☘︎《 PART : 07 》☘︎

3K 428 59
                                    

*jika ada typo tolong tandai dengan komentar*




*
*
*



***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini, Rangga menghabiskan waktunya di kafe untuk memeriksa laporan kafe. Sehari libur mengajar, dia habiskan di kafe bukannya istirahatin badan. Cuaca malam ini sangat dingin, membuatnya ingin cepat-cepat sampai di apartemen. Rangga yang sudah mengunci pintu belakang kafe dan akan berjalan ke arah mobilnya terdiam saat melihat Maudi yang masih berdiri di depan kafe dengan tidak tenang. Ada apa dengan perempuan itu?

"Maudi?" Panggil Rangga.

Maudi berbalik dan terkejut saat pundaknya di sentuh. Rangga terdiam menatap wajah Maudi yang ternyata sedang menangis. "Kamu kenapa?" Tanya Rangga pelan.

"Ak-aku, Pak, tolong... bisa antar aku ke rumah sakit?" Tanya Maudi dengan suara bergetar. "Tolong... ak-aku harus ketemu Ibu sekarang," ucapnya lagi sambil terisak.

Rangga terdiam mendengarnya, ditambah Maudi menggenggam tangannya dengan erat. Maudi terisak pelan dan hampir akan terduduk membuat Rangga menahan tubuhnya.

"Aku mohon Pak.." mintanya lagi dengan suara pelan.

Rangga menyuruh Maudi untuk menunggunya. Rangga segera mengambil mobil dengan cepat. Setelah itu, Rangga menyuruh Maudi masuk ke dalam mobil setelah ada di depannya. Rangga melajukan mobilnya ke rumah sakit, jatungnya pun ikut berdebar karena melihat Maudi. Rangga melirik Maudi yang beberapa kali menghapus air matanya sambil melihat ke arah jendela.

"Tenang dan berdoa," ucap Rangga. Sebelah tangannya mengusap tangan Maudi untuk menenangkannya.

Maudi menoleh air matanya mengalir, membuat Rangga tanpa sadar menghapusnya dengan ibu jarinya. Maudi menundukkan kepala, tanpa sadar ia balik menggenggam tangan Rangga. Rangga mencoba untuk fokus ke jalan, apalagi genggaman tangan Maudi semakin erat membuat konsentrasinya terbagi dua.


*
*
*

Mobil Rangga sudah sampai di parkiran rumah sakit. Mereka berdua keluar mobil dan segera masuk untuk ke ruangan Nia. Maudi berlari keluar saat pintu lift terbuka. Jantung Maudi  berdebar saat menatap Mahdi yang duduk menangis sedang di tenangkan Dava. Maudi segera mendekati mereka berdua. "Teh Maudi!" ucap Mahdi langsung berdiri lalu memeluk Maudi.

Maudi membalas pelukan Mahdi yang sudah menangis. "Ba-bagaimana keadaan Ibu?" Tanya Maudi ke arah Dava yang kini berdiri di depannya.

Kafe & Kisahnya - [ Repots ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang