Bagian 10 : Tanggung Jawab?

72 12 8
                                    

* Vote ⭐ dan Comment 💬 🙏


Happy Reading 🔥


Skylor's Pov

Hari ini sudah terhitung 3 hari aku tidak masuk sekolah. Bukannya aku menghindari Aleixo tapi aku hanya ... enggan untuk bertemu dengannya, atau mungkin aku takut? Tapi aku juga ....

Arghhh!!! ...

Aku tak tahu perasaan macam apa ini? Kenapa aku terlalu memikirkannya! Ryan saja yang dulu hampir memperkosaku tidak sampai membuatku seperti ini-- dia hanya menghancurkan psikisku.

Tapi Aleixo?

Dia .... Dia kembali mengacawkan pertahananku, yang telah aku bangun dengan kokoh-- dia kembali membangungkan sisi lemah dalam diriku, ini sangat menakutkan karena tak ada Blake di sisiku.

Tapi aku berusaha untu kuat! Sky yang sekarang berbeda dari yang dulu: polos dan tak berdaya. Sky yang sekarang adalah rajawali yang siap terbang tinggi melewati topan/badai yang menanti, mungkin ini terdengar alay, namun itu adalah motivasiku untuk menjalani hidup ini, walaupun tidak ada yang dapat ku raih tapi setidaknya hal itu bisa membuat ku menjadi lebih kuat.

"Permisi, Nona Sky?" Seorang perawat masuk ke ruangan ini.

"Iya, ada apa?"

"Dokter Veronica menyuruh anda ke ruangannya," Jawab perawat wanita itu yang langsung undur diri saat aku mengatakan, "Ya, aku akan kesana." Padahal sebenarnya saat mendengar Dokter Veronika memanggilku perasaan was-was merasuki ku-- aku sudah bisa menebak apa yang Dokter V saampaikan padaku-- pasti kondisi Andrew semakin memburuk dan harus segera melakukan pengobatan kanker pada umumnya, sebelum kankernya semakin parah dan semakin kecil kemungkinan untuk ...

Sudahlah! Aku lelah memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, lebih baik segera bertemu Dokter paru baya itu dan berkonsultasi dengannya mengenai Andrew, dan biaya pengobatannya-- mungkin saja Dokter Veronika bisa memberikan keringanan.

Ruangan Dokter Veronika berada di ujung koridor dari tempatku berjalan saat ini, aku hendak memasuki ruangan itu namun entah kenapa tubuh ku memilih berdiri di depan pintu ruangannya yang sedikit terbuka, dan mendegar percakapannya di dalam sana.

"Kau sangat bodoh!" terdengar umpatan dan cacian dari ruangan itu, sepertinya Dokter V sedang marah, "Untuk menangani hal sekecil ini kau tidak bisa?!"

"..."

"Aku tidak peduli dengan dia yang memiliki pengaruh besar di sini, aku mau anaknya itu segera berakhir!"

"..."

"Kau harus segera menghancurkannya sebelum nyonya dan tuan mengetahui hal ini." Entah kenapa aku sangat kepo dengan pembicaraan Dokter V, aku terlihat seperti penguntit saat ini.

Tededet ... tededet ... tededet ...

Oh astaga!

Aku dikagetkan dengan suara benda purba yang berbunyi di kantongku. Aku segera berlari meninggalkan tempat itu, dan bersembunyi-- takut-takut jika Dokter V marah karena aku menguping pembicaraannya, aku rasa kamar rawat kelas 1 ini cukup aman untuk aku bersembunyi, aku berjalan menuju brankar seorang nenek yang sedang tidur berpura-pura sebagai sanak saudara yang menjenguknya.

Dokter Veronika kelihatan sedang sibuk, dan sepertinya saat ini moodnya sedang tidak bagus untuk meminta keringanan pada pengobatan Andrew. Adikku harus segera berobat sebelum kanker itu memakan habis tubuhnya.

Oh iya, siapa yang menelfonku? Aku kembali mengecek pada benda kuno yang sudah terdiam ini tertera nama JH-- lebih tepatnya inisial.

Aku harus segera menghubunginya kembali, aku tak bisa mengabaikannya saat ini, dia mengangkatnya pada nada ke-7-- aku menghitung nada sambungnya karena aku sangat gugup saat ini.

My Black LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang