☘︎《 PART : 11 》☘︎

3.1K 473 37
                                    

*Jika ada Typo tolong tandai dengan komentar*



*
*
*


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Pak Rangga, aku akan gantiin bapak di kelas. Tenang, aku ingat kok pembahasannya. Kalau Bapak bangun, jangan lupa makan bubur yang sudah aku siapkan. Oh iya, jangan lupa makan obatnya juga lalu istirahat lagi.
Kata Dokter Beni jangan dulu kerja, harus istirahat. Dengerin tuh!

By : Asdos Maudi"

Setelah sampai di kampus, Maudi berjalan menatap sekitarnya. Sebelum pergi ke kampus, Maudi sudah mengirim chat pada Rangga. Semoga lelaki itu membacanya. Maudi membuka ruangan Rangga, beruntung ia mempunyai kunci cadangannya.

Berasa jadi Dosen beneran gue, ucap batin Maudi.

Menjadi seorang asisten dosen adalah tanggung jawab yang besar. Karena di tugaskan untuk mengajari dan membimbing mahasiswa, serta membantu dosen yang di dampingi dalam setiap pertemuan kuliah. Namun sekarang Maudi harus datang menggantikan Rangga yang sedang sakit. Ia melihat sudah jam sembilan waktunya kelas di mulai.

Maudi berjalan masuk ke dalam kelas yang sudah di penuhi oleh mahasiswa yang datang. Bibir Maudi tersenyum saat sapaan mereka menyambutnya. "Pagi semuanya," ucap Maudi. Meskipun baru dua kali mengajar, tapi merasa sudah lama mengajar baginya.

"Loh? Miss? Pak Rangga, mana?" Tanya Nana menanyakan keberadaan Rangga.

"Pak Rangga nggak datang ya, Miss?" Tanya Hina.

"Pak Rangga telat kali," ucap Chandra.

"Mana mungkin telat, dosen disini itu nggak ada kata telat di kamusnya." Ucap Jerry.

Maudi yang melihat anak didik Rangga yang menanyakan keberadaan Dosennya itu tersenyum. Maudi membuka buku absen yang biasa Rangga lakukan saat pertama masuk kelas. "Maaf, Pak Rangga tidak bisa datang hari ini." Ucap Maudi membuat semuanya terkejut mendengarnya.

"Hah? Kenapa Miss?" Tanya Wenda.

"Kenapa nggak bisa datang Miss?" Tanya Jona.

"Alhamdulillah, otak gue istirahat sehari." Celetukan Haikal.

"Akhirnya bisa istirahatin otak," ucap Marvel.

Maudi yang mendengar itu hanya tertawa pelan sambil menggelengkan kepala. Apa jadinya kalau Maudi mengadukan ucapan-ucapan mereka pada Rangga, ya? Ia kembali membuka buku absen.

Kafe & Kisahnya - [ Repots ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang