senja (2)

3 0 0
                                    

"Ada kalanya sesuatu yang terlihat indah untukku, tak indah untuknya."

~~~°~°~~~

Pagi ini, pagi setelah aku mengantarkan Rani untuk yang kedua kalinya. Senang rasanya bisa mengantarnya pulang. Tapi masih ada yang mengganjal di hatiku. Ekspresinya kemarin saat aku mengajaknya melihat senja. Sepertinya dia tak menyukainya. Meskipun dia tak menyukainya tak perlu juga berekspresi seperti itu. Ataukah dia membenci senja? Dia itu penuh dengan tanya. Hanya mengantarnya pulang, membuatku bertanya tanya. Sejak tadi malam hanya pertanyaan itu saja yang menghantuiku. Ataukah aku harus menanyakannya? Sepertinya benar, aku harus menanyakan langsung padanya.

Tapi tunggu ini hari minggu. Aku mau bertemu dia dimana? Hari ini kan kita libur. Kok aku jadi bego ya, kemarin aku mengantarnya pulang. Kenapa tidak kerumahnya saja. Tapi memang harus ya aku ke rumahnya hanya untuk menanyakan itu? sebenarnya aku merasa malu untuk ke rumahnya hanya untuk hal yang tak jelas. Tapi aku penasaran. Sangat penasaran.

Setelah mempertimbangkan banyak hal akhirnya aku memutuskan untuk ke rumahnya. Tapi aku bawa apa ke rumahnya? Dia suka apa ya kira kira? Benar kataku, dia itu penuh dengan tanya. Aku harus tanya ke siapa? Dia kan anak baru pasti temannya tidak banyak. Dia ke kantin dengan temannya, Dita. Kebetulan aku dan Dita se smp, tapi kita tak pernah se kelas. Aku juga tak sedekat itu dengan Dita, tapi Didin sangat dekat dengannya. Apa aku harus meminta bantuan Didin? Akkkkhhhhh....

Kenapa hanya ingin ke rumahnya saja membuatku bertanya tanya. Sudah berapa banyak pertanyaan. Satu... Dua... Tiga... Empat. Dari satu pertanyaan muncul empat pertanyaan. Ku rasa dulu dengan Karin tak seperti ini. Dia memang berbeda. Aku ini bagaimana hanya membuang buang waktu untuk memikirkan hal yang tak jelas. Lebih baik ku hubungi Didin saja sekarang.

Dinnnnn!!!
Dinnnnn!!!

Apaan lu

Punya kontaknya Dita?

Eh buset, ngapain lo tiba tiba nanyain kontak dia?

Cepet jawab gak!!?

Yee maksa...

Lo gak lagi cari tahu tentag cewe yang bareng Dita di Kantin kan?

Kagak

Masa sih...

Ah repot lu.

~~~~~~~

Percuma banget tanya Didin. Mending aku mandi dan siap siap. Dan dengan secepat kilat aku telah selesai. Aku bergegas menaiki motor dan pergi ke rumah Rani. Entah mengapa udara pagi ini terasa lebih sejuk? Atau ini karena aku yang sedang bahagia? Biarlah apapun alasannya intinya aku sangat senang. Sampai sampai tak terasa aku sudah di depan rumah Rani.

"Assalamualaikum, Rani." Sembari mengetuk pintu

"Waalaikumsalam. Siapa ya? Ada perlu apa?" Kebetulan Mama Rani yang membukakan pintu.

"Saya Bian, Tan. Saya kesini mau ketemu Rani. Raninya ada?"

"Oh Senja iya ada. Ayo masuk dulu Tante panggilkan."

Kenapa Mamanya memanggilnya Senja. Aneh? apakah karena ini Ia tak menyukai Senja? Tapi harusnya jika Mamanya memanggilnya Senja, maka Ia pasti suka dengan Senja. Tetapi buktinya saat aku mengajaknya melihat senja, Ia seperti tidak menyukainya. Ataukah aku yang memang belum mengenalnya lebih dalam? Entahlah. Tapi semakin aku masuk ke dalam kehidupannya, semakin banyak tanda tanya yang muncul. Awalnya aku hanya ingin mencari jawaban atas tanda tanya yang Ia buat. Tapi sekarang aku malah disuguhkan dengan tanda tanya lain yang membuatku semakin bertanya tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJA MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang