04

8 2 0
                                    

Naladhipa Restuning Spica(Caca)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naladhipa Restuning Spica
(Caca)

***
Aku tak perlu kata-kata untuk tau apa yang sedang kamu rasakan

***
Di part ini bakal ada sudut pandang dari author dan sudut pandang dari caca, jadi jangan bingung.

***

Pemotretan hari ini berjalan dengan sangat lancar. Entah mengapa, setelah bertemu dengan Sirius mood Caca membaik.

Kak Gemma yang sudah lama menjadi fotografer pribadi Caca pun ikut menyadari perubahan positif itu.
"Tumben nih seneng banget. Pasti lagi jatuh cinta."

"Ngga kok kak, udah lama."

Kak Gemma tidak mau terlalu ikut campur urusan pribadi kliennya. Kalau kliennya tidak mau bercerita, ia tidak mau menanyai perihal yang lebih dalam lagi.

"Cowok itu bisa baper ngga sih kak? Kok gue tetep ngga percaya kalo cowok bisa baper. Masalahnya ya, dari dulu gue mikir kalo cowok selalu pake logika dan ngga pake hati. Jadi ngga bisa baper gitu."

Kak Gemma menaikkan salah satu alisnya sambil tersenyum. Ia tahu akar permasalahan yang menjadikan mood Caca membaik.

"Gini ca. Cowok itu juga manusia. Mereka juga bisa baper, tapi ngga kesembarang orang bapernya."

Caca mengernyitkan dahinya pertanda masih bingung dengan apa yang barusan dijelaskan kak Gemma. "Trus bapernya ke siapa? Kok bisa baper juga?"

"Kebanyakan cowok baper sama cewek yang dia suka."

"Berarti harus disukai dulu dong baru baper?"

"Dengerin dulu makanya. Mungkin awalnya cuma rasa peasaran aja. Tapi lama-lama cowok akan baper sama perlakuan cewek. Jadi ngga harus di sukai dulu. Tapi itu sih dari gue pribadi ya. Jangan disimpulkan semua cowok gitu."

Caca mengangguk kan kepalanya dan ber'oh' ria.

"Kak kalo gue cerita, lo mau degerin nggak?"

"Go ahead."

Pertama kali gue ketemu dia ketika hari pertama ospek SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama kali gue ketemu dia ketika hari pertama ospek SMA. Kita ada di satu gugus yang sama hingga akhirnya gue tau nama panggilannya.

Gue sama sekali ngga notice sama nama lengkap dia. Sampai akhirnya gue terheran-heran, siapa sih itu orang. Ternyata dia temen sekelas gue. Sebegitu nggak pedulinya gue terhadap apa yang nggak berpengaruh dalam hidup gue. Cuma pada saat waktu itu gue ngga peduli about him.

"Eh lo dapet X IPA 9 ya? Boleh gue bareng? Gue nggak tau tempatnya."

"Boleh."

Itu adalah percakapan pertama gue dengannya. Mungkin lo kira gue lagi sksd atau gimana gue ngga peduli kak. Gue cuma mau nyari kelas di mana dan malah ketemu dia yang emang sekelas sama gue.

Lagi-lagi gue nggak tau keberadaan dia selama di kelas. Sampe akhirnya gue nyadar ada dia ketika ospek hari terakhir. Emang gue gampang lupa sama wajah orang kalo nggak ngobrol lagi.

Hari terakhir ospek ada sekitar tujuh belas siswa yang ngga ada di barisan. Gue udah ngira mereka bakalan ada di belakang sekolah. Jadi gue izin ke kakak pembina di samping gue buat ke toilet. Padahal gue pergi nyari mereka.

"Anjirr, kita panas-panasan. Lo Lo pada malah asik ngerokok di sini?"

Gue bener-bener ngga kuat sama Asep rokok. Jadi habis ngomong, gue langsung pingsan. Thats why gue minta lo nggak ngerokok  selama ada gue di sini.

Dia. Cowok yang gue suka malah ngegendong gue ke UKS yang otomatis mereka bertujuh belas jadi ketahuan kalo ngumpet dan ngerokok di belakang sekolah. Gue heran banget kenapa he does it to me? Kenapa nggak ninggalin gue di sana aja. Padahal dengan ninggalin, mereka nggak akan ketahuan.

"Menurut kak gemma, dia suka sama gue juga ngga dari awal?" Sebenarnya gemma tipikal orang yang tidak suka mendengar jedaan cerita, berhubung Caca sudah dianggap sebagai adiknya sendiri, jadi ia harus menunda kekepoannya.

"Gue ngga bisa nyimpuin secepat itu. Mungkin kalo lo lanjutin cerita, gue bisa sedikit menyimpulkan."

"Mending makan dulu deh kak, gue laper banget."

"Yaudah deh. Ke kafe depan aja."

Baru kali ini Caca merasa sangat dekat dengan fotografernya. Apa karena moodnya yang baik ia jadi bisa berteman dengan siapa saja? Padahal biasanya ia sangat anti dengan orang yang tidak terlalu dekat dengannya walaupun mereka sering bertemu.

Pertemuannya dengan Sirius beberapa hari yang lalu nyatanya membawa dampak yang sangat positif dalam kehidupan Caca. Biasanya ia terpaksa tersenyum di depan kamera. Tapi kali ini, ia melakukannya dengan senang hati tanpa paksaan SMA sekali.

Caca juga sering marah ketika Zayn tidak bisa menemani pemotretannya, tapi kali ini ia sama sekali tidak membahas Zayn yang tidak menemaninya. Sebegitu hebatnya kah bintang paling terang itu di kehidupan Caca?

"Syukurlah lo bahagia sekarang. Gue jadi ikut bahagia liat lo bahagia."

***

Sebenernya apasih yang diomongin Caca dan Sirius? Kok bisa-bisanya mood Caca jadi gini.

Doain author bisa update setiap hari ya! Semoga bisa ketemu orang kaya Sirius yang buat mood jadi seneng terus jadi bisa update setiap hari.

Love, mikeyythe♥️

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang