Hari ini, hari sabtu tapi Renjun sama sekali tidak bisa berleha-leha, tugasnya terlalu menumpuk untuk seminggu kedepan. Lukisannya belum dimulai, patung mini nya juga belum memasuki tahap akhir, juga essainya yang stuck di satu titik dan dirinya kini tengah sibuk menyiapkan bahan presentasi untuk lusa nanti.Dirinya bahkan hanya sempat tertidur sesaat karena ia memang tak ingin memakan waktu lebih lama lagi. Siap tidak siap, ia harus siap untuk menyelesaikan semuanya secepat mungkin.
Tok tok tok
"Renjun?"
Sang pemilik nama sama sekali tak berniat untuk membalas, ia memilih untuk menunggu si pemanggil melanjutkan ucapannya.
"Lo belum makan dari kemarin, mau gue buatin sesuatu ga?"
Renjun mengelus perutnya yang sekarang terasa lapar, padahal sebelum Jaemin bertanya, dia sama sekali tidak ingat sudah makan atau belum dan lapar atau tidak.
"Sibuk ya? Yaudah, kalau laper bi-"
"NASI GORENG PAKE TELOR!"
Jaemin yang di luar menahan tawa mendengar teriakan Renjun yang sebenarnya patut di kasihani.
Sebelum turun, Jaemin mampir ke kamar Haechan yang di sebelah kamar Renjun. Seperti biasa, kalau hari libur dan lagi kosong tugas, Haechan pasti sengaja tidak tidur dari kemarinnya dan milih buat main game tanpa henti.
Jaemin berdiri dan menyenderkan diri di pintu Haechan yang terbuka, ia mengetuk pintu tiga kali sambil memperhatikan Haechan, sedangkan Haechan sendiri tengah fokus masang muka serius dengan kedua matanya yang memperhatikan tiga layar komputernya bergantian sambil memaju-majukan bibirnya.
Haechan yang lagi pakai headphone pastinya tidak begitu mendengarnya, tapi harusnya tetap terdengar walau sedikit. Karena Haechan tidak bisa memasang volume suara dengan besar, kalau besar-besar nanti suara dia ikut besar dan berujung mengganggu Renjun yang lagi serius mengerjakan tugas.
"Gue ga mau cari mati." Katanya.
Gitu-gitu Haechan juga trauma di lempari Renjun pakai vas yang gagal di cat gara-gara Haechan nyalain lagu Red Velvet yang Dumb Dumb pake speaker dan volumenya full saat Renjun lagi nugas, mana sambil joget-joget pula.
Jaemin ngetuk pintu lagi dan pura-pura batuk.
Haechan ngelepas sebelah headphone nya dan hanya melirik sesaat.
"Apa?"
"Kapan terakhir kali lo makan?"
Haechan menggerakan matanya ke kanan, kiri, atas, bawah, dia berfikier keras untuk pertanyaan simple itu.
"Kapan ya?"
Jaemin menghela nafas.
"Nasi goreng?"
Haechan ngangguk-ngangguk mirip anak anjing yang imut.
"Tambahin ayam!"
Kamar Haechan-Renjun itu ada di lantai atas sedangkan kamar Jaemin ada di bawah, di samping dapur. Dia sengaja milih di bawah karena deket sama dapur, jadi kalau dia lagi pengen masak-masak atau nyemil jadi deket.
Tataan letak unit apartement mereka tidak lah sulit. Memasuki unit, terdapat lorong kaca yang bisa di geser karena berisikan sepatu-sepatu ketiga manusia yang hidup disana. Setelah itu belok mengikuti jalan, lalu kalian bisa langsung melihat sofa bewarna abu-abu berbertuk huruf L di atas karpet berbulu halus yang mengarah ke arah jendela, satu coffe table bewarna putih di hadapannya, tiga beans chair bewarna senada di sekelilingnya dan sebuah TV berukuran 85' inch.
KAMU SEDANG MEMBACA
penghuni sebelah
Fanfiction- hanya ada 2 unit di lantai 11 apartement elite itu - : dan ini adalah keseharian dari para penghuninya :