Jea amat sangat terkejut waktu melihat notifikasi di hp nya melalui status bar. Kaget yang sampe lock-unlock hp berkali-kali buat memastikan, is this really happens??! Agak lebay emang, tapi gapapa maklumin aja, namanya juga kaget.
Jea oi, ada apa Nu?
Wisnu kacamata gue kayanya ketinggalan di mobil lo ya
Jea ohya? sebentar gue cek dulu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ada tuh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dpt bonus jg WKWKWKWKWKWKWK
Wisnu nanti gue ambil ya btw makasih tp gue gak minta bonus tolong di unsend aja kalo bisa
Jea sialan sakit bgt berasa cinta gue yg di tolak tau gak?! btw mau ambil kpn?
Wisnu sore kayaknya
Jea jam?
Wisnu sore
Jea iya, JAM BERAPA?
Wisnu ya sore
Jea JAM
Wisnu SORE
Jea PAKE ANGKA
Wisnu 50R3
read.
—
"Kurang lama."
Jea menghela napas kasar mendengar sindiran Wisnu. "Heh! Tadi waktu gue tanya jam berapa lo gak mau jawab ya!!!"
Wisnu terkekeh pelan, kemudian menengadahkan tangannya ke hadapan Jea. "Mana sini,"
"Sama-sama." Jawab Jea setelah menyerahkan kacamata Wisnu yang tertinggal dimobilnya.
Nanun gerakan Wisnu yang hendak berdiri terhenti waktu Jea menarik ujung jaket yang ia kenakan.
"Bentar dulu kenapa, sih??? Seenggaknya temenin gue ngabisin ini dulu." Kata Jea menunjuk minuman dihadapannya yang belum tersentuh sama sekali.
Wisnu yang saat itu tidak memiliki agenda cukup penting untuk dilakukan, akhirnya memilih untuk duduk kembali di kursinya.
"Nah gitu dong, jangan jutek mulu makanya jadi cowok."
Ada hening beberapa menit sebelum akhirnya Wisnu berinisiatif membuka percakapan,
"Btw, you look good pake kacamata gue di foto tadi."
Mungkin itu bukan topik pembuka percakapan yang bagus, seenggaknya buat Jea. Karena yang dilakukan Jea sekarang adalah batuk-batuk setelah tersedak greentea latte miliknya.
"Ini pujian atau sindiran?"
"Both of." Jawab Wisnu cepat.
"Oke, my bad, tanpa izin udah pake barang lo. And Thanks For Your Insincere Compliment." Kata Jea penuh penekakan di setiap katanya.
"Siapa bilang gue gak tulus?"
"Ya terus emang lo tulus?"
"Nggak."
Jea meninju bahu Wisnu pelan, "Dih, lo bisa jadi nyebelin juga ternyata."
"Ke elo doang."
"Jadi maksud lo, 'gue orang yang nggak lo suka' atau 'gue orang yang istimewa buat lo'?" Tanya Jea kemudian menyesap greeantea latte miliknya lagi, niatnya sih bercanda.
"The second one."
Jea hampir tersedak untuk kedua kalinya sebelum Wisnu kembali melanjutkan ucapannya, "Itu kalo Junior yang jawab."
"Gue kan nanya sama lo, bukan sama Junior."
Wisnu diam untuk beberapa detik. "Gue mau menggunakan hak gue untuk gak jawab pertanyaan lo."
"Iya iya, terserah lo deh."
Kali ini Wisnu terkekeh, "Kenapa? Lo mau denger gue jawab 'the second one' juga?"
Jea tau pertanyaan Wisnu barusan adalah pertanyaan menjebak. Apalagi dari point of view Jea, muka Wisnu keliatan nyebelin banget.
"Gue mau menggunakan hak gue untuk menarik pertanyaan gue tadi, alias udah stop gak usah diterusin lagi. Lo nyebelin soalnya."
Wisnu tertawa.
Ngobrol berdua sama Wisnu ternyata bukan pilihan baik. Ya gimana ya, ini Jea salah tingkah terus masalahnya.