☘︎《 BAB : 05 》☘︎

3K 444 32
                                    

*kalau ada typo tandain dengan komentar*


*
*
*



***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Maudi berjalan masuk ke area kampus, ia menatap sekelilingnya. Sudah lama ia tidak datang ke kampus lagi semenjak lulus. Maudi masih mengingat dimana posisi ruangan dosen, ruang kelasnya, kamar mandi, aula utama kampus fakultas dan kantin fakultasnya. Bibir Maudi tersenyum selama ia berjalan.

Maudi menoleh ke tangannya saat ia mengingat harus memberikan buku Rangga. Sekarang ia bingung harus mencari lelaki itu kemana. Maudi mendengus terpaksa harus mencari sendiri. Maudi berjalan di lorong fakultas ekonomi, ia celingak-celinguk seperti anak hilang sekarang. Maudi tidak mau salah, ia menanyakan ke salah satu anak fakultas sini.

"Maaf, mau nanya? Ka-kalau, Pak Rangga sekarang ada dimana, ya?" Ucap Maudi mencegat dua orang perempuan di depannya.

"Pak Rangga?" Tanya perempuan yang ditanya Maudi.

"Iya, ap—apa kamu tau dimana?" Tanya Maudi sedikit gugup karena perempuan itu menatapnya sinis.

"Dia sedang mengajar di lantai empat, di bagian kiri ruangan nomor tiga." Ucapnya.

Maudi mengangguk dan berterimakasih, segera ia pergi naik ke lift dan menekan lantai empat. Maudi keluar dari lift setelah sampai. Ia berjalan menatap ruangan yang di maksud perempuan tadi. Benar saja, Maudi menatap Rangga di jendela Rangga fokus sedang menjelaskan di depan kelas. Maudi ragu apa ia harus mengganggunya atau menunggunya. Tapi pasti buku di tangannya penting bagi Rangga. Maudi merapihkan penampilan dan rambutnya, ia menghela napas. Maudi harus memberikan bukunya.

Tok

Tok

Tok

Maudi berdiri di depan pintu setelah mengetuk pintu. Tidak lama pintu terbuka. Maudi mengerjap menatap Rangga di depannya. Kemeja hitam yang rapih masuk ke dalam celananya, lengan kemeja di gulung sampai siku, juga rambut yang disisir rapih. Kenapa Rangga terlihat sangat tampan dan sexy sekarang?

Tangga menatap Maudi dengan dahi berkerut. "Lama banget. Saya nggak jadi ulangan, gara-gara kamu." Ucap Rangga.


Maudi yang mendengar itu langsung mendelik. "Yang penting, sekarang bukunya sudah ada di tangan Bapak. Kalau gitu, saya permisi mau kembali ke kafe." Ucap Maudi berbalik dan berjalan sambil menghentakkan sepatunya.


"Maudi!"

Langkah Maudi berhenti dan menoleh. "Apa?" Tanya Maudi malas.

Kafe & Kisahnya - [ Repots ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang