1

10 0 0
                                    

Seorang lelaki berhoodie hitam itu berjalan gontai menyusuri gang-gang sempit dengan cahaya minim. Ditangan kirinya ia sudah menyiapkan pisau lipat untuk memulai aksinya malam ini. Sesampainya ia di penghujung gang, suasana jalan sudah mulai tampak sepi. Orang-orang yang berlalu lalang pun sudah mulai sedikit sampai matanya tertuju pada seorang perempuan yang baru keluar dari supermarket. Yah, perempuan muda itu sekarang menjadi target seorang psikopat bernama Abizar.

"Huah, akhirnya selesai belanja juga"ucap kirana setelah keluar dari supermarket dengan membawa beberapa kantong belanjaan ditangannya. Sebagai mahasiswi baru di kota orang, ia harus hidup mandiri dan serba hemat.

Kirana dewantari, begitulah nama yang disemat gadis berambut hitam semempai itu. Gadis itu kemudian membawa kantong belanjaannya tanpa kendaraan, karena apartement nya tidak jauh dari supermarket yang ia datangi. Baru saja ia berjalan beberapa meter dari toko, sayup-sayup ia mendengar suara jeritan seseorang.

"To..to..tolongg jangan.la..lagi" Perempuan muda itu tengah sekarat digelapnya gang sempit. Namun dibalik kegelapan gang tersebut, seseorang tersenyum sumringah dan menjilat pisau nya yang sudah berlumuran darah.

"Ah, suara jeritan mu itu membuat aku ingin menambah tusukan lagi.."

Abizar mendekati tubuh perempuan yang sudah tidak berdaya itu, sementara di ujung gang sana seseorang tengah menatapnya dengan tatapan takut tapi penasaran.

"HEI APAKAH DISITU ADA ORANG?"

Abizar terperanjak dengan suara tersebut, dan buru-buru menghabisi mangsanya dalam sekejap. Ia tidak peduli mayat perempuan itu tergeletak disana, toh jejaknya tidak akan berhasil ditemukan oleh polisi karena sisanya temannya yang akan mengurusnya. Tapi laki-laki itu penasaran, suara siapa yang mengganggu aktivitas nya itu?

Kirana akhirnya sampai di apartementnya dengan sedikit panik. Gadis itu parno karena sedari tadi mendengar jeritan-jeritan namun tidak nampak orang atau siapapun yang meresponnya tadi. apa jangan-jangan ada hantu lagi? hih, kirana jadi bergidik ngeri memikirkannya. Kirana langsung membereskan belanjaannya dan juga mengingat apakah besok ada jadwal kuliah pagi atau siang. Ia langsung merogoh saku nya dan mengetik sesuatu.

Kiranaa dewantari : Besok masuk jam berapa?

Ia mengirim pesan pada temannya, Devano yang juga teman satu SMA nya dulu. Hanya suatu kebetulan saja mereka bisa masuk satu jurusan yang lama, sastra indonesia. Dan juga di SMA mereka tidak terlalu akrab, jadi hitung-hitung kirana meng-akrabkan diri pada Devano.

Devano mahendra : SIANG, makanya pasang alarm kek

Kiranaa dewantari : Ya maaf pak, tau sendiri.

Devano mahendra : Besok lo ngambil kerja dimana? gue ada lowongan nih

Ah kirana hampir saja melupakan soal kerjaan partime nya untuk membantu ekonominya selama kuliah. Itu juga ia tabung sebagian kalau orang tuanya tidak punya uang atau telat mengirim uang kepadanya.

Kirana dewantari : Besok kita ketemu dulu deh obrolin itu

-----

Suara riuh para kaum hawa saat melihat Abizar baru saja keluar dari kelas. Ya, Abizar memang dikenal satu kampus karena ketampanan dan kekayaan keluarganya yang melimpah ruah. Namun karena itu juga, ia jadi malas dekat-dekat dengan perempuan di kampus karena mereka hanya memikirkan rupa dan harta serta mereka pasti akan takut jika tahu dirinya yang sesungguhnya.

Waduh mas bro abizar tumben banget datang ke markas Ucap Devan, salah satu teman Abizar yang juga satu geng dengan nya. Abizar menatap devan sebentar. Yang lain mana?

"Nathan sama Raja masih ada kelas bentar lagi juga kesini"Jawab devan yang lantas duduk disofa dan mematikkan korek api untuk menyalakan rokok. Abizar pun ikut duduk, namun pikirannya masih berkecamuk tentang suara perempuan tadi malam.

"Devann...., devann..."

Abizar terkejut mendengar suara itu kembali, namun ini benar-benar nyata dan dekat. Seorang perempuan masuk ke dalam markas tanpa izin memanggil nama Devan. Devan menoleh sebentar pada Abizar meminta izin untuk keluar, Abi pun hanya mengangguk dan pertanyaan yang ada dalam pikirannya sontak terbayar saat itu juga.

"Jadi kamu mau nawarin kerja dimana?" Tanya kirana pada devan yang saat ini mereka sedang di taman kampus.

"Café temen gue, tadi orangnya ada kok. Lo mau kenalan sekalian? dia jomblo loh" Kata devan menggoda, Kirana menggeleng pelan. Ia bukan tidak mau kerjaannya, hanya untuk berkenalan dengan seorang kaum adam bahkan kirana belum percaya diri walaupun sering sekali Devan memujinya cantik.

"Café nya dimana? nanti anter aja kesana ya?"

Devan mengangguk dan memukul puncak kepala gadis itu dengan pelan dan penuh kasih sayang, Jika saja gadis itu belum dimiliki devano sudah tertarik untuk memacari kirana tetapi ia kalah cepat dengan temannya yang sedikit tidak waras  yang sudah mengancamnya agar berjarak dengan gadis itu alias Abizar mengincar kirana sekarang.

AbizarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang