😺OO8

22 3 1
                                    

"Wisnu??!"

Wisnu sedikit terkejut waktu denger suara Jea yang baru aja keluar dari kamarnya dengan muka bantal.

"Dih, jorok banget dah lu, Kak. Harusnya cuci muka dulu kali mau ketemu cowok ganteng." Itu suara Mahendra yang memang lagi duduk di ruang tamu nemenin Wisnu.

Mengabaikan ucapan Mahendra, masih dengan nada yang terkejut, Jea bertanya lagi pada Wisnu, "Kok lo bisa disini, sih?!" 

Merasa diabaikan, Mahendra memilih pergi meninggalkan Wisnu dan Jea di ruang tamu. Ada hening beberapa saat diantara keduanya sebelum akhirnya Wisnu berkata,

"Cuci muka dulu gih, muka lo agak jelek gitu soalnya."

Jea otomatis memutar badannya dan berjalan ke kamar mandi. Meninggalkan Wisnu yang tengah senyum menyebalkan dibelakangnya.

Selesai cuci muka, Jea kembali ke hadapan Wisnu. Kali ini bukan lagi dengan muka bantal, tapi dengan muka bete. Masih sebel dibilang jelek sama Wisnu tadi.

"Kok muka lo gak berubah? Tetep jelek gitu."

"Lo kalo cuma mau ngatain gue mending pulang aja deh, Nu."

Wisnu ketawa untuk beberapa detik sebelum akhirnya bilang, "Udahan kali, Je, ngambeknya."

"Dih??? Siapa yang ngambek ya mohon maaf!" Elak Jea, gengsi dong kalo ketauan ngambek padahal dia bukan siapa-siapa Wisnu.

"Kata Mahendra lo seharian ini badmood."

"yAAA TERUS KALO GUE BADMOOD ITU TANDANYA NGAMBEK KE LO GITU???"

Wisnu mengedikkan bahunya acuh. "Yaaa, siapa tau lo cemburu gitu liat gue jalan sama cewek lain."

Jea ternganga, gak habis pikir sama kelakuan cowok di hadapannya ini. Walaupun agaknya yang dibilang Wisnu itu ada benarnya.

"Nu, gue gak tau kalo lo orang yang overconfident kayak gini." Ujar Jea sambil geleng-geleng kepala.

"Now you know, then." Kemudian cowok itu menyerahkan sebuah echo-bag berlogo salah satu minimarket.

"Apa, nih?" Tanya Jea clueless.

"Liat sendiri kan bisa, Je."

Jea otomatis memeriksa tas tersebut, disana ada camilan favorite Jea, beng-beng! Serta beberapa jajaran camilan lain yang merupakan titik kelemahan Jea.

Tanpa sadar Jea menyunggingkan senyumnya.

"Yaudah gue pamit kalo begitu. Lo udah senyum soalnya sekarang."

Wisnu berdiri dan kembali memakai jaketnya.

"Hehehehehehe. Thanks a lot, Wisnuuuuu." Ucap Jea menengadah menatap Wisnu yang tinggi menjulang karena berdiri, sedangkan Jea masih duduk memangku harta karun yang baru saja di dapatnya.

"Yoo. Gue balik ya." Kata Wisnu sambil menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Jea.




"—BUSEEEET! Banyak banget nyamuk anjir! Aing digigitin mulu ini. MAMAAAAAAAH, OBAT NYAMUK DIMANAAAAAA???"

Mahendra emang gak bisa liat yang uwiw uwiw kayak gini. Hatinya iri.




















😺°😺

Wisnu
je bagi mahendra gih beng-beng nya

Jea seketika menghentikan kegiatan makan beng-bengnya begitu baca pesan masuk dari Wisnu.

Dan detik berikutnya Jea mengarahkan bungkusan beng-beng share it nya ke arah Mahendra yang tengah sibuk menonton TV. "Mau gak? Mau gak? Moga-moga lo gak mauuuuu!"

"Ikhlas gak, sih, lu Kak nawarin nya??! Gak! Gak mau gue, lagi diet!" Mahendra malah beranjak pergi ke kamarnya, kayaknya gantian deh, malem ini Mahendra not in the right mood, alis badmood.

Jea
barusan gue tawarin tp dia nolak, katanya lg diet
lo aja nih, mau gak?

Wisnu
gak usah makasih, gue jg lg diet kaya Mahendra

Jea:
btw bgt nih nu
lo tau gue lemah sm beng-beng dr siapa?

Wisnu
btw itu bukan dr gue
tp dr Junior

Jea
Hah








Jea rasanya kaya dihempaskan dari langit ketujuh. Emang seharusnya Jea gak bereskpektasi lebih sama Wisnu. Apalagi mengingat kejadian tadi sore waktu Wisnu sama cewek lain.

"Lo berharap apa sih, Jeee? Inget! Wisnu itu udah punya cewek!!!" Kata Jea memperingati dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AtypicalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang