*jika ada typo tolong tandai dengan komentar*
*
*
*
Rangga menutup bukunya setelah selesai mengajar. Saat kali pertama masuk kelas lagi setelah badanya membaik, banyak sekali yang menanyakan keadaannya. Mereka terang-terangan bilang khawatir padanya. Rangga tersenyum dan berterimakasih. Rangga melihat Maudi yang keluar ruangan lebih dulu, membuatnya mengambil bukunya dan segera menyusul.
Rangga menutup pintu ruangannya membuat Maudi terkejut saat menyimpan map-map di meja. Ia menatap Rangga yang masih berdiri di depan pintu. Maudi mengambil tasnya karena tugasnya sudah selesai, dia akan ke kafe. "Ja-Jam kerja aku disini sudah selesai, kan, Pak? Kalau gitu, aku mau pergi ke kafe sekarang." Ucap Maudi.
"Maudi Sa—"
"Permisi Pak, boleh saya keluar?" Tanya Maudi memotong ucapan Rangga.
"Maudi—"
"Em, bukannya Bapak ada janji sama teman-teman Bapak?" Tanya Maudi kembali. Dia belum siap jika Rangga membahas kejadian itu.
Rangga menghela napas melihat Maudi yang terus memotong ucapannya.
"Pak, ak—"
"Mau sampai kapan kamu menghindar dari saya?"
Kali ini ucapan Maudi yang terpotong oleh Rangga. Maudi terdiam mengatupkan bibirnya saat Rangga menatapnya tajam.
"Eng-enggak kok, aku cuman buru-buru mau ke kafe. Tadi, Aom chat kalau kafe lagi rame Pak," ucap Maudi mengalihkan kenyataan itu.
Rangga menggeleng melihat Maudi yang menjawab terbata seperti itu. Padahal Maudi benar-benar sedang menghindarinya beberapa hari ini. Emang setelah kejadian tidak sengaja itu, Maudi menghindarinya. Dan ini sudah mau hampir seminggu. Maudi selalu menghindar tidak mau berbicara dengan Rangga jika sedang mengajar.
"Aku serius Pak, kasian Aom disana." Ucap Maudi mencoba untuk memyakinkan Rangga.
Rangga menyipitkan mata menatap Maudi. "Maudi, kamu pikir saya percaya sama omongan kamu?"
Maudi mengerucutkan bibirnya. "Aku serius Pak, masa nggak percaya sih?" Ucap Maudi lagi.
"Saya nggak percaya sama kamu."
"Harusnya Bapak perca—"
Dddrrrttt
Dddrrrttt
KAMU SEDANG MEMBACA
Kafe & Kisahnya - [ Repots ]
Novela Juvenil[Dosen Series-3] . Rangga Iki Arfahmi. Lelaki berumur tiga puluh lima tahun masih sendiri alias lajang. Tanpa pendamping atau seseorang yang disebut kekasih. Karena kedua orang tuanya khawatir dan ingin Rangga cepat-cepat menikah, menyebabkan diriny...