"Kalau gak tau, gimana kita nikahin mereka?" Tanya Jaehyun.
Johnny menghela napasnya. Masalahnya tuh disini.
"Ah!" Tiba-tiba Taeyong berseru membuat mereka semua menoleh. "Gini aja, kita tunggu anak Haechan sama Jaemin lahir. Terus kita ngadain tes DNA."
Semua orang dewasa disana mangut-mangut mengerti. Ide itu boleh juga.
"Jaemin, Haechan, Mark, dan Jeno harus tinggal satu atap. Biar mereka belajar mandiri dan jadi suami yang baik. Mark dan Jeno bisa membantu mengurus Haechan dan Jaemin nanti." Ucap Winwin.
Johnny menatap lekat Mark, Jeno, Haechan, dan Jaemin. Terutama Mark dan Jeno. "Ingat! Selama tinggal bersama, gak ada yang namanya tidur bersama. Kamar kalian dipisah. Kita gak tau siapa ayah dari anak Haechan dan Jaemin."
Perintah dari Johnny membuat Mark, Jeno, Haechan, dan Jaemin mengangguk mengerti.
"Kalian tinggal di apartement Jaemin dan Haechan. Disana ada dua kamar." Ucap Ten.
"Mark, Jeno, jagain anak om baik-baik. Kalo sampai kenapa-kenapa, kalian tau akan menghadap siapa." Ucap Johnny.
Mark dan Jeno meneguk ludah mereka kasar dan mengangguk serentak.
"Oh ya, kalo tes DNA nya udah kelar. Mami harap gak ada yang kecewa sama hasilnya. Usahain jangan pakai perasaan suka atau apapun itu. Ingat, kita gak tau siapa ayah anak Jaemin dan Haechan." Ucap Taeyong tiba-tiba.
Diam-diam ada yang tiba-tiba menjadi resah dan tak tenang karena ucapan dari Taeyong.
Jaehyun menatap istrinya. Dia mengerti kenapa Taeyong berucap seperti itu. Masa lalu Taeyong.
Yuta terkekeh lagi ketika suasana kembali tegang. "Gak ada yang mau diomongin lagi kan? Ini udah waktunya makan siang btw. Makan yuk, laper nih."
Jaemin mencubit perut ayahnya keras membuat ayahnya mengaduh kesakitan. Dia kesal dengan sikap malu-maluin ayahnya.
"Gausah malu-maluin, yah!" Jaemin menatap ayahnya tajam. Sedangkan Winwin menutup mukanya menahan malu melihat betapa mulianya perbuatan sang suami.
Yuta menyengir tak berdosa. "Ya kalian serius amat sih. Aku kan cuma mencairkan suasana."
Taeyong, Ten, Jaehyun, Johnny, Jaemin, dan Haechan menatap Yuta jijik. Winwin masih menutup mukanya malu. Sedangkan Mark dan Jeno tercengang melihatnya.
"Bukan bapakku bukan bapakku. Aku gak kenal." Ucap Jaemin.
"Jahat kamu, Na, sama ayahmu yang tampan kayak pangeran dari Osaka ini." Ucap Yuta dramatis.
"Gak berubah-berubah dari dulu lu ya, Yut. Masih aja kayak dulu." Ucap Taeyong.
Yuta menatap Taeyong jahil. "Kenapa? Gamon lu ama gue? Sorry ya, Yong. Gue dah punya istri."
Jaehyun menggeplak kepala Yuta. "Gue tendang lu ampe ke Konoha ye, bang?"
"Ehehe mending kita bernostalgia masa-masa SMA dulu aja sambil nunggu makanan di saji kan." Ucap Yuta makin tak tau diri.
Jaehyun berdecak kemudian memanggil asisten pribadinya dengan menepuk kedua tangannya dua kali ala bos besar.
Asisten pribadi Jaehyun datang berlari menghampiri tuannya. "Ada apa, bos? Ada yang bisa saya bantu?"
"Suruh para maid nyiapin makan siang untuk tamu-tamu saya." Titah Jaehyun yang diangguki asisten pribadinya lalu ia berlalu pergi dari hadapan mereka.
Bagi yang mau tau cerita masa lalu orangtua mereka, mari kita flashback sejenak.
Dulu waktu itu, Johnny, Yuta, dan Taeyong kelas duabelas. Ten di kelas sebelas bareng sahabat mereka satu lagi. Lalu Jaehyun dan Winwin kelas sepuluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Accident | Nomin ft. Markhyuck ✔︎
Fanfiction[Mpreg] ❝What the fuck?! What is this?! KITA FOURSOME?!!!❞ Berawal dari pesta minum-minum untuk merayakan keberhasilan dalam membuka cafe yang didirikan oleh Jaemin dan Haechan dengan kerja keras mereka selama ini. Tetapi itu semua berakhir dengan f...