1. Awal Mula

1.5K 27 0
                                    


PAST

"Dan, nanti malem lo ikut nonton Glory Festival sama Erisa, Hika, sama Abrar?"

Glory Festival adalah pentas seni dari salah satu SMA ternama di Jakarta.

"Gatau. Ikut kayaknya, kenapa emang?" tanya Ardan.

Saat ini Bimo baru saja sampai di rumah Ardan untuk mengerjakan tugas kelompok.

"Ya gapapa sih. Lagi mager aja gue."

"Dih, tumben. Mau tobat lo?" jawab Ardan dengan nada bicara yang terdengar sewot. Bagaimana tidak? Ini adalah tugas kelompok mereka, namun sedari tadi Bimo hanya berleha leha di sofa sambil memainkan gitar milik Ardan. Sebenarnya mereka bertiga dengan Erisa, namun Erisa telah mengerjakan bagiannya, kini adalah bagian Ardan dan Bimo untuk membuat bel listrik sederhana untuk tugas kelompok mata pelajaran Fisika.

"Tobat tobat.. emang gue penjahat?!" celetuk Bimo.

"Bim, jangan banyak bacot dulu dah. Ini kerjain nih bel listrik sialan. Ribet banget nyambungin kabelnya." gerutu Ardan.

"Liatnya aja gue udah males. Gue yang finishing aja deh nanti." tawar Bimo.

"Ah bullshit. Ujung ujungnya paling gue sama Erisa" seru Ardan.

"Hehehe. Tenang nanti gue bantuin pas presentasi." ujar Bimo.

"Btw, Erisa punya temen di SMA Glory kan ya?"

"Hmm." gumam Ardan, mengiyakan.

"Yaudah deh gue ikut."

"YE DASAR BUAYA! Gabisa liat cewe nganggur dikit, bisa-bisanya lo!" maki Ardan pada Bimo.

Bimo dan Ardan telah berteman dekat sejak mereka duduk di bangku SMP, bahkan sampai saat ini mereka satu sekolah, satu kelas dan lagi-lagi menjadi chairmate.

Bimo berasal dari basis alias barisan eksis sejak di SMP, bahkan sampai saat ini. Dan Ardan yang biasa biasa saja namun tetap dikenal banyak orang, mereka memiliki segudang perbedaan.

"Kayak gatau gue aja lo."

"Tau. Predator kelas teri." ledek Ardan.

Lalu Bimo melempar bantal kecil di sofa ke arah Ardan, "Ye bangsat! Kerjain itu bel listrik sialan."

Kemudian ponsel Ardan berdering, ada panggilan masuk.

"Eh, Erisa telepon nih." Bimo menyodorkan ponsel tersebut pada Ardan.

"Angkat lah. Ga liat ini gue lagi ribet?" perintah Ardan.

"Halo? Kenapa, Sa? Ardan lagi bikin ituan bel nya." sapa Bimo pada Erisa.

"Lo dimana? Jadi kesini apa enggak?" tanya Erisa di ujung sana.

"Bel nya belum selesai, Sa. Kayaknya gue sama Ardan gajadi deh." jawab Bimo.

"Oh gitu? Yaudah kalau lo berdua mau ngerjain. Si Abrar kebetulan juga gabisa, yaudah gue berdua aja sama Hika." kata Erisa.

Mantra CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang