," ucap Genara sambil menurunkan kaca mobilnya.

Pak Dodo, satpam sekolah, menghampiri Genara. "Eh Neng, yang lain aja malah demen kaga sekolah malah kalau telat kebeneran buat bolos."

"Yaelah Pak, itu kan mereka, lagian kalau bolos, bolos sama siapa Pak, temen saya aja lagi di dalem noh."

"Pulang aja Neng nggak bakal saya bukain juga pintunya."

"Pak Bapak nanti saya beliin makanan buat makan siang, deh."

Belum sempat Pak Dodo menjawab ada murid cowok dengan motornya di depan gerbang.

"Eh, Nak Orlan, kenapa telat?" tanya Pak Dodo sambil cengar-cengir.

"Lama lo buka pintunya," kata Orlando.

Baru saja Orlando menggas motornya tangannya di tahan oleh Genara. Genara memicingkan matanya.

"Lo yang kemarin sempet mau nabrak gue, kan?"

Orlando hanya dia tidak merespon.

"Lo tuh harusnya minta maaf sama gue," ujar Genara.

Pak Dodo hanya menelan salivanya, karena baru kali ini ada yang berani berbicara dengan Orlando bahkan memegang lengannya.

Orlando terkenal dingin dan tak tersentuh oleh siapa pun. Banyak yang mengagumi Orlando hanya sebatas itu saja. Dia enggan berdekatan dengan kaum hawa, kalau ada cewek kecentilan yang tiba-tiba bergelayut di tangannya langsung di hempas dan di dorong.

"Hallo, gue ngomong sama manusia, kan?" tanya Genara lagi kesal.

Orlando hanya bergumam tanpa menoleh. Genara kembali menoleh kepada Pak Dodo.

"Kok dia boleh masuk saya enggak?"

"A ... anu Neng,"

"Suruh dia masuk," perintah Orlando dan melepaskan tangan Genara, lalu meninggalkan Genara di depan gerbang.

Muka Genara benar-benar terkejut. "W-wah, a ... apa itu barusan responnya."

"Neng, lain kali jangan kayak gitu lagi sama Orlando kalo nggak mau tamat. Lagian dia juga sekarang kelas dua belas, udah buru Neng masuk daripada saya tutup lagi."

Genara hanya menaikkan alisnya dan kembali masuk ke mobilnya dengan cepat dia memarkir mobilnya dan mengejar cowok bernama Orlando.

Setelah menemukan cowok itu yang mau menaiki tangga Genara memanggilnya, "Kak Orlando, makasih."

Orlando berhenti sejenak dan menoleh ternyata anak itu sudah tidak ada.

"Kaya gue pernah liat di mana itu anak."

Tapi tidak mau ambil pusing Orlando melanjutkan menuju kelasnya.

***

Vita datang dan langsung menoyor kepala temannya. "Anjir lu yak, kan gue suruh jemput malah lo telat terus di kantin sampe istirahat lagi."

"Pertama kalo gue masuk jam segini mati lah aku. Kedua gue belom sarapan laper banget."

"Lagian yak gue cape nelponin lo bolak-balik tidur kayak orang mati."

Start AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang