☘︎《 PART : 04 》☘︎

3.4K 477 28
                                    

*jika ada typo tolong tandain dengan komentar*

*
*
*



        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        

Pintu kafe terbuka dan datanglah Arbi, Anwar dan Rangga. Dibelakangnya ada Erwin, Fania, Viona, Mey dan Neta. Setelah berjam-jam Maudi bekerja, kini jam sudah menunjukan jam delapan malam. Kafe pun sudah lumayan sepi hanya ada beberapa orang yang masih duduk menongkrong. Malam ini kafe tutup lebih awal, Pegawai sudah mulai membereskan dan pelanggan pun sudah mulai pergi.

Awalnya Maudi tidak ingin ketiga sahabatnya tau kalau dia bekerja di kafe punya Rangga. Dosennya dulu di kampus. Tapi, mau di sembunyikan juga pasti bakalan tetap ketahuan. Rangga pasti bicara pada semua teman-temannya, dimana Arbi pasti tau dan memberitahukan ke Viona.

Rangga masuk ke area kasir membuat Maudi dan Naomi menoleh.
"Maudi, kamu nanti bawa kunci kafe aja, ya? Jadi pegawai yang lain bisa pulang sekarang, bagaimana?" Tanya Rangga membuat Maudi mengangguk.

"O-oke Pak," Ucap Maudi.

Rangga mengangguk lalu pergi bergabung kembali dengan yang lain setelah membicarakan itu pada Maudi.

"Ya sudah gue duluan ya Di," ucap Naomi. Maudi mengangguk sambil tersenyum.

"Gue duluan ya Di, besok awas kalau telat! Lo yang bawa kunci soalnya." Ucap Nunu mengingatkannya.

"Iya, bawel banget lo berdua." ucap Maudi.

Mereka bertiga pun keluar dari kafe setelah bersalaman dengannya. Sementara Maudi langsung bergabung di meja Viona. Meja itu di bagi dua, yang satu khusus perempuan dan yang satu khusus lelaki. Maudi duduk di tengah Mey dan Viona. Anak Viona, tertidur di stroller bayi, sedangkan saudara kembarnya berada di gendongan Arbi. Maudi senang akhirnya bisa berkumpul seperti ini dengan ketiga temannya lagi. Bahkan baru kali ini juga ia merasakan berkumpul bareng dengan istri dosen -Fania-.

Sementara di meja para suami, mereka duduk sambil mengobrol santai. Arbi sesekali menyamankan posisi anaknya di pangkuannya. Viona itu melahirkan anak laki-laki kembar. Saat datang ke kafe, Agam langsung meminta Arbi untuk menggendongnya. Sementara saudara kembarnya, Agan, tertidur di dalam stroller bayi.

Erwin yang duduk di samping Arbi tersenyum meliriknya. Tangannya terulur memainkan tangan bocah mugil itu, tapi Agam malah mengulum tangannya karena disangka makanan. "Aku lihat, kamu berubah banyak sekarang semenjak menikah dan punya anak, ya, Bi." Ucap Erwin.

Arbi yang mendengar itu tersenyum kecil. "Iya, aku juga ngerasain itu Bang. Semenjak menikah dan punya anak, aku jadi lebih fokus ke mereka bertiga." Ucap Arbi melirik Viona yang sedang mengobrol sambil tertawa.

"Viona benar-benar bikin dunia kamu jungkir balik ya, Bi?" Tanya Erwin lagi.

"Hm.. iya." Jawabnya tersenyum kecil.

Kafe & Kisahnya - [ Repots ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang