6

1 0 0
                                    

Kirana mengumpat sejadi-jadinya sepanjang jalan menuju kampus. Walaupun dalam hati, gadis itu merutuki kenapa abizar harus nyosor duluan? Apalagi setelah ciuman kilat itu, pipinya merah seperti kepiting rebus dan membuar abizar jadi gemas sendiri.

"kamu marah sama aku?" tanya abizar membuka suara.

"engga, cuma kesel" jawab kirana tanpa menoleh ke arah abizar. Pandangannya tak luput dari jalanan yang berada diluar.

"jangan kesel dong, nanti aku nyosor lagi, mau?"

Kirana lantas menoleh dan mencubit lengan laki-laki itu. "ish abizar mesum banget sih"

Abizar pura-pura meringis, padahal cubitan kirana tidak seberapa. Namun melihat ekspresi gadis itu kembali biasa, membuat hatinya menghangat kembali. Apalagi jika ia bisa membuat kirana tertawa, bisa-bisa ia kecanduan.

"abi, kok aku takut ya" tiba-tiba kirana bersua dengan nada sedih, membuat abizar memelankan mobilnya. Ia melirik ekspresi wajah kirana yang menjadi murung.

"takut kenapa? Kan ada aku" kata abi, ia menyambar tangan kirana yang tidak memegang apa-apa. Tangan gadis itu terasa dingin. Lalu ia memegang kening kirana, hangat.

"kamu demam kirana, kita pulang aja ya" ajak abi memutar mobilnya lagi. Kirana tidak bicara lagi, sejak tadi pandangan nya kosong dan tiba-tiba ia pun tak sadarkan diri.

-----

Terlihat abizar kini khawatir akan keadaan kirana yang belum siuman dari pingsan. Sepertinya gadis itu memikirkan sesuatu sampai terbangun dari tidurnya dan berakhir dengan demam seperti ini. Tapi, memikirkan apa? Itulah yang abizar tidak tahu.

"ugh....abii..." lenguh kirana saat ia mulai tersadar dari pingsan. Abizar berlari dari dapur hingga ke kamar kirana karena mendengar suara gadis nya.

"udah sadar? Sini minum dulu" abizar membantu kirana untuk duduk, dan menyodorkan segelas air hangat. Kirana tersenyum. "makasih bi, maaf ngerepotin"

Ah lagi-lagi senyuman kirana membuatnya terhipnotis. Abizar hanya mengangguk dan mengelus rambut kirana.

"kamu gak ngerepotin kok sayang, cepet sembuh" sebuah kecupan mendarat di kening nya.

Kirana seharusnya bersyukur jika abizar ada didekatnya. Mungkin ia akan kewalahan jika keadaannya sakit seperti sekarang. Kini laki-laki itu sedsng menyiapkan makanan untuknya. Terdengar suara berisik dari dapur yang menguatkan bahwa laki-laki itu sedsng mencoba memasak.

"abi, kamu masak?" tanya kirana yang keluar dari kamarnya. Abi menoleh sebentar, lalu tersenyum simpul. Sesekali ia mengelap peluh yang keluar dari keningnya karena kepanasan.

"kamu jangan banyak gerak dulu, duduk disofa sana" titah abizar. Kirana pun menurut saja, baru kali ini ia melihat pangeran es turun langsung ke dunia masak memasak.

Kirana terus memperhatikan bagaimana abizar memasak. Walaupun terkadang laki-laki itu tampak menghindar dari cipratan minyak yang membuat gadis itu terkekeh.

"kamu masak apa sih? Sampe rempong banget aku lihat?" tanya kirana pada abizar.

"rahasia dong, udah tunggu aja"

Abizar berusaha untuk membahagiakan gadis itu walaupun agak kesusahan. Tidak selincah ia membunuh orang. Tentu abizar akan melakukan apapun agar gadisnya tidak terluka dan bersusah payah belajar masak lewat youtube.

Abizar berjalan ke arah kirana sambil membawa nampan. Mata kirana begitu berbinar saat ia melihat nasi goreng didepan matanya saat ini. "maaf yah kalo kurang enak, nanti aku belajar lagi" kata abizar.

Kirana mengangguk pelan dan kemudian memakan hasil masakan kekasihnya itu.

"ini enak bi, cuma kurang garam dikit aja" kirana mengunyah seraya merasakan nasi goreng buatan abizar. Abizar tersenyum untuk itu, ia tidak tahu kalau laki-laki itu hanpir membuat dapur apartement nya kebakaran saat gadis itu tertidur demi sebuah nasi goreng.

Maaf ya kalo cerita nya pendek, gajelas, atau apa. Ini otakku aja imajinasinya mandet terus. Terima kasih

AbizarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang