15. Diam-Diam Cemburu

187 10 0
                                    

"Mas, lo udah kasih tau Kak Dira?"

"Udah."

Ardi yang tadinya sedang sibuk memainkan ponselnya terkejut, "HAH?! Terus dia gimana?"

"Gakdeng. Ngapain juga bilang-bilang? Biarin dia selesain urusan keluarganya." ujar Ardan.

"Oalah gue kira bilang beneran. Buset gokil juga ye, ampe di samperin beneran loh." celetuk Ardi.

"Ye bacot. Mana ada nyamperin? Kita aja kesana gara-gara si Kai tunangan." elak Ardan.

"Tapi sekarang kan lo sama dia udah ada di satu negara lagi, satu kota malah haha." ledek Ardi.

"Anjir, baru juga 3 hari dia di India, lagian juga bakalan balik lagi. Bahasa lo kesannya gue sama Andira terpisahkan oleh negara selama bertahun-tahun. Ftv lo."

Yap, Dan disinilah mereka sekarang, di Kota Mumbai, India. Tepatnya di Juhu. Mereka baru saja mendarat di Bandara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj, Mumbai.

Ardan dan keluarganya, kecuali Ardial, pergi ke India untuk menghadiri acara pertunangan saudara sepupu Ardan, Kaianna.

Pertunangan Kaianna akan digelar secara berturut-turut selama kurang lebih 3 hari. Tentunya dengan menggunakan adat India dicampur sedikit aksen dari Barat.

"Ribut aja berdua! Gak di rumah, gak di tempat umum. Nih makan dulu rotinya."

Ardilla menghampiri kedua anaknya sambil membawa roti khas bandara yang masih hangat dan aromanya pun tak kalah khas.

"Papa mana?" tanya Ardi.

"Itu masih antri beli kopi." jawab Ardilla.

"Ini kita lagi nunggu dijemput apa gimana, Ma?" tanya Ardi.

"Iya, sama driver nya Om Raj. Makan dulu rotinya sambil nunggu jemputan dateng." jawab Ardilla.

"Ma, Kai beneran mau tunangan?" tanya Ardan, iseng.

"Ya Allah... nanya mulu kamu nih. Ya iya beneran dong, nak. Kalau bohongan masa kita sampe jauh-jauh pergi kesini?"

"Hehehe."

"Kenapa? Kamu mau tunangan juga?" celetuk sang mama.

"HAHAHAHA." Ardi tertawa dengan puas.

"Puas banget dek ketawanya?" sindir Ardan.

"Kenapa sih? Emang udah pas lah kalau 23 tahun tunangan. Mama aja dulu nikah sama Papa umurnya masih 22." ujar Ardilla.

"Iya itu umur mama, umur papa berapa cobaaa?"

"30 tahun sih.."

"Yaiyaa kan! Masih lamaa, papa aja nikahnya umur segitu. Mas Iyal juga udah umur 28 belum nikah-nikah. Santuy aja Ibu Ardiantoo.." jawab Ardan enteng.

"Ngawur ini bocah! Papamu sama masmu kan Perwira TNI, yo wajar to nikahnya bisa segitu umurnya. Mana sempet nyari cewek, wong selalu dikirim tugas kesana kemari." ucap Ardilla panjang lebar lengkap dengan logat Jawa nya.

"Iyo iyo iyo ambo paham bundooo..." goda Ardan.

"Hih arek iki lho!" seru Ardilla.

Arti: Hih nih anak!

"Ada apa sih? Seru banget kayaknya." tanya Ardianto yang baru saja datang setelah antri beli kopi.

"Mas Ardan masa mau tunangan juga Pa, kayak Kai."

"Hah?!" Ardianto terkejut.

"Ga mungkin lah, Pa. Percaya aja sama adek." sahut Ardan santai.

"Emang si Kadir mu itu sudah mau diajak tunangan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantra CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang