4

6 0 0
                                    

Disinilah kirana sekarang, lorong kampus dengan sedikit tergesa-gesa karena ia sudah hampir terlambat 15 menit. Alarm yang ia pasang lupa dinyalakan kembali semalam sehingga ia kebablasan tidur ditambah jadwal pagi.

Gadis itu berjinjit ketika ia sampai didepan kelas. Berharap dosen belum ada disana. Namun sayangnya, suasana kelasnya tampak hening yang  membuat kirana bingung. Ia pun buru-buru merogoh ponselnya.

Kirana dewantari : dev kok gaada kelas sih?

Devano mahendra : oh iya aku lupa ngasih tau, dosennya absen sekarang. Pasti kamu udah dikampus ya? Wkwk

Kirana menyumpah nyerapahi devan saat itu juga. Kini ia bingung mau kemana disaat jadwal kuliah selanjutnya masih tersisa 4 jam lagi.

Ting

Ponselnya berbunyi, ia duduk dipelataran kelas dan membuka ponselnya.

Abizar gandra : kamu dimana?

Kirana dewantari : dikampus, tapi dosennya malah gamasuk

Abizar gandra : tunggu disitu, jangan kemana mana.

Abizar yang sedari tadi memencet bel apartement kirana pun langsung bergegas ke kampus. Ia tidak akan membiarkan gadis itu sendirian atau bisa-bisa kirana dalam bahaya penggemarnya yang bar-bar.

--------

Dugaan abizar benar, kirana tidak ada didepan kelasnya. Kedua tangannya mengepal kuat. Sementara itu, kirana kini menjadi bulan-bulanan nya ditha dan kawan-kawan. Oh iya perkenalan, ditha prasmari. Perempuan populer di kampus akan kecantikannya dan juga hartanya. Jika membandingkan harta, dia tidak seberapa dengan harta yang di punya abizar. Oh satu lagi, ditha adalah perempuan yang bersikeras mendapatkan cinta abizar, padahal sudah beberapa kali laki-laki itu menolaknya bahkan didepan umum.

"mampus lo, gaakan ada yang bisa nolongin lo disini" ucap ditha tertawa diikuti teman-temannya.

Kondisi kirana saat ini cukup memprihatinkan, selain rambutnya yang diacak-acak juga ia di guyur air kotor dan membuat gadis itu hanya bisa terisak. Abizar, tolongin aku batinnya.

"belagu banget lo deketin abizar, denger ya cupu! Abizar itu cuma milik gue seorang" jelas ditha seraya menjambak rambut milik kirana.

"a...akhh...sakit..."

PLAK

Kirana ditampar berkali-kali oleh ditha hingga tamparan yang terakhir, tangannya sudah dicekal oleh seseorang.

"tampar gue kalo berani" ucap seseorang dibelakang ditha. Ditha tahu siapa pemilik suara dingin itu. Sepertinya ia akan bermasalah dengan abizar dan itu tidak akan ia biarkan begitu saja.

"lepasin gue, abi. Cewek ini ga bisa sama lo" ditha berusaha berontak dari cengkraman tangan abizar. Sementara kedua teman ditha sudah pergi entah kemana.

Abizar menyeret ditha ke suatu tempat yang ia sebut laboraturium miliknya. Sebenarnya itu gudang lama belakang gedung kampus yang tidak terpakai. Abizar menyuruh ditha untuk duduk dikursi lalu diikat.
Sementara kirana, ia sudah dibawa devan untuk pulang ke apartementnya dan mendapatkan ijin darinya.

"lo tadi apain kirana, hah?" tanya abizar dingin, seraya mencengkram kuat wajah ditha. Ditha terlihat sangat ketakutan, apalagi laki-laki itu membawanya ke tempat yang disebut-sebut sebagai ruang penyiksaan bagi orang-orang yang mengganggu dirinya.

"abi lepasin gue, gak gue apa-apain tuh bocah" ditha masih tidak mau mengaku, ia hanya terus berteriak dan bergeliat berusaha lepas.

Sebuah seringaian pun terpampang diwajah dingin abizar. "jadi, lo pilih bohong daripada ngaku sama gue?"

Abizar berbalik, ia membuka lemari yang berisikan peralatan tajam yang membuat mata ditha terbelalat kaget.  Ia tidak menyangka bahwa membully kirana bisa mengancam nyawanya juga sekarang.

"jadi, lo pilih. Bohong atau paha mulus lo gue ukir" kata abizar tenang seraya memainkan pisau kecilnya. Ditha terdiam, laki-laki dihadapannya saat ini benar-benar psikopat.


"diam? Lo pilih diam ya? Hmm, menarik..." abizar mendekat dan dengan cepat ia mengukir satu goresam di paha ditha hingga perempuan itu memekik kesakitan.


"aarghhh sakit...abi...."

"tapi lo pilih diem, artinya lo udah siap sama konsekuensi ya lo pilih kan, ditha?" abizar mengangkat satu alisnya dan bermain lagi dengan pisaunya

"arrghh....sa...skit...gu..gue.." pekik ditha sudah tidak tahan lagi.

Abizar menatap tajam ke arahnya. "lo mau ngaku sekarang, hah?"

"gu..gu..gue cuma guyur dia pake air" cicit ditha, matanya sudah hampir sembab ingin menangis menahan sakit yang dibuat abizar.

PLAK!!!

satu tamparan keras mendarat dipipinya. "terus yang gue lakuin ke lo itu engga?"

Ditha benar-benar dalam keadaan bimbang dan bahaya. Ia sudah tidak ingin kesakitan lagi tapi nyatanya abizar terus melakukan itu.

"a..argh..iyaa gue nampar kirana..aarkhh abi udah sakitt..." ditha pun mengakui kelakuannya sendiri karena tidak tahan. Senyuman  jahat pun terpampang jelas diwajah dingin abizar.

------

Kirana kini sedang berbaring di sofa sambil membayangkan apa yang terjadi dengan kakak tingkatnya tadi. Pikirannya mulai mengacau kemana-mana apalagi abizar belum pernah terlihat semarah tadi sampai menyeret ditha keluar dari toilet.

Ting

Kirana tersadarkan oleh suara ponselnya.

Abizar gandra : kamu di apartement?

Kirana dewantari : iya

Abizar gandra : sebentar lagi aku kesitu, kamu mau nitip sesuatu?

Kirana tampak memikirkan sesuatu yang sedang diinginkan. Kapan lagi ia punya pacar yang kaya nya tujuh turunan dan bisa nurutin ngidam makan nya tanpa mengganggu uang tabungan bukan?

Kirana dewantari : mau mcd dong

Abizar gantra : oke wait ya princess

Senyum kirana merekah saat membaca pesan terakhir dari abizar. Ternyata pangeran es itu bisa sweet juga ya?

AbizarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang