18. Elementalis vs Sinner

187 7 0
                                    

Langsung aja yee

XD

Ruddy dengan cepat menyerang Beatrice dengan pedangnya

Beatrice menangkis dengan mudah menggunakan tongkat panjangnya

‘’Hanya segitu?’’ Tanya Beatrice

‘’Cih! Jangan sombong dulu!’’

Dentingan demi dentingan suara senjata terus berbunyi bagai lonceng

‘’Dia cepat, tapi tubuhnya kuat. Hm... dia itu tipe cepat atau tipe kuat?’’ Tanya Beatrice dalam batinnya

Mereka terus bertempur tanpa istirahat

Beatrice sudah mulai kelelahan begitu juga Ruddy

Hari semakin gelap karena hujan akan turun

Beatrice kali ini yang menyerang Ruddy dengan keras sehingga menyebabkan lengan Ruddy berdarah. Tapi Ruddy dengan cepat melempar sebuah botol berisi air.

‘’Ayolah~ hanya air? apa jangan-jangan kau mulai lelah?’’

‘’Kau juga, kau mulai melambat. lihat kakimu’’

Beatrice melirik kakinya dan ternyata kakinya membeku di tanah

‘’A-apa?!’’

‘’Kau lupa ya? Aku ini elemental!’’

‘’udara huh.... baiklah..tapi kau jangan meremehkan ku dulu!’’

Beatrice menyerang Ruddy dengan sihir bola api

Dengan tenang Ruddy menghindar dari serangan Beatrice

‘’Oi! Kakak!’’ tiba-tiba Ruddy teringat sesuatu

‘’Tahu tidak! Jika kau menghidari sebuah bola api, bola itu akan berbalik arah dan menyerangmu!’’

Dengan cepat Ruddy mengubah pedangnya menjadi sebuah pistol dan menembak bola api itu dengan senjatanya.

‘’Lumayan-lumayan’’

‘’Cih...kalau begini terus...bisa-bisa aku..’’

‘’Hah? Apa? Aku tidak dengar?’’ seru Beatrice pada Ruddy yang jauh di sana

‘’Tidak aku tidak berbicara apa-apa’’

‘’Lyn.... apa yang harus aku lakukan...‘’ Tanya batin Ruddy

‘’Lindungilah senyum orang yang kau sayangi, walau kau harus berkorban’’

Ruddy teringat kata-kata ayahnya saat ia masih muda

‘’Aku ingat...sekarang aku ingat’’

‘’Kelamaan’’ Beatrice memukul Ruddy sampai jauh dan terjatuh

‘’Kenapa? Apa kau berfikir kau akan menang? Atau sebaliknya? Ayolah menyerah saja’’

‘’Tidak akan!’’

Beatrice menyerang tiada henti sedangkan Ruddy menahan, memikirkan sebuah rencana

‘’Jika kemarin aku berlatih!....tidak jangan berfikir yang sudah lalu,sekarang ya sekarang!’’

Akhirnya Ruddy membuat ratusan bayangan, mereka menyerang tiada henti dari jauh menggunakan senjata penembak jarak jauh

‘’TEMBAK!!!’’ perintah Ruddy

Mereka terus menembak Beatrice, walau Beatrice kewalahan tapi tetap tidak ada tanda-tanda Beatrice akan kalah

‘’Hanya itu?! Baik! Aku balas! Обратный! ’’

Beatrice mengembalikan semua peluru dari Ruddy kembali kepadanya dengan kecepatan yang lebih tinggi sehingga membuat peluru itu berputar dengan cepat menuju Ruddy

‘’щит!’’

Ruddy membuat sebuah perisai transparent, semua bayangannya menghilang

‘’Perisai yang bagus, tapi apakah kau akan terus bersembunyi disana terus?’’

Perisai itu pun retak dan akhirnya Ruddy tertembak tepat di perutnya

‘’Kuh!!’’

‘’Jackpot~!’’

Ruddy mengeluarkan banyak darah dari lukanya

‘’Cih...aku tidak bisa menyembuhkan diri....’’

‘’Oh? Itu artinya kau akan mati’’

Beatrice berdiri di hadapan Ruddy

‘’Ada kalimat terakhir?’’

‘’Kenapa...kenapa kau ingin membunuh Luca...?’’

‘’Mudah, ia mirip Diana. Dan sekarang, kirimkan salamku pada Luis’’

Dengan sekali dorongan Beatrice menusuk tombaknya pada jantung Ruddy

Ruddy : mati di tempat perang dengan satu tombak terhunus tepat di jantung 

The Way I TakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang