3

5 0 0
                                    

Jangan lupa pencet bintang yaa
Maaf typo bertebaran dimana mana!!


Sepanjang jalan yang dilakukan kirana adalah merutuki nasib. Walaupun dibelakang ada abizar yang mengikutinya, ia tetap saja kesal dengan sikap egois laki-laki itu yang semena-mena dan seenaknya meng-hak milikkan dirinya sebagai kekasih. Ditambah, haters kirana akan semakin membludak karena gosip abizar dan dirinya sudah tersebar dimana-mana.

"kirana...." seseorang memanggil nama gadis itu hingga si empunya nama menoleh, bahkan abizar juga ikut menoleh, memastikan gadis nya tidak disentuh siapapun.

"ah devan, aku cari juga" kata kirana menghampiri devan. Gadis itu menganggap abizar tidak terlihat apa? Karena sedaritadi, laki-laki itu ada disampingnya dan sedang menahan rasa cemburunya.

Devan melirik abizar sesaat. "ngapain nyari aku lagi sih? Kamu tinggal interview aja nih sama cowok yang disebelah"

DEG!

Kirana menoleh, dan menatap abizar yang masih memasang wajah datar nya. "seriusan dia yang punya cafenya, dev?"

Devan terkekeh dan mengangguk. "kenapa? Takut kamu sama dia?"

Kirana menunduk, jika saja sejak awal devan bilang kalau cafe itu milik abizar mungkin ia akan berpikir dua kali. Abizar yang kini hanya diam mengikuti obrolan mereka tangannya mulai merangkul kirana, tentu saja selain meng-hak patenkan gadis itu miliknya, ia mau bikin devan cemburu. Sayangnya itu tidak berlaku.

"karna cowok kamu tajir, porotin aja sepuasnya" bisik devan yang kemudian di jitak kepalanya oleh abizar. "gausa dengerin omongan setan"

"kamu juga mirip setan ko, bi" celetuk kirana tanpa ngerem, ia langsung hening sesaat setelah ngomong begitu ke abizar.

Devan tertawa bukan main, ia menepuk pundak kawannya itu. "sabar-sabarin aja anak tk mah, bi"

Devan benar, abizar harus lebih tenang dan ekstra sabar memacari kirana. Dirasa setelah diskusi singkat itu, ketiganya berpisah, ralat devan diusir abizar karena menganggu acara kencan nya dengan kirana.

"abi kok ngikutin terus? Kirana kan mau pulang"

"aku yang anterin"

Kirana pun terpaksa mengiyakan karena abizar tidak suka dibantah dan ia juga bisa menghemat ongkos.

----

"abi mau mampir dulu engga?"

Abizar menggeleng, ia masih duduk diatas sepeda motornya. "aku langsung pulang aja ya. Nanti aku chat kamu" katanya seraya menyalakan mesinnya.

"oh yaudah, hati-hati abi" ucap kirana yang kemudian langsung masuk ke dalam apartement nya.

Kirana bahkan tidak tahu kalau sebenarnya abi satu apartement dengannya, saat gadis itu sudah mulai menghilang dari pandangannya abizar buru-buru memarkirkan motornya di tempat biasa dan mencari kamar kirana.

Kini kirana tengah rebahan diatas sofanya. Harinya benar-benar terasa buruk, apalagi saat seorang abizar mengakui dirinya menjadi kekasihnya. Beberapa pertanyaan pun muncul dipikirannya. Akankah abizar benar-benar mencintainya?

Tapi ia buru-buru menghapus pikiran tersebut dan tidak ingin terlarut dalam bujukan cinta setan nya abizar. Kirana beranjak, dan membuka kulkas. Sedari tadi ia baru sadar jika perutnya minta diisi. Abizar saja tidak peka, akhirnya kirana memasak sendiri.

Ting tung

Terdengar suara bel apartement nya yang di tekan. Kirana buru-buru mematikan kompor dan membuka pintu. Tapi matanya langsung melebar saat menyadari siapa yang datang berkunjung ke apartementnya.

"abizar? Bukannya tadi pulang?" tanya kirana polos. Abizar tidak menjawab nya.

