••••••
Hari Minggu ini harusnya jadi hari Minggu yang seru untuk Jaemin seperti mengganggu Renjun, di jahili Haechan, shopping bersama atau mungkin ke taman bermain dengan mereka. Tapi, lagi-lagi Renjun dan Haechan meninggalkannya sendiri. Renjun yang katanya akan kencan lagi minggu depan, malah sudah di jemput Jeno subuh tadi dengan alasan ingin olahraga bersama dan Haechan masih tertidur seperti kerbau di kamarnya karena mabuk semalam.
Jadi di sini lah Jaemin, duduk di meja makan sendirian sambil meminum kopinya. Jaemin memang suka sendirian, tapi tidak sendirian seperti ini juga! Jaemin ingin setidaknya, ada seseorang yang bisa ia ajak bicara.
Ka Lucas? Dia belum pulang dari hari itu.
Ka Mark? Tidak ada kabar pula dari pemuda Canada itu entah sejak kapan, Jaemin lupa. Kemarin-kemarin Jaemin sibuk kuliah dan praktek. Juga, Mark itu selalu sibuk, lagi pula ia seorang komposer musik jadi ya tak salah jika Mark sibuk.
"Semuanya ninggalin gue sendiri." Gumam Jaemin kesal, lalu mulai melamun sambil menatapi asap yang keluar dari kopinya.
Lamunan Jaemin buyar ketika ia mendengar suara bel yang berbunyi berkali-kali. Jaemin menghela napas sebal, pas sekali orangnya langsung datang.
Jaemin membukakan pintu dan menatap malas pada laki-laki di hadapannya yang sudah dapat di pastikan tersenyum kepadanya dengan lesung pipi yang khas.
"Hai?"
"Temenin gue cari sarapan!" Seperti biasa Jaemin akan membukakan pintu untuk Mark dan mempersilahkan Mark untuk masuk tanpa berkata apa-apa lagi.
"No no no! Kali ini gue beneran pengen makan di luar. Mau cari bubur, Luke sakit, gue juga pengen makan bubur sih." Jaemin mengerutkan alisnya.
"Ka Lucas udah pulang? Kapan?"
"Eh? Lo tau dia ga pulang-pulang?"
Jaemin mengangguk dan segera masuk ke dalam untuk mengambil dompet dan handphone nya, meninggalkan Mark sendiri di depan pintu dengan beragam pertanyaan yang melayang di otaknya.
"Jaemin sering ketemuan sama Luke?" Tanya Mark pada udara.
Kini Jaemin sudah berjalan bersama Mark mencari bubur untuk Lucas yang sedang sakit, katanya. Namun, selama di perjalanan Mark tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya bisa terdiam dan mengikuti kemana langkah Jaemin pergi. Sedangkan Jaemin sendiri sibuk menelfon Lucas dan menanyakan kabar pemuda kelebihan kalsium itu.
"Kaka yakin gapapa? Ada obat sakit kepala atau apa gitu di rumah? Ga ada? Yaudah, gue beliin ya sekalian. Gapapa, santai aja Ka. Yaa... dah..." Mark menatap hanphone yang sedari tadi Jaemin gengam dengan kesal. Ia sangat berharap bahwa dirinya adalah seorang Superman dan ia bisa meleser handphone itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
penghuni sebelah
Fanfiction- hanya ada 2 unit di lantai 11 apartement elite itu - : dan ini adalah keseharian dari para penghuninya :