"eh iya masuk dulu, aku baru beres masak" kata kirana mempersilahkan laki-laki itu masuk ke apartementnya.

Mata abizar mengedar, nuansa ruangan yang tidak begitu banyak barang juga minimalis. Lalu ia melirik ke arah Kirana yang mengikat rambutnya dan melanjutkan acara memasaknya.

"kamu masak apa?" tanya abizar yang sudah bersandar di dapur.

"pasta, kamu mau? Kebetulan aku masak banyak buat malem sekalian. Soalnya lagi banyak kebutuhan aku irit-iritin"

Abizar mengerti, ia sudah paham apa yang membuat gadisnya itu kekeuh mencari pekerjaan dan juga tentang kondisi ekonomi kirana yang tergolong mampu hanya saja tidak ingin menyusahkam kedua orang tuanya. Laki-laki itu berdecak kagum melihat kegigihan kirana untuk kuliah tidak main-main, seperti dirinya.

"nih, cobain ya. Maaf kalo agak asin atau rasanya aneh" kata kirana seraya menyuguhkan pasta buatannya. Abizar mengangguk lalu tersenyum simpul.

"makasih, sayang"

Pipi kirana lagi-lagi memerah karena ulah mulut si pangeran es itu. Keduanya begitu menikmati makan mereka, walaupun kirana takut sekali kalau rasanya tidak seenak makanan restoran.

"abi, gimana masakan aku?" tanya kirana ragu, ia melihat laki-laki itu telah menghabiskan makanan nya.

Abi mengelus pipi dan sudut bibir kirana yanf penuh saus pasta. "enak banget ko, kalo kamu mau besok kamu aja jadi chef direstoran aku"

------

Wajah kirana sumringah saat abizar membawanya ke cafe tempat ia bekerja nanti. Ia hanya posesif dikampus dan jika bersamanya saja, tidak dengan urusan pribadi kirana. Kecuali urusan itu berkaitan dengan nyawa, ataupun diri kirana, abizar akan turun tangan sendiri nantinya.

"abi ngizinin kirana kerja?" tanya gadis itu memastikan, bahwa pangeran es ini yang notabene adalah pacarnya sedang tidak demam.

Abizar mengangguk dan mengelus puncak kepala kirana. "abi gak mau ngekang kiran terlalu jauh. Cukup dikampus dan saat kita lagi berdua aja"

Ternyata abizar tidak seperti yang dipikirkan kirana selama ini. Walaupun abizar sedikit memaksanya menjadi kekasihnya, tapi ia akan menerimanya dengan ikhlas.

"abi..." panggil seseorang yang tidak lain ada ibunda nya abizar. Kirana dengan sopan mencium telapak tangan Sera.

"oh ini pacar kamu bi? Cantik sekali ya" puji sera saat melihat kirana. Kirana hanya tersipu mendengar pujian dari calon mertuanya.

"iya dong, pilihan abi gak muluk-muluk" ujar abizar merangkul kirana.

"jadi kamu mau kerja disini, nak kiran?" tanya sera kemudian, kirana mengangguk mantap.

"bu tolong awasin kiran ya, abi gamau dia kenapa-kenapa. Tapi masakan kiran enak loh bu" kata abizar lagi. Sera begitu mengerti mengapa putra bungsunya itu sangat menjaga gadisnya yang satu ini.

"tapi setahu ibu bukan nya kamu itu anaknya dewantari yang desainer itu ya?" tanya sera menatap kirana.

Kirana mengangguk, ibunya memang desainer ternama jadi tidak heran banyak yang mengenalinya sebagai anak desainer dari nama belakangnya. "iya, tapi kiran gak bisa nyusahin bunda disana tante"

"gausah panggil tante, panggil bunda aja"

Kirana jadi kikuk sendiri. "ah..eh iya jadi kirana mau mandiri aja kaya gini, bunda" jelas gadis itu.

"wah dewantari pasti bangga punya putri secantik dan semandiri kamu"

"Jangan lupa pacarnya abizar yang ganteng tujuh turunan dong, bu" sahut abizar ditengah obrolan itu. Kirana dan sera hanya tertawa mendengarnya.

AbizarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang